Menurunnya hormon testosteron pada pria umumnya disebabkan oleh faktor usia. Di usia di atas 30 tahun, testosteron pria perlahan akan menunjukkan penurunannya sekitar 1 persen per tahun. Menurut sebuah lembaga asosiasi diabetes Amerika atau disebut (ADA - American Diabetes Association), ada sekitar 13 juta pria yang mengalami penurunan level testosteron!
APAKAH hal ini bersifat alami? Apakah ada efek samping saat hormon testosteron semakin berkurang? Untuk mengetahuinya lebih lanjut, berikut adalah gejala yang akan dialami pria saat level testosteron tersebut menurun, diantaranya adalah hal-hal yang berkaitan dengan:
- hasrat seksual
- produksi seksual
- kekuatan masa otot
- distribusi lemak
- kepadatan tulang
- produksi sel darah merah
Karena testosteron memiliki banyak peran penting pada tubuh, maka tak heran jika penurunannya dapat menyebabkan beragam perubahan, baik itu secara emosional maupun fisik.
Fungsi Seksual
Satu hal yang sangat berat dialami oleh banyak pria adalah penurunan level testosteron pada dirinya. Karena akan banyak kemungkinan yang akan terjadi terutama pada semua hal yang berkaitan pada seksualitas. Jika sudah masuk masanya, beberapa gejala yang berkaitan dengan seksual akan terjadi secara bertahap seperti:
- menurunnya hasrat seksual/impotensi
- ereksi spontan jarang terjadi meskipun saat tidur/disfungsi ereksi
- kemandulan
Klinik Cleveland menyimpulkan bahwa disfungsi ereksi tak semuanya disebabkan oleh menurunnya produksi testosteron. Padahal menurut ADA (American Diabetes Association) sekitar 70 persen pria yang mengalami penurunan testosteron, ada kecenderungan mengalami disfungsi ereksi dan 60 persen lainnya akan merasakan penurunan hasrat seksual/impotensi. Dalam hal ini disfungsi ereksi juga diiringi dengan menurunnya produksi testosteron, oleh karena itu perlu adanya terapi penggantian hormon untuk memulihkannya kembali.
Baca juga:Â Terapi Hormon Testosteron Untuk Mengobati Impotensi, Efektifkah?
Â
Perubahan Fisik
Beberapa perubahan fisik akan terjadi saat level testosteron menurun, beberapa diantaranya adalah:
- meningkatnya lemak tubuh
- menurunnya kekuatan masa otot
- tulang rapuh
- rambut rontok
- pembengkakan pada jaringan dada
- suhu badan panas
- mudah lelah
- kolesterol tidak stabil
Sulit Tidur
Meskipun rata-rata berkaitan pada berkurangnya energi pada tubuh, ternyata hormon testosteron tak semudah itu membuat penderitanya mudah untuk beristirahat. Penurunan hormon testosteron ternyata juga merubah pola tidur seseorang. Untungnya, belakangan ini sudah ada beberapa terapi yang mulai mengaitkan penurunan hormon testosteron dengan terapi tidur.
Baca juga: Posisi Terbaik untuk Tidur
Â
Perubahan Emosi
Sebagai tambahan, penurunan testosteron juga mempengaruhi level emosi seseorang. Penderita akan sangat sensitif, bahkan bisa merasakan sedih yang teramat dalam hingga depresi. Selain itu, beberapa kasus juga mencatat perubahan emosi ini juga berkaitan dengan berkurangnya konsentrasi, menurunnya daya ingat dan kurangnya rasa percaya diri.
Jangan Berasumsi
Meskipun beberapa penjelasan di atas dihasilkan oleh menurunnya level testosteron, pada usia tertentu. Namun melalui penyebab lain, penderita juga dapat merasakan hal yang sama seperti gejala-gejala di atas, beberapa penyebabnya antara lain:
- Faktor tyroid
- Efek samping obat
- Penggunaan alkohol
Untuk mengetahui gejala-gejala seputar hal tersebut lebih detail, ada baiknya Anda konsultasikan ke dokter spesialis dan lakukanlah tes darah. Karena hanya melalui tes darah Anda dapat mengetahui level testosteron pada tubuh Anda. Harvard Medical School (HMS) merekomendasikan level normal testosteron pria di usia lebih dari 65 tahun adalah antara 300 hingga 450 ng/dL (nanogram per desiliter).
