Apa itu Etanercept?
Etanercept merupakan imunosupresan yang berperan aktif dalam mengurangi gejala peradangan yang timbul akibat kondisi seperti psoriasis, juvenile idiopathic arthritis, serta beberapa jenis arthritis lainnya. Mekanisme kerjanya adalah dengan menghambat aktivitas tumor necrosis factor alpha (TNF-α), sebuah elemen yang memicu proses inflamasi. Kendati efektif dalam mengatasi gejala, obat ini tidak menyembuhkan penyakit secara total dan diadministrasikan melalui injeksi oleh tenaga kesehatan profesional.
Dosis Etanercept
Penyuntikan etanercept dilakukan secara subkutan oleh dokter di area seperti paha, perut, atau lengan atas, dengan dosis yang bervariasi sesuai usia dan kondisi kesehatan. Dewasa biasanya mendapatkan 25 mg dua kali seminggu atau 50 mg sekali seminggu. Sedangkan anak-anak dengan psoriasis atau arthritis yang diindikasikan, dosisnya menyesuaikan dengan berat badan mereka, berkisar antara 0,4 mg/kg hingga 0,8 mg/kg.
Aturan Pakai Etanercept
Injeksi etanercept harus diberikan oleh profesional medis setelah pasien melakukan pemeriksaan darah lengkap, dan mendapat pemantauan dari dokter untuk efek samping. Penting bagi pasien untuk mengikuti instruksi dokter dengan setia selama perawatan, termasuk kapan harus menghentikan penggunaan obat ini apabila diperlukan.
Efek Samping Etanercept
Beberapa efek samping mungkin terjadi akibat penggunaan etanercept, termasuk:
- Rasa nyeri atau gatal serta bengkak pada area suntikan
- Sakit kepala
- Gejala sakit perut, mual, muntah, atau sensasi terbakar pada dada
- Gejala mirip dengan pilek Kenali tanda reaksi alergi obat atau efek samping serius seperti mati rasa, gangguan penglihatan, memar dengan mudah, ruam kemerahan di wajah, kejang, penyakit kuning, hingga masalah pernapasan dan hubungi dokter dengan segera.
Peringatan dan Perhatian saat Pakai Etanercept
Sebelum memulai perawatan dengan etanercept, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti:
- Potensi alergi terhadap obat ini
- Riwayat penyakit diabetes, kejang, kanker, kegagalan jantung, kelainan darah, multiple sclerosis, Guillain Barre Syndrome, atau infeksi seperti hepatitis B, HIV/AIDS, dan TBC
- Gejala infeksi yang tengah dialami
- Rencana vaksinasi dengan jenis vaksin hidup
- Perlu menghindari kontak dengan orang yang menderita penyakit menular
- Pemakaian obat lain, termasuk imunosupresan lain, suplemen, atau produk herbal
- Status kehamilan atau menyusui
- Kemungkinan adanya reaksi alergi, efek samping serius, atau overdosis
Efek Etanercept untuk Ibu Hamil dan Menyusui
Untuk wanita hamil, etanercept masuk dalam Kategori B yang menunjukkan bahwa berdasarkan studi hewan tidak ditemukan risiko terhadap janin, namun belum ada uji coba kontrol pada manusia. Sedangkan pada ibu menyusui, obat ini kemungkinan bisa ditemukan dalam ASI dalam jumlah kecil, sehingga sebaiknya tidak digunakan tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Interaksi Etanercept dengan Obat Lain
Dalam kombinasi dengan obat lain, etanercept dapat menimbulkan interaksi yang perlu diperhatikan, antara lain:
- Pengurangan jumlah sel darah putih jika dipadukan dengan sulfasalazine
- Risiko infeksi serius jika menggunakan bersamaan dengan mycophenolate mofetil, abatacept, methotrexate, adalimumab, anakinra, cyclophosphamide, atau obat kortikosteroid
- Pengurangan kadar dan efek atorvastatin atau oxycodone
- Berpotensi mengurangi efektivitas vaksin hidup, seperti vaksin BCG Pastikan untuk memberikan informasi tentang semua obat yang sedang dikonsumsi kepada dokter untuk menghindari risiko.