Apa itu Gliclazide?
Gliclazide berfungsi dengan cara merangsang produksi insulin oleh pankreas, sebuah hormon penting untuk pengendalian kadar gula darah. Dengan bantuan insulin, gula darah dapat diabsorbsi oleh sel-sel tubuh, sehingga memungkinkan turunnya level gula dalam darah.
Mengendalikan kadar gula darah secara efektif bisa menurunkan risiko komplikasi diabetes, seperti kerusakan mata, saraf, ginjal, serta mencegah terjadinya stroke dan serangan jantung.
Dosis Gliclazide
Dosis gliclazide akan diatur sesuai dengan tingkat kadar gula darah penderita. Gliclazide memiliki dua jenis bentuk, yaitu tablet konvensional dan tablet lepas lambat. Dosis awal untuk tablet konvensional adalah 40–80 mg setiap hari yang kemudian dapat ditingkatkan hingga 320 mg per hari sesuai kebutuhan. Untuk tablet lepas lambat, dosis awal adalah 30 mg yang juga bisa ditingkatkan hingga maksimal 120 mg per hari jika diperlukan.
Aturan Pakai Gliclazide
Konsumsilah gliclazide sesuai anjuran dokter dan sesuai dengan petunjuk yang tertera pada kemasan. Obat ini harus dikonsumsi pada waktu makan atau setelahnya dan usahakan untuk mengonsumsi pada jam yang sama setiap hari guna efektivitas yang lebih baik. Tablet lepas lambat harus ditelan utuh, dan tidak boleh dibelah, dikunyah, atau dihancurkan. Jika terlewat dosis, minumlah segera kecuali waktu dosis berikutnya sudah dekat, lalu lanjutkan jadwal normal tanpa menggandakan dosis.
Efek Samping Gliclazide
Penggunaan gliclazide bisa mengakibatkan beberapa efek samping, seperti:
- Mual
- Muntah
- Gangguan pada lambung
- Sembelit
- Diare
- Kenaikan berat badan
Monitor kondisi Anda dan hadapilah dokter bila efek samping tersebut bertahan atau bertambah buruk. Gliclazide juga berisiko menyebabkan hipoglikemia. Segera konsumsi sumber gula jika mengalami gejala seperti rasa lapar, pusing, sakit kepala, kelemahan, keringat berlebih, kesulitan konsentrasi, atau gemetaran.
Peringatan dan Perhatian saat Menggunakan Gliclazide
Sebelum memulai terapi dengan gliclazide, perhatikan poin-poin berikut:
- Hindari gliclazide jika Anda memiliki alergi pada obat ini atau sulfonamida serta sulfonilurea lainnya.
- Informasikan kepada dokter riwayat penyakit ginjal, hati, porfiria, defisiensi G6PD, atau diabetes tipe 1.
- Lindungi kulit dari sinar matahari langsung.
- Informasikan penggunaan gliclazide saat akan melakukan tindakan medis apapun.
- Jauhi alkohol selama perawatan dengan gliclazide.
- Diskusikan dengan dokter jika Anda hamil, menyusui, atau berencana menjadi hamil serta saat mengonsumsi obat, suplemen, atau herbal tertentu.
Efek Gliclazide untuk Ibu Hamil dan Menyusui
Gliclazide masuk dalam Kategori C dimana belum ada cukup studi terkontrol pada wanita hamil namun telah terbukti berisiko terhadap janin dalam studi hewan. Penggunaannya hanya dibenarkan jika manfaat yang diharapkan lebih besar daripada risiko. Adapun efek gliclazide terhadap ASI belum diketahui, sehingga konsultasi dengan dokter sangat diperlukan sebelum memutuskan untuk menggunakannya selama menyusui.
Interaksi Gliclazide dengan Obat Lain
Gliclazide dapat berinteraksi dengan beragam jenis obat lain, diantaranya adalah:
- ACE inhibitor
- Obat diabetes lain seperti acarbose, insulin, atau metformin
- Beta blocker seperti metoprolol, propranolol, timolol
- Sulfonamide dan phenylbutazone
- Clarithromycin dan obat antiperadangan non-steroid (NSAID) seperti ibuprofen
- Chlorpromazine, glucocorticoids, ritodrine, salbutamol, terbutaline
- Antikoagulan dan miconazole
Simpan catatan obat yang dikonsumsi dan diskusikan dengan dokter untuk pencegahan interaksi yang tidak diinginkan.