Apa itu Zinc?
Zinc, yang juga dikenal sebagai zink atau seng, adalah mineral esensial yang memegang peranan krusial dalam metabolisme, perbaikan dan pertumbuhan sel, aktivitas sistem kekebalan tubuh, serta kesehatan tiroid dan mata. Meskipun hanya dibutuhkan dalam jumlah kecil, kehadirannya sangat penting untuk keberlangsungan fungsi tubuh yang optimal. Zink umumnya dipergunakan untuk mengatasi kekurangannya pada tubuh dan membantu dalam terapi diare, serta mendukung terapi penyakit Wilson dan masalah malabsorpsi.
Sediaan dan Dosis Zinc
Ketersediaan suplemen zink di Indonesia beragam, dari zink sulfat, sitrat, oksida, glukonat, pikolinat, hingga zinc amino acid chelate, sering dikombinasikan dengan vitamin dan mineral lain seperti vitamin C, D, kalsium, dan magnesium. Dosis zink yang diberikan sangat individual, mengikuti kondisi pasien dan permasalahan kesehatannya. Begitu juga untuk durasi penggunaan suplemen ini.
Untuk kasus diare akut, dosis yang disarankan adalah:
- Dewasa: 10 – 20 mg sekali sehari selama 10 – 14 hari.
- Anak usia 2 – 6 bulan: 10 mg atau setengah tablet 20 mg sekali sehari selama 14 hari.
- Anak usia 6 bulan – 5 tahun: 20 mg sekali sehari selama 14 hari.
Untuk defisiensi zink, dosis disarankan oleh MIMS dapat bervariasi:
- Dewasa: 50 mg tablet atau kaplet sekali sehari atau 45 mg tablet effervescent 1-3 kali sehari; 10 – 20 mg sirup sekali sehari.
- Anak-anak: 22,5 – 45 mg effervescent sesuai berat badan dan 5 – 20 mg sirup sesuai usia, diberikan sekali sehari.
Aturan Pakai Zinc
Suplemen zink bekerja lebih baik jika dikonsumsi satu jam sebelum makan atau dua jam sesudahnya. Jika menyebabkan ketidaknyamanan perut, boleh dikonsumsi dengan makanan. Untuk sediaan effervescent, larutkan dalam satu gelas air dan tunggu hingga selesai sebelum dikonsumsi. Anak-anak dengan berat 10 – 30 kg diberikan setengah tablet. Campurkan tablet pada ASI, larutan oralit, atau air apabila diberikan pada anak yang menyusui atau kurang dari 10 kg.
Efek Samping Zinc
Efek samping penggunaan zink umumnya jarang terjadi, namun bisa termasuk:
- Penurunan kadar tembaga
- Gangguan pencernaan
- Sakit perut atau maag
- Mual dan muntah
- Diare
- Rasa tidak nyaman di perut
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Irritabilitas
- Kasus langka yang dapat terjadi adalah penurunan sel darah merah dan putih.
Peringatan dan Perhatian saat Pakai Zinc
Waspada penggunaan suplemen zink bagi individu yang memiliki alergi terhadap zink, memiliki kekurangan tembaga, serta gangguan ginjal. Informasikan kondisi kesehatan Anda kepada dokter sebelum memulai penggunaan suplemen ini.
Efek Zinc untuk Ibu Hamil dan Menyusui
Zink pada dasarnya aman dikonsumsi oleh ibu hamil dan menyusui dalam dosis yang direkomendasikan. Pada ibu hamil usia 14 – 18 tahun, disarankan asupan sebanyak 12 mg, sedangkan pada ibu hamil yang berusia 19 tahun ke atas adalah 11 mg. Bagi ibu menyusui, dosis yang dianjurkan adalah 13 mg untuk usia 14 – 18 tahun dan 12 mg untuk usia di atas 19 tahun. Konsultasi dengan dokter masih diperlukan untuk memastikan dosis yang tepat.
Interaksi Zinc dengan Obat Lain
Zink dapat mempengaruhi efek dari obat-obatan lain yang sedang dikonsumsi dan sebaliknya, termasuk:
- Suplemen tembaga
- Antibiotik tetracycline
- Antibiotik quinolones
- Suplemen kalsium
- Suplemen zat besi
- Penicillamine
- Trientine
- Suplemen fosfor Informasikan kepada dokter Anda mengenai semua jenis obat yang Anda konsumsi untuk mengevaluasi potensi interaksi.
