Seperti halnya bahasan seputar berat badan, masturbasi adalah salah satu topik yang juga selalu menarik untuk dibahas. Jika berat badan tak seimbang dihasilkan oleh pola makan yang terlalu banyak, maka mengonsumsi porno dan bermasturbasi terlampau sering juga bisa menyebabkan disfungsi ereksi yang serius.Â
SEKALIPUN ada studi yang mengungkapkan bahwa masturbasi dapat mencegah resiko hadirnya gangguan prostat pada pria paruh baya, namun frekuensi yang terlalu sering tetap tidak dianjurkan. Menurut para pakar medis profesional, masturbasi adalah satu jenis candu yang diakibatkan oleh media pornografi.
Hal tersebut berkaitan dengan sebuah survey yang pernah dilakukan pada 28.000 pria di Italia. Menurut hasil survey, didapatkan bahwa konsumsi film porno secara berlebihan sudah dimulai sejak usia 14 tahun dan kian dijadikan konsumsi harian di awal usia 20an.
"Saat orang menonton film porno, maka hormon dopamine (hormon rasa senang dan bahagia) akan bergejolak sangat hebat di dalam otak," ungkap Dr. Elizabeth Waterman, seorang psikologis di Morningside Recovery Center, Newport California.
"Semakin sering dilakukan, maka rangsangan yang tadinya sangat sensitif menjadi tidak sensitif. Sedangkan hubungan intim secara normal tak bisa menghasilkan dopamine yang sebegitu banyak untuk meningkatkan rangsangan seksual." Dengan kata lain, semakin banyak Anda mengonsumsi film porno, maka akan semakin haus hormon Anda untuk mencarinya.
Jika tren ini semakin berlanjut, maka pria yang kecanduan porno akan semakin sulit mengendalikan ereksinya. Tapi sayang, hal itu tidak berefek saat ia melakukan kontak seksual dengan pasangannya.
Tak heran memang jika film porno dapat menjadi salah satu penyebab disfungsi ereksi karena di balik setiap adegan erotisnya, banyak sekali efek samping biologis dan psikologis yang meracuni para penikmatnya.
"Pecandu porno dapat mengalami masalah kepercayaan diri yang sangat serius," Ujar Dr. Waterman. "Mereka mudah marah, susah tidur, frustasi, dan dihantui rasa was-was yang berlebihan, dan yang terakhir adalah, mereka akan kehilangan pasangannya."
Baca juga:Â Ejakulasi Dini Bisa Berpengaruh Buruk pada Hubungan Anda dan Pasangan
Menurut Dr. Waterman, tak ada angka pasti yang dapat mengukur Anda melakukan masturbasi terlalu sering atau tidak. Bahkan bermasurbasi setiap hari sepertinya bukanlah masalah, selama hal tersebut tidak dilakukan sebagai pelarian dari masalah pekerjaan Anda, kehidupan sosial Anda dan masalah kehidupan seks Anda, ketiga hal itulah yang harus diperhatikan.
Jika Anda merasa memiliki gangguan seperti ini, maka atasilah segera. Cara mengobatinya cukup mudah. Menurut David B. Samadi, MD, Chairman of the Urology Department and Chief of Robotic Surgery at Lenox Hill Hospital, New York City, "Kecanduan porno tidak bisa disembuhkan dengan obat-obatan, karena dalam hal ini yang rusak bukanlah penis, tapi justru otak si penderita."
Untuk itu, langkah pertama yang harus dilakukan adalah berhenti menonton film porno dan yang kedua, lawanlah keinginan untuk bermasturbasi sekuat mungkin. Jika Anda berhasil menerapkan dua hal tersebut selama 6-12 minggu, maka otak Anda akan kembali memantulkan kesensitifan hormon dopamine seperti semula (setiap orang memiliki waktu pemulihan yang sangat bervariasi).
"Beberapa orang memiliki otak yang mampu meraih homeostasis (standar equilibrium dalam psikologi) sangat cepat," ujar Dr. Waterman. "Karena hanya waktu yang dapat menentukan proses homeostasis pada otak."
Di masa pemulihan, biasanya libido masih bisa dikontrol, hingga beberapa minggu tergantung seberapa hebat kadar kecanduannya. Tapi Dr. Waterman meyakinkan bahwa efek awal tersebut dapat dihadapi dengan mudah. Dia menyarankan bahwa kunci saat pemulihan dilakukan adalah diri Anda sendiri, Anda harus yakin bahwa apa yang Anda lakukan saat ini adalah proses untuk menjadikan Anda pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.
Baca juga:Â Benarkah Sering Masturbasi Bisa Sebabkan Ejakulasi Dini?