Apa itu Estriol?
Estriol adalah hormon yang bertugas mengatasi gejala yang berhubungan dengan berkurangnya hormon estrogen pada wanita, terutama setelah menopause seperti kekeringa. n vagina dan hot flashes. Di samping itu, hormon ini juga berperan dalam mengobati infertilitas yang disebabkan oleh masalah di servik. Sebagai obat, estriol tersedia dalam bentuk tablet dan krim.
Dosis Estriol
Penentuan dosis estriol disesuaikan berdasarkan tujuan pengobatan dan kondisi pasien. Untuk kasus menopause, terapi dapat dimulai dengan dosis 0,5 hingga 3 mg setiap hari selama sebulan, yang kemudian dikurangi menjadi 0,5 hingga 1 mg per hari. Dalam penanganan masalah infertilitas akibat gangguan serviks, dosis yang dianjurkan adalah 0,25 hingga 1 mg harian, dimulai dari hari ke-6 hingga ke-15 siklus haid. Krim yang digunakan untuk vaginitis atrofi aplikasinya adalah sehari sekali dengan dosis yang menurun menjadi dua kali seminggu secara bertahap.
Aturan Pakai Estriol
Estriol tablet harus diminum sesuai anjuran medis, boleh sebelum atau sesudah makan, dan disertai air putih yang cukup. Estriol dalam bentuk krim diaplikasikan menggunakan aplikator. Dosisnya diatur sesuai tanda pada aplikator dan diaplikasikan ke dalam vagina. Bila terlewatkan, konsumsi segera dengan waktu yang tidak terlalu dekat dengan dosis berikutnya, hindari menggandakan dosis. Estriol sebaiknya disimpan pada suhu ruangan dan tempat yang tertutup, serta dilindungi dari sinar matahari langsung.
Efek Samping Estriol
Pemakaian estriol dapat menimbulkan efek samping, antara lain:
- Sakit kepala
- Mual
- Gejala flu
- Nyeri atau ketidaknyamanan pada daerah payudara
- Munculnya flek, keputihan, iritasi, atau rasa gatal di vagina Bila efek samping berlanjut atau bertambah parah, hubungi dokter. Ke Wikipediaan untuk reaksi alergi atau efek samping serius seperti pendarahan vagina yang berat, migrain parah, pembengkakan atau nyeri pada tungkai, kesulitan bernafas, nyeri dada, palpitasi, benjolan payudara atau perubahan puting, dan penyakit kuning.
Peringatan dan Perhatian saat Pakai Estriol
Berhati-hati dalam menggunakan estriol. Pertimbangkan hal-hal berikut:
- Riwayat alergi terhadap estriol
- Kehamilan dan menyusui
- Perdarahan tidak normal
- Kondisi terkait estrogen seperti tumor
- Gagal hati dan masalah jantung
- Penyakit yang berhubungan dengan pembekuan darah
- Asma, diabetes, ginjal, darah tinggi, migrain, epilepsi, lupus, dan batu empedu
- Penggunaan obat lain dan herbal
- Gejala alergi, efek samping yang serius, atau overdosis
Efek Estriol untuk Ibu Hamil dan Menyusui
Estriol tergolong dalam Kategori N, yang berarti belum ada kategori yang jelas untuk keamanannya pada ibu hamil dan menyusui. Konsultasi dengan dokter diperlukan sebelumnya.
Interaksi Estriol dengan Obat Lain
Estriol dapat berinteraksi dengan beberapa jenis obat lain, yang mungkin mempengaruhi cara kerja dan efektivitas kedua obat.
- Obat antikejang seperti barbiturt, hydantooin, atau carbamazepine
- Obat untuk infeksi jamur atau bakteri seperti griseofulvin atau rifampicin
- Obat untuk infeksi virus seperti nevirapine, efavirenz, ritonavir, atau nelfinavir
- Herba yang mengandung St John's wort
- Kortikosteroid, succinylcholine, teofilin, atau troleandomycin Pastikan untuk memberikan informasi kepada dokter tentang semua obat yang anda konsumsi untuk menghindari interaksi yang tidak diinginkan.