Apa itu Doksilamin?
Doksilamin adalah antihistamin yang memiliki fungsi menghambat kerja histamin dan asetilkolin, zat yang terkait dengan reaksi alergi dan simptomatik selesma seperti mata yang berair, hidung berlendir, tersumbat, dan bersin. Ketika digunakan untuk mengatasi insomia, doksilamin bertindak memblokir reseptor di otak yang berkontribusi terhadap terjaganya kesadaran, sehingga membantu mengurangi rangsangan dan merangsang rasa mengantuk.
Dosis Doksilamin
Doksilamin hadir dalam bentuk sirop dengan dosis yang direkomendasikan berdasarkan usia dan kondisi kesehatan:
Untuk gejala alergi dan rhinitis alergi:
- Dewasa dan anak-anak berusia di atas 12 tahun: 7,5-12,5 mg setiap 4-6 jam, dengan batas maksimum 75 mg per hari.
- Anak usia 6-11 tahun: 3,75-6,25 mg setiap 4-6 jam, hingga 37,5 mg per hari.
Sementara itu, untuk pengobatan insomia jangka pendek:
- Dewasa dan remaja di atas 12 tahun disarankan untuk mengonsumsi 25 mg sebelum tidur, maksimal penggunaan adalah dua minggu.
Aturan Pakai Doksilamin
Ikuti arahan dokter dan baca petunjuk yang tertera pada kemasan sebelum meminum doksilamin. Jangan merubah takaran tanpa persetujuan medis. Doksilamin dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Jika terjadi lupa dosis, minum sesegera mungkin kecuali jika waktunya sudah dekat dengan dosis berikutnya, dan jangan memperbanyak dosis selanjutnya. Simpan doxylamine pada tempat sejuk dan kering, jauh dari paparan sinar matahari langsung dan jangkauan anak-anak.
Efek Samping Doksilamin
Efek samping yang mungkin timbul karena penggunaan doksilamin termasuk:
- Penglihatan kabur
- Keringnya hidung, mulut, atau tenggorokan
- Konstipasi
- Pusing atau sakit kepala
- Nyeri perut
- Rasa kantuk Konsultasikan dengan dokter jika efek samping mengganggu atau bertambah parah, dan segera cari pertolongan medis jika terjadi reaksi alergi berat atau efek samping serius lainnya.
Peringatan dan Perhatian saat Pakai Doksilamin
Perhatikan hal-hal berikut ini sebelum menggunakan doksilamin:
- Hindari jika alergi terhadap doksilamin.
- Tidak disarankan untuk mengatasi insomia pada anak tanpa rekomendasi dokter.
- Informasikan kepada dokter riwayat penyakit jantung, hipertensi, gangguan hati, dan kondisi medis lainnya.
- Beritahukan penggunaan segala obat, suplemen, atau herbal yang dikonsumsi.
- Sampaikan status kehamilan atau menyusui kepada dokter.
- Jangan mengemudi atau melakukan aktivitas yang memerlukan konsentrasi setelah mengonsumsi doksilamin karena dapat menimbulkan rasa kantuk berlebih.
Efek Doksilamin untuk Ibu Hamil dan Menyusui
Doksilamin belum terklasifikasi dengan jelas dalam kategori keamanannya bagi ibu hamil dan menyusui. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat ini apabila sedang hamil. Untuk ibu menyusui, ingat bahwa doksilamin bisa lewat ke dalam ASI dan mungkin memengaruhi bayi.
Interaksi Doksilamin dengan Obat Lain
Doksilamin dapat berinteraksi dengan obat lain, menciptakan risiko peningkatan efek samping seperti:
- Peningkatan efek penghambatan sistem saraf pusat, termasuk pusing, kantuk, dan linglung apabila dikombinasi dengan opioid, antipsikotik, obat penenang, atau benzodiazepine.
- Efek samping keringnya mulut, konstipasi, atau kesulitan buang air kecil jika digunakan bersama MAOI, antihistamin lain, antidepresan trisiklik, atau atropin.
- Peningkatan efek samping pusing, kantuk, dan linglung saat digunakan bersama clonidine.