Selama ini, orgasme palsu seringkali dikaitkan dengan wanita saat berhubungan intim. Penyebabnya adalah sulitnya wanita untuk mencapai orgasme jika dibandingkan dengan pria. Namun, tahukah Anda bahwa tak jarang pria juga melakukan orgasme palsu? Ya, orgasme palsu tidak hanya dilakukan oleh kaum wanita, tetapi juga kaum pria.
APA tujuan di balik orang-orang yang melakukan orgasme palsu? Penyebabnya bermacam-macam, mulai dari ketidakmampuan untuk orgasme, suasana yang kurang mendukung, atau partner bercinta yang tidak sesuai harapan. Ejakulasi saat berhubungan intim mungkin tidak bisa dipalsukan, namun orgasme berbeda. Biasanya, wanita menjadi pihak yang dituding paling sering melakukan ogasme palsu saat berhubungan intim. Masih jarang terdengar bahwa ada pria yang melakukan hal tersebut. Padahal, banyak juga pria yang melakukan hal tersebut dengan beberapa alasan seperti berikut ini.
Tak Ingin Membuat Pasangan Menunggu
Biasanya, pria membutuhkan waktu sekitar tujuh menit dari penetrasi untuk mencapai klimaks. Jika pria membutuhkan waktu yang lebih lama karena tak kunjung merasakan tanda-tanda mencapai ejakulasi dan orgasme, orgasme palsu menjadi pilihan agar pasangannya tidak menunggu terlalu lama.
Mempertahankan Harga Diri
Orgasme palsu menjadi salah satu cara untuk “menyelamatkan” harga diri pria saat kesulitan untuk ereksi saat berhubungan intim. Sudah menjadi rahasia umum bahwa pria yang tahan lama di ranjang adalah dambaan setiap wanita. Pria juga menyadari hal tersebut sehingga mereka melakukan berbagai cara untuk terus menjaga ritme saat berhubungan intim. Sayangnya, harapan tersebut sulit terjadi ketika pria kehilangan minat atau sulit untuk kembali ereksi di tengah-tengah berhubungan intim. Pada saat itu, orgasme palsu menjadi penyelamat untuk tetap memberikan kesan bahwa pria yang bersangkutan tetap menikmati perannya dalam berhubungan.
Ingin Menyenangkan Pasangan
Sebagian besar pria yang memalsukan orgasme melakukan hal tersebut demi menjaga perasaan pasangannya. Mereka berpikir bahwa pasangannya akan kecewa apabila hubungan intim diakhiri tanpa ada kepuasan di antara keduanya, atau hanya satu pihak yang merasakan orgasme. Oleh sebab itu, mereka akan melakukan cara-cara untuk menyenangkan pasangannya, seperti membuat pasangannya orgasme, atau melakukan orgasme palsu.
Mematuhi Aturan Main
Dalam berhubungan intim, sebagian besar pasangan masih mengikuti aturan main, seperti “kewajiban’ untuk berejakulasi dan orgasme yang menjadi tujuan dari kegiatan tersebut. Jika tidak mengalami kedua hal tersebut, hubungan intim yang dijalani akan terasa hambar dan tanpa makna. Sayangnya, tidak semua pasangan dapat merasakan ejakulasi dan orgasme. Tidak hanya wanita, tetapi juga pria. Oleh sebab itu, pria seringkali mengambil inisiatif dengan memalsukan orgasme untuk tetap mengikuti aturan main tersebut.
Ingin Cepat Selesai Berhubungan Intim
Meskipun kebanyakan pria menyenangi kegiatan berhubungan intim, tidak semua kegiatan tersebut berjalan mulus. Terlebih jika pasangan pria tersebut gagal memuaskan fantasi si wanita tentang hubungan yang hebat dan penuh gairah. Jika pria kehilangan minat saat berhubungan intim, orgasme palsu menjadi pilihan untuk cepat-cepat mengakhiri semuanya.
Orgasme palsu memang tidak berbahaya. Namun, jika orgasme palsu menjadi kebiasaan, sudah waktunya pria tersebut untuk mencari bantuan. Bantuan dokter dan terapis akan sangat menolong, terutama jika ditemukan masalah kesehatan di balik sulitnya pria tersebut untuk mencapai orgasme sesungguhnya. Cara lainnya adalah dengan menghentikan konsumsi alkohol atau obat-obatan tertentu, serta “berlatih” dengan bermasturbasi. Selain itu, komunikasi antara pihak yang bersangkutan dengan pasangannya juga dapat mengurangi terjadinya orgasme palsu.