Apa itu Isprinol?
Isprinol adalah nama merk obat yang mengandung methisoprinol sebagai bahan utama. Obat ini bertujuan untuk melawan penyebaran infeksi virus sekaligus memperkuat sistem imun tubuh. Isprinol hanya efektif untuk infeksi yang disebabkan oleh virus dan tidak akan mempengaruhi infeksi yang disebabkan oleh jamur atau bakteri. Isprinol bertindak dengan merangsang produksi sel darah putih (limfosit) yang memperkuat sistem imun dan menghambat sintesis asam nukleat serta protein pada virus, sehingga menghentikan pertumbuhannya.
Sediaan dan dosis Isprinol
Di Indonesia, Isprinol tersedia dalam bentuk tablet 500 mg yang berisi 8 buah tablet serta sirup 250 mg dengan volume 60 ml, seperti yang dicatat oleh BPOM RI. Sesuai panduan dari MIMS Indonesia, dosis standar Isprinol adalah:
- Dewasa dan anak-anak usia di atas 5 tahun: Dimulai dengan 50 mg/kg per hari, dibagi menjadi 3-4 dosis. Jika perlu, dosis dapat ditingkatkan menjadi 100 mg/kg per hari, dibagi dalam 4-6 dosis.
- Anak-anak di bawah 5 tahun: Dimulai dengan 50 mg/kg per hari dan dapat dinaikkan hingga 100 mg/kg per hari.
Isprinol boleh dikonsumsi baik sebelum atau setelah makan dan pastikan selalu sesuai resep dokter.
Aturan pakai Isprinol
Pastikan telah berdiskusi dengan dokter tentang riwayat kesehatan Anda sebelum mengonsumsi Isprinol. Dokter mungkin perlu menyesuaikan dosis jika Anda memiliki kondisi tertentu, misalnya alergi terhadap methisoprinol, penyakit jantung, asam urat atau gout, penyakit ginjal, atau sedang menjalani terapi digitalis. Minumlah obat ini pada waktu yang tetap setiap hari, dan jika terlewatkan, segera konsumsi kecuali jika sudah mendekati waktu dosis berikutnya, maka dosis yang terlewat harus diabaikan. Jangan menggandakan dosis karena dapat menyebabkan efek samping atau overdosis. Ikuti arahan dokter terkait pemantauan kadar asam urat dan jangan hentikan pengobatan tanpa instruksi dokter. Simpan obat di tempat yang sejuk dan jauh dari sinar matahari langsung.
Efek samping Isprinol
Isprinol dapat meningkatkan kadar asam urat dalam urin dan serum untuk sementara waktu, yang memerlukan pemantauan rutin. Menurut Wayback Machine, beberapa efek samping yang mungkin timbul akibat konsumsi obat yang mengandung methisoprinol antara lain:
- Gangguan pada perut.
- Kulit gatal dan ruam.
- Sakit kepala.
- Kelelahan.
- Nyeri sendi.
- Pusing.
Segera temui dokter apabila efek samping atau tanda alergi parah seperti kesulitan bernapas dan pembengkakan pada wajah, lidah, atau tenggorokan muncul. Efek samping yang dialami tiap individu dapat berbeda, termasuk jika Anda mengalami situasi yang tidak terdaftar, dan hubungi dokter Anda untuk keselamatan lebih lanjut.
Peringatan dan perhatian saat pakai Isprinol
Sangat penting untuk menjalankan arahan pengobatan dengan bijak. Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan:
- Minum antivirus tanpa indikasi dapat membuat virus menjadi resisten, yang berarti tubuh Anda akan kesulitan mengatasi infeksi di kemudian hari.
- Simpan obat pada tempat yang sejuk dan kering, serta terhindar dari sinar matahari langsung dan tempat lembap.
- Jangan langsung membuang obat yang sudah tidak dipakai atau kedaluwarsa; ikuti prosedur pembuangan obat yang benar.
- Hindari kombinasi konsumsi obat dengan alkohol atau rokok; hal ini dapat memberi risiko tambahan bagi penggunanya.
Efek Isprinol untuk ibu hamil dan menyusui
Ibu hamil atau menyusui harus berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi Isprinol. Dokter akan menilai apakah manfaat yang diperoleh lebih besar dari risiko yang ada. Informasikan kepada dokter kehamilan, rencana kehamilan, atau status menyusui Anda untuk mendapatkan arahan yang tepat sebelum mengonsumsi Isprinol.
Interaksi Isprinol dengan obat lain
Kombinasi penggunaan beberapa obat bisa mempengaruhi kinerja obat atau meningkatkan risiko efek samping. Informasikan kepada dokter tentang semua obat yang Anda konsumsi agar terhindar dari interaksi yang tidak diinginkan dengan methisoprinol. Daftar obat yang berpotensi berinteraksi dengan Isprinol meliputi:
- Acetaminophen/parasetamol.
- Aceclofenac.
- Acyclovir.
- Warfarin.
- Tetracycline.
- Ranitidine.
- Prednisone.
Konsultasi dengan dokter agar dosis obat diatur dengan tepat atau jika perlu, diganti dengan obat lain yang memiliki efek serupa.