Apa itu Haldol?
Haldol merupakan obat yang mengandung haloperidol, digunakan dalam pengobatan berbagai gangguan mental seperti skizofrenia dan gangguan skizoafektif. Obat ini efektif dalam mengurangi gejala psikotik seperti halusinasi dan amuk panik serta dapat mengontrol gerakan tidak terkendali yang terkait dengan sindrom Tourette. Haldol juga berperan dalam menangani perilaku hiperaktif pada anak-anak ketika metode lain tidak lagi efektif. Obat ini hanya dapat diperoleh dengan resep dokter.
Dosis Haldol
Dewasa
- Psikosis, Skizofrenia, Mania: 0,5–5 mg, dikonsumsi 2–3 kali sehari. Untuk pemeliharaan, dosis harian 3–10 mg.
- Sindrom Tourette: 0,5–5 mg, dikonsumsi 2–3 kali sehari. Untuk pemeliharaan, dosis harian 4 mg.
Lansia
- Psikosis, Skizofrenia, Mania: 0,5–2 mg, dikonsumsi 2–3 kali sehari.
Anak
- Skizofrenia (usia 13–17 tahun): Dosis awal 0,5 mg per hari yang dapat ditingkatkan menjadi 1–6 mg sesuai kebutuhan.
- Sindrom Tourette (usia 3–12 tahun): Dosis awal 0,25 mg per hari yang dapat ditingkatkan sesuai kebutuhan.
Aturan Pakai Haldol
Ketepatan dalam mengikuti petunjuk penggunaan haldol sangat penting. Ini termasuk mematuhi instruksi dokter, menyesuaikan dosis sesuai dengan rekomendasi, serta mengonsumsi obat ini dengan atau tanpa makanan secara teratur setiap hari pada jam yang sama. Tidak boleh menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa konsultasi dengan dokter Anda karena dapat memperburuk keadaan. Untuk sediaan injeksi, ini harus diberikan oleh profesional medis dalam interval yang direkomendasikan.
Efek Samping Haldol
Beberapa efek samping yang mungkin terjadi akibat penggunaan haldol antara lain:
- Penglihatan kabur
- Perubahan siklus haid
- Sembelit
- Mulut kering
- Pembengkakan dan nyeri pada payudara
- Peningkatan berat badan
- Libido menurun
- Mengantuk
- Kulit lebih sensitif terhadap suhu
- Mual dan muntah
Selain itu, ada pula efek samping yang serius seperti kesulitan berbicara, kehilangan koordinasi, wajah terasa kaku, sakit otot, ataksia, kelemahan anggota gerak, anuri, halusinasi, dan perilaku yang tidak terkontrol. Jika terjadi gejala yang mengkhawatirkan, segera temui dokter untuk penanganan yang tepat.
Peringatan dan Perhatian saat Pakai Haldol
Berhati-hatilah saat menggunakan haldol, terutama jika Anda memiliki:
- Alergi terhadap haloperidol
- Gangguan hati atau ginjal
- Penyakit jantung termasuk angina
- Masalah tiroid
- Epilepsi atau riwayat kejang
- Ketidakseimbangan elektrolit
- Penggunaan obat ini mungkin memerlukan waktu pemantauan dan penyesuaian dosis oleh dokter.
Efek Haldol untuk Ibu Hamil dan Menyusui
Obat antipsikotik seperti haldol bila digunakan pada trimester ketiga kehamilan mungkin menyebabkan komplikasi terhadap bayi baru lahir. Jangan berhenti mengonsumsi obat ini tiba-tiba selama kehamilan tanpa petunjuk dokter. Haloperidol dapat diekskresikan melalui ASI, oleh karena itu penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan obat ini ketika menyusui atau hamil.
Interaksi Haldol dengan Obat Lain
Ketika digunakan bersamaan, haldol dapat berinteraksi dengan beberapa jenis obat, termasuk:
- Penurunan efektivitas haldol jika digunakan bersama phenobarbital atau carbamazepine.
- Risiko aritmia yang meningkat jika digunakan bersama ciprofloxacin atau levofloxacin.
- Potensi peningkatan efek samping jika digunakan bersama tucatinib, itraconazole, ketoconazole, atau fluoxetine.
- Peningkatan risiko efek samping pada penggunaan bersama antidepresan trisiklik.
- Peningkatan risiko kantuk jika digunakan bersama alprazolam, lorazepam, zolpidem, obat relaksan otot, kodein, atau antihistamin.
- Kemungkinan gangguan irama jantung jika digunakan bersama amiodarone, pimozide, quinidine, sotalol, procainamide, atau antibiotik makrolida.