Apa Itu Tapentadol?
Tapentadol adalah analgesik dari kelompok opioid yang berfungsi mengelola sinyal nyeri dalam sistem saraf pusat. Karena itu, obat ini mempengaruhi bagaimana rasa sakit ditanggapi oleh tubuh. Penting untuk diperhatikan bahwa tapentadol hanya boleh dikonsumsi atas petunjuk dan resep dari dokter.
Dosis Tapentadol
Dosis tapentadol disesuaikan oleh dokter tergantung usia, kondisi klinis, dan respon individu terhadap obat. Untuk nyeri sedang hingga berat, dosis awal berkisar antara 50-100 mg tiap 4-6 jam dengan batas dosis maksimum 700 mg pada hari pertama. Sementara untuk nyeri neuropatik pada penderita diabetes, dosis awalnya adalah 50 mg tiap 12 jam, yang dapat ditingkatkan hingga 100 mg setiap 3 hari, dengan takaran maksimal 500 mg per hari.
Aturan Pakai Tapentadol
Pastikan mengikuti anjuran dokter dan instruksi yang tertulis pada label obat saat akan mengonsumsi tapentadol. Obat ini dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan. Selalu gunakan air putih saat menelan tablet dan hindari menghancurkan atau mengunyahnya untuk mengurangi risiko efek samping. Jika terlewat dosis, segera konsumsi kecuali waktunya dekat dengan jadwal dosis berikutnya; dalam hal ini, lewatkan saja dan jangan gandakan dosis. Jangan mengubah dosis tanpa konsultasi dokter untuk menghindari risiko ketergantungan atau overdosis. Hentikan penggunaannya secara bertahap untuk mencegah gejala putus obat.
Efek Samping Tapentadol
Meski tapentadol umumnya aman, ada beberapa efek samping yang mungkin terjadi:
- Sakit kepala
- Pusing
- Kantuk
- Mulut kering
- Mual atau muntah
- Konstipasi
- Sakit perut
- Kelelahan
Periksalah ke dokter jika efek samping terasa mengganggu atau memburuk. Terlebih harus waspada dan mencari perawatan medis segera jika mengalami gejala serius seperti sleep apnea, sakit perut hebat, masalah saat buang air kecil, diare, palpitasi, iritabilitas, halusinasi, kehilangan keseimbangan, kejang, atau jika Anda pingsan.
Peringatan dan Perhatian saat Pakai Tapentadol
Beberapa peringatan penting saat menggunakan tapentadol meliputi:
- Hindari penggunaan jika alergi terhadap obat ini
- Jangan dikonsumsi bersama MAOI atau dalam 14 hari setelah menghentikan MAOI
- Sampaikan kondisi medis tertentu kepada dokter, seperti ileus paralitik, gangguan pernapasan berat, dan penyakit ginjal yang berat
- Beritahukan riwayat penyakit Anda ke dokter, termasuk jika memiliki asthma, penyakit hati, tumor otak, penyakit tiroid, dan kondisi lainnya
- Sebutkan riwayat kesehatan mental dan penyalahgunaan zat
- Hindari mengemudi atau kegiatan yang memerlukan kewaspadaan setelah konsumsi
- Informasikan dokter mengenai kehamilan, menyusui, atau rencana hamil
- Sebutkan kepada dokter mengenai semua obat, suplemen, atau herbal yang sedang dikonsumsi
- Segera cari bantuan medis jika terjadi reaksi alergi atau overdosis
Efek Tapentadol untuk Ibu Hamil dan Menyusui
Tapentadol dikategorikan dalam Kategori C untuk penggunaan pada ibu hamil, yang berarti perlu dipertimbangkan hanya jika manfaat potensial melebihi risiko kepada janin. Saat menyusui, belum dipastikan apakah obat dapat terserap ke dalam ASI. Oleh karena itu, sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakannya.
Interaksi Tapentadol dengan Obat Lain
Penggunaan tapentadol bersamaan dengan obat lain dapat menimbulkan interaksi yang tidak diinginkan, seperti:
- Risiko keracunan tapentadol yang lebih tinggi saat digabungkan dengan MAOI, yang mungkin menyebabkan hipotensi, hiperpireksia, somnolen, bahkan berakibat fatal
- Risiko sindrom serotonin bertambah saat diambil bersamaan dengan SSRI, TCA, atau SNRI
- Potensi efek samping fatal lebih besar jika digunakan bersama benzodiazepine, barbiturate, antihistamin, atau antipsikotik
- Peningkatan risiko kecanduan dan efek samping bila dikombinasikan dengan opioid lain seperti nalbuphine atau buprenorphine