Apa itu obat Isoptin?
Isoptin merupakan pengobatan yang diresepkan untuk menangani angina pektoris dan mencegah aritmia. Obat ini berguna untuk meringankan rasa sakit di dada yang berhubungan dengan penyakit jantung koroner.
Isoptin SR lebih dikhususkan untuk mengatur tekanan darah tinggi, termasuk dalam grup antagonis kalsium. Efek kerjanya adalah dengan melebarkan pembuluh darah untuk meningkatkan aliran darah dan oksigen ke jantung, sambil turut menurunkan tekanan darah. Obat ini dapat menstabilkan detak jantung dan tidak mempengaruhi kadar kalsium dalam darah atau tulang, hanya tersedia melalui resep dokter.
Sediaan dan dosis Isoptin
Isoptin tersedia di Indonesia dalam bentuk tablet biasa 80 mg dan tablet SR 240 mg hingga 480 mg. Dosis yang tepat akan ditentukan oleh dokter berdasarkan tujuan pengobatan, usia, serta kondisi kesehatan pasien.
- Dewasa (Tablet biasa): 240 – 480 mg per hari dibagi dalam 3 – 4 dosis. Pasien dengan gangguan fungsi hati yang serius harus mengonsumsi 30% dari dosis yang disarankan.
- Dewasa (Tablet sustained release): Mulai dengan 1 tablet di pagi hari. Dosis dapat diubah menjadi 2 tablet sehari (pagi dan sore) setelah konsultasi dengan dokter. Maksimal tidak lebih dari 2 tablet kecuali atas petunjuk dokter.
Aturan pakai Isoptin
Ikuti anjuran dokter dalam mengonsumsi Isoptin, baik tanpa maupun dengan makanan. Konsumsilah obat ini secara teratur pada waktu yang sama setiap hari. Jangan menambah dosis apabila terlewatkan. Tablet SR harus ditelan utuh disertai sedikit cairan. Tidak boleh berhenti mengonsumsi obat tanpa berkonsultasi dengan dokter, khususnya jika penggunaannya berjangka panjang. Laporlan respons tubuh termasuk perubahan gejala atau munculnya efek samping kepada dokter Anda.
Efek samping Isoptin
Konsumsi Isoptin dapat menyebabkan beberapa efek samping seperti:
- Hipersensitivitas
- Sakit kepala
- Pusing dan vertigo
- Bradikardia
- Edema periferal
- Palpitasi
- Takikardia
- Hipotensi
- Kemerahan pada kulit
- Gangguan pencernaan
- Kelelahan dan nyeri otot
- Kesemutan atau tremor
- Tinitus
- Gangguan konduksi jantung
- Disfungsi ereksi
- Peningkatan enzim hati
- Gagal jantung
Perbedaan respons individu terhadap komposisi obat bisa mengakibatkan variasi efek samping yang dialami.
Peringatan dan perhatian saat pakai obat
Sebelum menggunakan Isoptin, perlu diperhatikan:
-
Kontraindikasi:
- Blok AV derajat 1
- Hipotensi
- Bradikardia
- Disfungsi hati yang serius
- Gangguan neuromuskular
- Wanita hamil dan menyusui
-
Kewaspadaan khusus:
- Hipersensitivitas
- Syok kardiogenik
- Gangguan konduksi jantung berat
- Sindroma sick sinus
- Fibrilasi atrium dengan aksesori bypass tract
- Infark miokard akut dengan komplikasi
Kemampuan mengoperasikan kendaraan atau mesin mungkin terpengaruhi.
Efek Isoptin untuk Ibu Hamil dan Menyusui
Ibu hamil dan menyusui tergolong kontraindikasi untuk penggunaan obat Isoptin. Jika Anda berada dalam kondisi tersebut, harus memberitahukan dokter. Studi pada hewan menunjukkan adanya potensi efek buruk pada janin. Memperhatikan belum adanya studi lebih lanjut pada manusia, penggunaan obat ini memerlukan kehati-hatian dan di bawah pengawasan medis yang ketat.
Interaksi obat Isoptin dengan obat lain
Isoptin bisa berinteraksi dengan beberapa obat, yang dapat mengganggu efektivitas pengobatan atau menyebabkan kondisi buruk lainnya, misalnya:
- Aspirin, adanya risiko perdarahan yang meningkat
- Alkohol, mempengaruhi metabolisme obat
- Beta-bloker seperti atenolol, metiprolol, dan propanolol, yang meningkatkan konsentrasi obat
- Rifampisin, fenitoin, dan fenobarbital, yang melemahkan khasiat Isoptin
- Anti-aritmia dan anestesi inhalasi, bisa meningkatkan efek obat
Konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan Isoptin bersama obat-obat lainnya untuk menghindari interaksi yang tak dikehendaki.