Apa itu Spiramycin?
Spiramycin masuk ke dalam kelas antibiotik makrolid yang efektif dalam memerangi infeksi bakteri. Cara kerja obat ini adalah dengan mengganggu proses pembentukan protein pada bakteri, sehingga menghambat perkembangan dan reproduksi bakteri, memungkinkan sistem imun tubuh untuk lebih efisien menangkal infeksi tersebut.
Dosis Spiramycin
Dokter akan menyesuaikan dosis spiramycin berdasarkan diagnosis, tingkat severitas infeksi, kondisi pasien serta usia. Beberapa pedoman dosis sebagai berikut:
- Dewasa: 2-3 gram per hari dibagi dalam 2-3 dosis yang bisa meningkat hingga 5 gram untuk infeksi berat.
- Bayi dan Anak-anak: 50-100 mg per kilogram berat badan per hari, dibagi dalam dua dosis dan diberikan selama 6 minggu.
Aturan Pakai Spiramycin
Guna mendapatkan hasil optimal, konsumsilah spiramycin sesuai dosis yang dianjurkan oleh dokter dan petunjuk pada kemasan produk. Telan kaplet utuh dan minum sirop setelah dikocok, pastikan penggunaan sesuai dengan waktu yang ditentukan. Jangan stop penggunaan tanpa persetujuan dokter.
Efek Samping Spiramycin
Spiramycin dapat menimbulkan efek samping seperti:
- Mual dan muntah
- Sakit perut
- Diare
- Kesemutan
Jika efek samping bertahan atau memburuk, hubungi dokter. Dalam kasus terjadi reaksi alergi atau keluhan serius, seperti aritmia atau masalah saraf, segera cari bantuan medis.
Peringatan dan Perhatian saat Pakai Spiramycin
Penggunaan spiramycin harus dengan hati-hati dan sesuai petunjuk dokter, terutama jika Anda mempunyai:
- Alergi terhadap antibiotik makrolid
- Riwayat atau kondisi saat ini penyakit hati
- Masalah pada saluran empedu atau aritmia
Berikan informasi tentang segala obat yang Anda konsumsi kepada dokter untuk menghindari interaksi berbahaya.
Efek Spiramycin untuk Ibu Hamil dan Menyusui
Dalam kondisi tertentu seperti infeksi toksoplasmosis, spiramycin bisa diresepkan untuk ibu hamil, meski harus dengan hati-hati mengingat belum adanya studi terkontrol pada manusia. Ibu menyusui boleh menggunakan spiramycin, namun dengan pertimbangan tertentu terutama jika bayi prematur atau kurang dari 1 bulan.
Interaksi Spiramycin dengan Obat Lain
Konsumsi spiramycin bersama obat lain perlu dilakukan dengan berhati-hati dan harus di bawah pengawasan dokter karena berpotensi menimbulkan interaksi obat. Beberapa interaksinya meliputi:
- Penurunan penyerapan obat carbidopa atau levodopa
- Risiko gangguan irama jantung jika dikonsumsi bersama astemizole, cisapride, atau terfenadine
- Risiko dystonia jika dikonsumsi dengan fluphenazine