Apa itu Thiopental?
Thiopental adalah anggota dari kelas barbiturat yang efektif dalam menginduksi anestesi serta menangani manajemen tekanan otak yang meningkat dan gangguan kejang tertentu. Dikenal juga karena kemampuannya menghambat kerja sistem saraf pusat, obat ini mengundang efek sedatif yang memungkinkan pelaksanaan anestesi dan prosedural bedah.
Dosis Thiopental
Thiopental diberikan secara parenteral dalam bentuk suntikan. Dosis akan disesuaikan berdasarkan kondisi klinis, usia penderita, dan respon terhadap obat. Dosis untuk anak-anak akan ditentukan berdasarkan berat badan. Untuk prosedur anestesi, dosis bagi orang dewasa dimulai dari 100-150 mg dan dapat ditingkatkan. Maksimal adalah 500 mg. Untuk anak-anak, dosis yang diberikan berkisar antara 2-7 mg/kg berat badan. Dalam situasi darurat seperti kejang, dosis dewasa adalah 75-125 mg. Sedangkan, untuk menurunkan tekanan otak, dosis untuk dewasa dan anak berusia di atas 3 bulan akan disesuaikan dan diikuti dengan infus.
Aturan Pakai Thiopental
Pemberian thiopental dilakukan secara intravena oleh dokter atau ahli anestesi. Pengawasan ketat terhadap pasien seperti pantauan pernapasan, tekanan darah, kadar oksigen serta fungsi ginjal menjadi bagian penting selama terapi. Penting untuk mematuhi semua arahan yang diberikan oleh dokter selama perawatan untuk memastikan keefektifan dari penggunaan obat.
Efek Samping Thiopental
Berikut ini adalah beberapa efek samping yang mungkin terjadi pascapenyuntikan thiopental, antara lain:
- Nyeri di lokasi suntikan
- Terjadinya batuk atau bersin
- Kedutan
- Cegukan
- Kesulitan dalam bernapas atau pernapasan menjadi dangkal
- Denyut jantung yang tidak teratur
Segala efek samping ini akan dipantau dan dikelola oleh dokter.
Peringatan dan Perhatian saat Pakai Thiopental
Sebelum memulai terapi dengan thiopental, pasien perlu memperhatikan beberapa aspek penting:
- Informasi tentang alergi
- Riwayat porfiria atau masalah pernapasan akut
- Keluhan seperti asma, anemia berat, disfungsi tiroid, myasthenia gravis, gangguan elektrolit, masalah ginjal atau hati, kondisi jantung, gangguan otot, serta masalah kelenjar adrenal atau paru-paru
- Cedera kepala atau tumor di otak yang baru-baru ini dialami
- Kehamilan, menyusui, atau rencana kehamilan
Selanjutnya, harus melaporkan segala jenis obat, suplemen, atau produk herbal yang sedang dikonsumsi ke dokter.
Efek Thiopental untuk Ibu Hamil dan Menyusui
Thiopental dikelompokkan dalam Kategori C dimana tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil tetapi terbukti memberi dampak negatif pada janin pada studi pada binatang. Penggunaannya hanya dianjurkan jika manfaatnya melebihi risiko. Diketahui bahwa thiopental dapat terabsorpsi dalam ASI sehingga tidak disarankan bagi ibu menyusui.
Interaksi Thiopental dengan Obat Lain
Thiopental sanggup memunculkan efek interaksi dengan sejumlah obat, di antaranya:
- Gangguan pernapasan yang dapat berakibat fatal ketika dikombinasikan dengan opioid
- Penurunan efektivitas antikoagulan seperti dicumarol atau warfarin
- Intensifikasi efek thiopental jika bersamaan dengan antidepresan, obat penenang, atau nitrous oxide
- Efek penurunan tekanan darah yang meningkat ketika diberikan bersama obat antihipertensi
- Dampak peningkatan kantuk saat dikombinasikan dengan antipsikotik
- Pengurangan kadar dan efektivitas thiopental ketika digunakan dengan metoclopramide atau droperidol
- Potensi gangguan irama jantung dan hipotensi jika diberikan bersama MAOI seperti selegiline Penggunaan obat herbal seperti St. John’s Wort, kava-kava, atau valerian juga perlu dihentikan minimal 2 minggu sebelum operasi untuk menghindari perpanjangan efek dari obat thiopental.