Apa Itu Prednisolone?
Prednisolone adalah kortikosteroid sintetis yang mirip dengan hormon steroid yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal. Obat ini bekerja dengan mengurangi reaksi imun tubuh yang berlebih sehingga dapat menurunkan peradangan dan reaksi alergi.
Dosis Prednisolone
Prednisolone hadir dalam bentuk tablet, suntikan, tetes mata, dan aplikasi topikal. Dosis yang tepat tergantung pada jumlah usia, berat, dan kondisi klinis pasien, serta sediaan obat yang digunakan. Dewasa mungkin diresepkan dosis antara 5-60 mg sehari, sementara anak-anak dosisnya mengikuti berat badan dan kondisi spesifik yang diobati. Penggunaan obat ini harus selalu di bawah pengawasan dokter.
Aturan Pakai Prednisolone
Selalu ikuti petunjuk dokter dan informasi pada label ketika menggunakan prednisolone. Tidak boleh menambahkan atau mengurangi dosis tanpa izin dokter, dan tidak berhenti tiba-tiba, terutama setelah penggunaan jangka waktu yang lama. Konsumsi tablet prednisolone selepas makan untuk menghindari iritasi lambung. Ketika menggunakan bentuk topikal, pastikan area yang diobati bersih sebelum aplikasi, dan jangan menutupnya kecuali atas saran dokter. Untuk tetes mata, cucilah tangan sebelum pengaplikasian dan hindari kontaminasi tetes dengan kontak langsung jari atau kelopak mata. Jika mengalami keterlambatan dosis, jangan menggandakan jumlah pada penggunaan berikutnya.
Efek Samping Prednisolone
Efek samping penggunaan prednisolone bisa termasuk:
- Berat badan bertambah
- Perubahan mood
- Kembung atau nyeri lambung
- Gelisah
- Insomnia
- Keringat berlebih
Bicarakan dengan dokter apabila efek samping tersebut berlanjut atau memburuk, dan segera dapatkan bantuan medis jika terjadi reaksi alergi obat atau efek samping lebih parah.
Peringatan dan Perhatian saat Pakai Prednisolone
Penting untuk mengikuti beberapa tindakan pencegahan sebelum dan saat mengonsumsi prednisolone:
- Jangan gunakan jika alergi terhadap obat ini
- Beritahukan dokter jika memiliki kondisi medis tertentu
- Diskusikan penggunaan prednisolone pada anak dengan dokter
- Informasikan penggunaan obat lain kepada dokter untuk mencegah interaksi
- Hindari alkohol
- Berhati-hati ketika mengemudikan kendaraan atau mengoperasikan mesin
- Jauhi individu yang terinfeksi selama pada penggunaan prednisolone
- Informasikan dokter tentang penggunaan prednisolone jika akan vaksinasi
- Ikuti jadwal pemeriksaan dokter secara rutin
- Lakukan tindakan cepat jika mengalami reaksi alergi atau overdosis
Efek Prednisolone untuk Ibu Hamil dan Menyusui
Prednisolone masuk dalam kategori C dan D tergantung tahap kehamilan, dan mungkin berisiko bagi janin. Selama menyusui, prednisolone mungkin ditemukan dalam ASI. Konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan obat ini selama masa kehamilan dan menyusui untuk memastikan keselamatan bayi dan ibu.
Interaksi Prednisolone dengan Obat Lain
Prednisolone dapat berinteraksi dengan beragam obat, yang dapat mencakup risiko efek samping dan keefektifan. Hal ini meliputi:
- Obat yang mengandung estrogen dan inhibitor CYP3A
- Phenobarbital, rifampicin, dan primidone yang menurunkan efektivitas prednisolone
- Obat antidiabetes, antihipertensi, dan diuretik
- NSAID yang memperbesar risiko luka dan pendarahan di saluran pencernaan
- Prednisolone digunakan bersamaan dengan diuretik, teofilin, salbutamol, atau terbutaline meningkatkan risiko hipokalemia
- Obat pengencer darah yang meningkatkan potensi perdarahan
Selalu beri tahu dokter tentang semua obat yang Anda konsumsi untuk mencegah interaksi berbahaya.