Sebagian ilmuwan percaya bahwa Viagra dapat menyembuhkan tak hanya disfungsi ereksi, tapi juga demensia. Semua berawal dari sebuah penelitian yang melihat reaksi melebarnya pembuluh darah, saat obat bernama Tadalfil - sejenis obat kuat pria - dikonsumsi. Terlihat reaksinya cukup positif pada pembuluh darah otak, yang tak lain adalah sumber utama penyebab demensia.
PEMBULUH demensia adalah penyebab kedua demensia yang umumnya paling banyak terjadi, seperti halnya 110.000 kasus demensia yang ditemukan di UK. Penyebab gangguan ini adalah menyempitnya aliran darah ke otak, sehingga mengganggu kinerja otak untuk memproses memori.
Istilah lain dari gangguan ini dikenal juga dengan istilah penyempitan pembuluh darah - gejala ini ditandai dengan menebalnya dinding arteri sehingga menghambat aliran pertukaran darah yang dibutuhkan otak. Dampak terburuk dari fase ini adalah ketidakmampuan otak untuk mengingat memori yang sudah terekam sebelumnya. Kerusakan ini dapat meningkat setiap tahun, terutama pada otak manula yang sudah menginjak usia antara 50-70 tahun.
Para peneliti berharap Tadalfil dapat mencegah hal tersebut, sehingga aliran darah ke pembuluh demensia dapat kembali berjalan lancar. Seperti yang sudah kita ketahui, demensia adalah suatu gejala yang akan menurunkan memori, menggangu kemampuan berpikir, berprilaku dan beraktivitas. Dunia mencatat, ada sekitar 35.6 juta orang penderita demensia, dan jumlah ini akan terus meningkat sekitar 7.7 juta penderita di setiap tahunnya, menurut laporan WHO.
Baca juga:Â Manfaat Lain dari Obat Kuat Pria Viagra, Tidak Hanya Untuk Disfungsi Ereksi!
Para pemimpin dunia di pertemuan G8 belum lama ini mengungkapkan bahwa kasus demensia ini bisa disebut juga sebagai investasi wabah yang kian meningkat setiap tahun, dan para peneliti demensia dunia diminta untuk saling berkolaborasi guna mencegah meningkatnya kasus serupa di 2025 mendatang.
Salah satu studi, mengujicoba Tadalfil kepada 50 peserta berusia 65 tahun yang sudah mengalami gejala penyempitan pembuluh darah, seperti stroke maupun masalah memori ringan. Selanjutnya peneliti akan membandingkan aliran darah ke otak mereka, sebelum dan sesudah mengonsumsi obat tersebut melalui MRI khusus yang disebut arterial spin labelling.
Metode pengukuran ini menggunakan gelombang radio yang akan menangkap kandungan air dalam darah. Cara ini diklaim sangat efektif untuk membantu para peneliti dalam memantau jumlah darah yang mampu mengalir ke berbagai jaringan otak di saat yang bersamaan. Selain pemberian dosis rendah, penelitian ini juga menggunakan metode placebo guna memancing sugesti dari para pasien.
Disinilah para peneliti dapat membandingkan seberapa banyak darah yang dapat mencapai otak, dengan atau tidak menggunakan obat. Orang yang sudah didiagnosa menderita demensia tidak bisa dijadikan sumber penelitian ini, karena tujuan dari pengujicobaan obat ini adalah untuk mencegah bukan untuk mengobati.
Kepala peneliti, Dr Atticus Hainsworth di St George’s, University of London, mengatakan: "Saya dan keluarga, sangat antusias sekali dengan penelitian ini, mengingat sedikit sekali obat-obatan yang mampu digunakan untuk mengatasi demensia. Kami ingin mengetahui apakah obat-obatan yang ada disekitar kita dapat digunakan untuk melawan demensia, yang belakangan ini kian dikenal sebagai wabah di abad 20an."
Obat kuat pria Tadalfil, secara umum berfungsi untuk meningkatkan aliran darah hingga ke jaringan vital terkecil. Sekarang, akankah obat tersebut dapat diaplikasikan untuk organ vital lainnya, seperti otak.
Baca juga:Â Benarkah Seks Dapat Meningkatkan Daya Ingat?
Dr. Doug Brown, dari komunitas Alzheimer menambahkan: Pengembangan obat-obatan memang sangat memakan waktu, namun manfaatnya lebih jelas dibandingkan dengan terapi di klinik konvensional. Seperti yang sudah kita ketahui tentang demensia, sebenarnya memang ada treatment khusus yang mampu menyembuhkannya. Tapi lagi-lagi, hanya obatlah yang mampu mengatasinya secara efektif. Beberapa tahun nanti, 850.000 orang di UK akan menderita demensia dan kita berutang janji kepada mereka, untuk menemukan obat yang tepat untuk memulihkannya."
Selain demensia, komunitas Alzheimer belakangan ini juga turut serta menggalang dana untuk penelitian yang sama. Hanya saja mereka menggunakan obat diabetes sebagai hipotesa utamanya.
Penelitian tersebut berawal dari hasil temuan Profesor Christian Holscher dari universitas Lancaster, yang sebelumnya menyimpulkan bahwa obat diabetes Liraglutide dapat mengembalikan memori yang hilang, dan meningkatkan kembali kemampuan otak yang terganggu akibat Alzheimer.