Apa itu Estrogen?
Estrogen dikenal sebagai hormon yang mengatasi berbagai masalah terkait dengan kekurangan estrogen seperti gejala menopause dan pencegahan osteoporosis pascamenopause. Estrogen terkonjugasi, yang dijual di Indonesia, adalah kombinasi dari beberapa jenis estrogen yang diekstrak dari sumber alami. Jenis estrogen ini bekerja dengan cara yang sama seperti hormon estrogen yang dihasilkan tubuh, sehingga mampu mengurangi berbagai gejala kekurangan estrogen.
Dosis Estrogen
Dosis estrogen terkonjugasi ditentukan berdasarkan kondisi yang akan diatasi, contoh:
- Untuk pencegahan osteoporosis: 0,3 mg sehari, selama 25 hari beruntun diikuti 5 hari tanpa konsumsi.
- Untuk redakan gejala menopause: 0,3 mg sehari, mungkin ditingkatkan hingga 0,45-1,25 mg sehari tergantung respons pasien.
- Untuk hipogonadisme: disesuaikan mulai dari 0,3 hingga 0,625 mg sehari.
- Terapi paliatif kanker payudara dan prostat: 1,25-2,5 mg tiga kali sehari.
- Insufisiensi ovarium primer: umumnya 1,25 mg sehari, dengan siklus tertentu.
Aturan Pakai Estrogen
Instruksikan pasien untuk mengikuti dosis yang direkomendasikan oleh dokter dan petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan. Estrogen terkonjugasi dapat dikonsumsi sebelum atau setelah makan dan harus selalu ditelan utuh. Apabila mengalami ketinggalan dosis, pasien segera minum dosis tersebut kecuali jika waktu dosis berikutnya sudah dekat. Jangan menggandakan dosis.
Efek Samping Estrogen
Beberapa efek samping yang mungkin muncul meliputi:
- Pembengkakan tubuh
- Rambut rontok
- Kebas dan kesemutan
- Nyeri punggung atau kaki
- Kembung dan mual
- Sakit perut
- Pusing atau sakit kepala
- Nyeri pada payudara
- Perubahan menstruasi
Penting untuk segera mencari perawatan medis jika mengalami gejala serius atau reaksi alergi.
Peringatan dan Perhatian saat Pakai Estrogen
Penggunaan estrogen terkonjugasi harus dengan hati-hati dan memperhatikan kondisi kesehatan tertentu seperti:
- Riwayat alergi terhadap estrogen atau turunannya
- Perdarahan vagina yang tidak diketahui penyebabnya
- Kanker tertentu seperti payudara, rahim, serviks, atau vagina
- Kondisi medis seperti penyakit liver, kecenderungan pembekuan darah, serangan jantung atau stroke
Penggunaan harus dihindari pada kondisi tertentu dan pasien wajib memberi tahu dokter mereka mengenai semua kondisi kesehatan dan penggunaan obat lain.
Efek Estrogen untuk Ibu Hamil dan Menyusui
Kategori D untuk penggunaan pada kehamilan, yang berarti ada risiko terhadap janin tetapi bisa jadi manfaatnya lebih besar dibandingkan risikonya. Selama menyusui, estrogen terkonjugasi dapat terserap ke dalam ASI sehingga tidak disarankan untuk digunakan.
Interaksi Estrogen dengan Obat Lain
Beberapa interaksi antara estrogen terkonjugasi dan obat-obat tertentu meliputi:
- Risiko peningkatan pembekuan darah saat digunakan bersama lenalidomide, thalidomide dan asam traneksamat
- Risiko efek samping estrogen meningkat bila digunakan bersama cimetidine, itraconazole, clarithromycin, quinidine, atau erythromycin
- Penurunan efektivitas estrogen saat digunakan dengan rifampicin, carbamazepine, atau darunavir
- Penurunan efektivitas antikoagulan seperti heparin yang dapat memicu pembekuan darah.