Apa itu Fenitoin?
Fenitoin, dikenal juga sebagai phenytoin, merupakan obat yang bertujuan untuk menenangkan serta mengontrol epilepsi, dengan cara mengatur aktivitas listrik yang abnormal di otak. Senyawa aktif seperti phenytoin natrium dalam obat ini membantu menjaga keseimbangan aktivitas listrik otak, mencegah terjadinya serangan kejang.
Formulasi Fenitoin
Di Indonesia, fenitoin dapat ditemui dalam varian oral berupa tablet dan kapsul yang tersedia dalam kekuatan 30 mg dan 100 mg, serta fenitoin injeksi yang hanya tersedia untuk kebutuhan medis khusus.
Dosis Fenitoin
Dokter menentukan dosis individual berdasarkan beberapa faktor, termasuk bidang medis yang dituju.
Kejang pada Dewasa
- Tablet/kapsul: Permulaan terapi di rumah sakit adalah 1 gram per hari dalam 3 dosis terpisah, disusul pemeliharaan dosis yang berkisar antara 300-400 mg per hari.
- Injeksi: Terapi awal intravena biasanya 10-15 mg/kg, dilanjutkan dengan pemeliharaan 100 mg tiap 6-8 jam.
Kejang pada Anak-anak
- Injeksi: Pada kondisi mendesak, dosis injeksi adalah 15-20 mg/kg IV.
- Tablet/kapsul: Terapi permulaan adalah 15-20 mg/kg, dibagi menjadi beberapa kali pemberian, disusul pemeliharaan sesuai dengan kondisi klinik.
Aritmia
Pada orang dewasa, fenitoin diberikan dengan dosis yang disesuaikan:
- Dosis Awal: 1,25 mg/kg IV setiap 5 menit hingga dosis total mencapai 15 mg/kg, atau 250 mg oral empat kali sehari pada hari pertama, dilanjutkan pe
Aturan Penggunaan Fenitoin
Tablet fenitoin bisa dikunyah hingga halus atau ditelan bulat. Untuk menghindari gangguan pencernaan, tablet bisa dikonsumsi bersamaan dengan makanan. Gunakan obat ini pada waktu yang sama tiap harinya sesuai saran dokter. Pastikan untuk mengikuti jadwal konsumsi obat guna menjaga kadar obat dalam darah. Dokter dapat menyesuaikan dosis tergantung respons tubuh. Minumlah obat secepat mungkin jika Anda terlewat dosis, tetapi jangan menggandakannya. Untuk penyimpanan, fenitoin disimpan pada suhu ruang dan jauh dari cahaya langsung atau kelembapan.
Efek Samping Fenitoin
Tidak semua pasien akan mengalami efek samping berikut, namun beberapa yang umum antara lain:
- Gangguan artikulasi bicara
- Hilang keseimbangan atau koordinasi
- Pembengkakan gusi
- Sakit kepala atau pusing
- Kebingungan
- Rasa gugup atau cemas
- Gerakan tak terkontrol pada mata, lidah, rahang, leher
- Insomnia
- Ruam kulit
- Demam
- Pembengkakan pada kelenjar
- Tendensi mudah memar atau perdarahan
- Mual atau muntah
- Gangguan irama jantung
- Kesemutan
- Nyeri otot Reaksi alergi yang parah seperti kesulitan bernapas, wajah bengkak, dan sensasi akan pingsan memerlukan perhatian medis segera.
Peringatan dan Perhatian saat Pakai Fenitoin
Ada beberapa kondisi yang perlu diperhatikan:
- Gangguan darah atau sumsum tulang
- Diabetes
- Gagal jantung
- Masalah irama jantung
- Hipotensi
- Limfadenopati
- Porphyria
- Penyumbatan jantung
- Sinus bradikardia
- Hipoalbuminemia
- Penyakit ginjal atau hati
- Alergi terhadap phenytoin natrium Penting untuk memberi tahu dokter tentang kondisi medis yang ada agar dokter dapat menyesuaikan penggunaan fenitoin atau mempertimbangkan alternatif lain.
Efek Fenitoin untuk Ibu Hamil dan Menyusui
Fenitoin dikategorikan risiko kehamilan D oleh FDA, yang berarti bahwa terdapat bukti risiko terhadap janin. Meski bisa digunakan dalam kondisi darurat pada ibu hamil, namun harus ada pertimbangan manfaat dan risiko. Pada masa menyusui, fenitoin dianggap memiliki risiko yang minimal pada bayi, namun konsultasi dengan dokter tetap diperlukan.
Interaksi Fenitoin dengan Obat Lain
Berikut beberapa interaksi potensial fenitoin:
- Obat antibakteri
- Obat antiepilepsi
- Obat antijamur
- Obat antineoplastik
- Obat psikotropika dan benzodiazepin
- Obat kardiovaskuler
- Inhibitor HMG-CoA reductase
- Salisilat
- Kontrasepsi estrogen
- Obat-neuromuskular
- Metadon Penting untuk berbagi informasi dengan dokter tentang semua obat yang sedang dikonsumsi, termasuk alkohol atau rokok, karena hal ini dapat mempengaruhi level fenitoin dalam tubuh. Konsumsi produk kaya kalsium seperti susu di luar jadwal konsumsi fenitoin untuk menghindari pengaruh terhadap penyerapan obat.