Apa itu Vasopresin?
Vasopresin adalah hormon yang diproduksi secara alami oleh tubuh yang memiliki fungsi penting dalam mengontrol keseimbangan cairan. Dalam penggunaan medis, vasopresin dapat mengurangi produksi urine oleh ginjal dan membantu mengatur volume urine. Selain itu, vasopresin mampu menyempitkan pembuluh darah, yang membantu dalam pengobatan perdarahan varises esofagus. Vasopresin juga digunakan dalam prosedur X-ray sistem pencernaan untuk membantu memicu gerakan usus.
Dosis Vasopressin
Dosis vasopressin yang diberikan oleh dokter akan menyesuaikan dengan kondisi klinis setiap pasien. Vasopresin hanya tersedia dalam bentuk suntikan dan dapat diadministrasikan melalui jalur intravena (IV), intramuskular (IM), atau subkutan (SC).
Beberapa dosis berdasarkan kondisi adalah:
- Untuk Diabetes insipidus: 5–20 unit, diberikan SC/IM, 2–3 kali per hari.
- Untuk Perdarahan varises esofagus: 20 unit, dicampurkan ke dalam 100 ml larutan glukosa 5% dan diinfus selama 15 menit.
Aturan Pakai Vasopressin
Vasopressin akan diberikan oleh dokter atau petugas medis profesional di fasilitas kesehatan. Metode pemberian obat ini termasuk suntikan ke pembuluh darah, otot, atau bawah kulit. Sebagai bagian dari terapi, pemeriksaan jumlah asupan cairan dapat disesuaikan oleh dokter untuk menghindari komplikasi hidrasi. Kemudian, pengawasan fungsi jantung melalui rekam jantung atau EKG mungkin akan dilakukan secara berkala selama terapi dengan vasopressin berlangsung.
Efek Samping Vasopressin
Penggunaan vasopressin dapat menimbulkan beberapa efek samping seperti:
- Pucat
- Mual atau muntah
- Kram perut atau kembung
- Keringat berlebihan
- Gemetar
- Sakit kepala Jika efek samping ini berlanjut atau memburuk, konsultasikan dengan dokter Anda. Untuk reaksi alergi atau efek samping yang serius, seperti sesak napas, nyeri dada, palpasi, vertigo yang intens, mati rasa, hiponatremia, keracunan air, pingsan, atau kejang, segera cari bantuan medis.
Peringatan dan Perhatian saat Pakai Vasopressin
Beberapa perhatian harus diambil saat menggunakan vasopressin:
- Laporkan kepada dokter tentang riwayat alergi.
- Diskusikan dengan dokter jika Anda memiliki penyakit jantung koroner, penyakit ginjal, asma, migrain, epilepsi, kejang, atau edema.
- Informasikan penggunaan obat, suplemen, atau produk herbal Anda kepada dokter.
- Ungkapkan status kehamilan, menyusui, atau rencana kehamilan kepada dokter.
- Segeralah mendapatkan bantuan medis apabila terjadi reaksi alergi, efek samping yang serius, atau overdosis setelah penggunaan vasopressin.
Efek Vasopressin untuk Ibu Hamil dan Menyusui
Vasopressin mendapat kategori C dalam penggunaan oleh wanita hamil, menandakan bahwa risiko terhadap janin belum diketahui dengan pasti dan penggunaannya hanya disarankan apabila manfaatnya melebihi risiko yang ada. Tidak diketahui apakah vasopresin dapat masuk ke dalam ASI, sehingga ibu yang menyusui harus berkonsultasi dengan dokter terkait penggunaan obat ini.
Interaksi Vasopressin dengan Obat Lain
Interaksi obat dapat terjadi saat vasopressin digunakan bersama dengan obat lain, seperti:
- Carbamazepine, fludrocortisone, chlorpropamide, clofibrate, atau antidepresan trisiklik yang dapat meningkatkan efek vasopressin
- Demeclocycline, noradrenaline, lithium, atau heparin yang dapat menurunkan efektivitas vasopressin
- Dolasetron, clozapine, atau amiodarone yang dapat meningkatkan risiko sindrom QT yang panjang
- Indomethacin atau ibuprofen yang meningkatkan risiko retensi cairan dan hiponatremia Sebelum menggunakan vasopressin, Anda harus menyimpan daftar obat yang Anda gunakan dan mendiskusikannya dengan dokter atau apoteker untuk menghindari interaksi yang tidak diinginkan.