Apa Itu Epinefrin?
Epinefrin adalah obat yang bekerja mengendurkan otot-otot saluran nafas sekaligus meningkatkan ketegangan pembuluh darah, yang efektif dalam mengobati syok anafilaktik dan melakukan tindakan RJP. Fungsi utamanya adalah meningkatkan kinerja jantung dan tekanan darah, serta mengurangi ruam dan pembengkakan pada wajah dan leher. Epinefrin juga digunakan dalam kasus hipotensi karena syok septik dan syok kardiogenik.
Dosis Epinefrin
Dosis epinefrin untuk setiap keadaan darurat diberikan berdasarkan ketentuan khusus dan hanya oleh tenaga medis:
Dosis untuk syok anafilaktik:
- Dewasa: 0,5 mg melalui injeksi intramuskular (IM) atau intravena (IV), setiap 5 menit sampai pulih.
- Anak-anak: 0,01 mg/kg berat badan, injeksi IM atau IV.
Dosis untuk RJP:
- Dewasa dan anak-anak: Injeksi IV 1 mg dewasa atau 0,01 mg/kg berat badan anak-anak, dapat diulang tiap 2-3 menit.
Dosis untuk syok septik dan bradikardia yang tidak merespon atropin juga diberikan sesuai dengan kebutuhan spesifik pasien.
Aturan Pakai Epinefrin
Epinefrin disuntikkan oleh dokter atau profesional medis dengan dosis yang disesuaikan kondisi pasien. Ikuti petunjuk medis agar terapi epinefrin berhasil efektif. Setelah penyuntikan, pasien akan mendapatkan penanganan lanjutan sesuai perkembangan yang terjadi.
Efek Samping Epinefrin
Beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah mendapat suntikan epinefrin, antara lain:
- Berkeringat berlebih
- Mual dan muntah
- Gelisah atau cemas
- Pusing
- Perasaan kesulitan bernafas
- Kelemahan
- Sakit kepala
- Gemetaran
- Kulit pucat
- Bengkak atau nyeri di tempat suntikan Jika efek samping ini bertahan atau memburuk, segera hubungi dokter. Penyuntikan epinefrin juga bisa menyebabkan efek samping berat seperti aritmia, nyeri dada, pingsan, atau kejang, yang harus ditangani medis segera.
Peringatan dan Perhatian saat Pakai Epinefrin
Beberapa pertimbangan penting saat menggunakan epinefrin, di antaranya:
- Informasikan riwayat alergi, termasuk alergi terhadap sulfit.
- Riwayat penyakit jantung dan pembuluh darah, penyakit tiroid, diabetes, depresi, penyakit Parkinson, asma, glaukoma, dan lainnya.
- Tidak mengemudi atau melakukan aktivitas yang memerlukan konsentrasi penuh.
- Sampaikan daftar obat, suplemen, atau produk herbal yang digunakan.
- Informasikan keadaan hamil, menyusui, atau rencana kehamilan.
- Lapor segera kepada dokter bila terjadi reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah penyuntikan epinefrin.
Efek Epinefrin untuk Ibu Hamil dan Menyusui
Epinefrin dapat berisiko terhadap janin dan terkategori C, dimana digunakan jika manfaatnya lebih besar dari risiko. Meski epinefrin bisa terserap dalam ASI dan berpotensi mengurangi produksi ASI, obat ini masih diberikan dalam kondisi gawat darurat demi keselamatan nyawa.
Interaksi Epinefrin dengan Obat Lain
Interaksi epinefrin dengan obat lain dapat menimbulkan efek samping, seperti:
- Gangguan irama jantung atau hipertensi dengan penghambat beta dan alfa, obat adrenergik, glikosida jantung, atau antidepresan trisiklik.
- Hipotensi berat dengan clozapine, pimozide, atau haloperidol.
- Penurunan efek obat antidiabetes seperti acarbose, insulin, atau metformin.
- Resiko serangan jantung dan stroke dengan ergotamine. Waspada interaksi ini untuk mencegah efek yang tidak diinginkan. Konsultasikan dengan dokter atau apoteker terkait penggunaan obat lain.