Apa itu Eribulin?
Eribulin mesylate berperan sebagai agen kemoterapi untuk kanker payudara tahap lanjut, terutama bagi mereka yang telah menjalani setidaknya satu protocol kemoterapi. Selain itu, digunakan pada pasien dengan liposarkoma yang tak dapat dioperasi. Sebagai penghambat pertumbuhan sel kanker, eribulin mengganggu proses pembelahan sel dengan cara menginhibisi mikrotubulus dalam sel.
Dosis dan Sediaan Eribulin
Eribulin diberikan dengan dosis yang disesuaikan berdasarkan respons dan kondisi pasien, serta jenis neoplasma yang dihadapi. Dosis umum untuk dewasa adalah 1,23 mg/m2 secara intravena selama 2—5 menit pada hari pertama dan kedelapan dalam sebuah siklus perawatan selama 21 hari. Pada pasien dengan gangguan hati ringan, dosis yang diberikan adalah 0,97 mg/m2, sementara pada gangguan hati sedang, dosis berkurang menjadi 0,62 mg/m2.
Aturan Pakai Eribulin
Eribulin diberikan sebagai cairan injeksi oleh tenaga kesehatan di fasilitas medis dan diinfuskan ke dalam pembuluh darah. Pemberian obat dijadwalkan pada hari pertama dan kedelapan setiap siklus 21 hari, dengan tujuan memberikan waktu istirahat untuk pemulihan pasien. Selama pengobatan, pemantauan kondisi lewat tes darah dan EKG menjadi penting, serta pengukuran tinggi dan berat badan guna penyesuaian dosis. Penting bagi pasien untuk mematuhi jadwal pengobatan yang telah disusun oleh dokter.
Efek Samping Eribulin
Penggunaan eribulin bisa menimbulkan efek samping, antara lain:
- Peningkatan risiko infeksi
- Kesulitan bernapas dan batuk
- Memar
- Kehilangan nafsu makan
- Sensasi kesemutan di ekstremitas
- Sakit kepala dan kehilangan keseimbangan
- Gangguan pencernaan seperti sembelit atau diare
- Alopesia
- Nyeri muskuloskeletal
- Kelelahan
- Penurunan berat badan Efek samping ini umum terjadi pada lebih dari 10% dari pasien yang menjalani kemoterapi dengan eribulin, sementara gejala lebih jarang seperti dehidrasi dan perubahan suasana hati dialami oleh sekitar 1—10% pasien.
Peringatan dan Perhatian saat Pakai Eribulin
Eribulin bisa menimbulkan pembekuan darah seperti deep vein thrombosis (DVT) yang berpotensi berkembang menjadi emboli paru. Gejala yang harus diwaspadai antara lain:
- Nyeri hingga bengkak pada ekstremitas bawah
- Gejala tidak nyaman di area suntikan
- Kesulitan bernapas dan batuk yang tak dapat dijelaskan Adanya kemungkinan interaksi obat menuntun pada perlunya pemberitahuan kepada dokter mengenai segala jenis obat, suplemen, atau vitamin yang sedang dikonsumsi, serta keharusan menghindari vaksinasi dengan vaksin hidup selama penggunaan eribulin.
Efek Eribulin untuk Ibu Hamil dan Menyusui
Kemoterapi dengan eribulin memiliki potensi menyebabkan infertilitas dan berisiko bagi janin, karenanya tidak direkomendasikan saat hamil. US FDA menegaskan bahwa terdapat bahaya pada janin jika ibu menjalani pengobatan ini selama hamil. Ibu menyusui juga disarankan untuk tidak menyusui karena risiko obat yang dapat tertransfer melalui ASI.
Interaksi Eribulin dengan Obat Lain
Eribulin memiliki potensi interaksi obat yang dapat mempengaruhi efektivitas atau meningkatkan risiko efek samping, termasuk:
- Obat radang seperti abatacept
- Vaksin hidup, contohnya adenovirus tipe 7
- Obat epilepsi seperti carbamazepine Penting bagi pasien untuk membicarakan kemungkinan interaksi ini dengan dokter atau apoteker dan merinci daftar obat yang digunakan saat ini.