Apa itu daunorubicin?
Daunorubicin atau daunorubisin, merupakan sebuah agen kemoterapi yang diresepkan untuk mengatasi beberapa jenis leukemia, misalnya leukemia limfositik akut dan myeloid akut. Sebagai anggota dari kelas obat antrasiklin, daunorubicin kerap digunakan bersama obat kemoterapi lain untuk menekan perkembangan sel kanker.
Dosis dan sediaan daunorubicin
Daunorubicin disuntikkan secara intravena oleh tenaga medis profesional, dengan dosis yang disesuaikan berdasarkan usia pasien dan kondisi klinis mereka. Dosis standar bagi pasien leukemia adalah:
- Dewasa: 30–45 mg/m2, diinfus selama tiga hari pada siklus awal pengobatan dan untuk siklus berikutnya selama dua hari. Tiap siklus terjadi dengan interval 3–6 minggu, dengan batas dosis maksimal 550 mg/m2.
- Anak-anak: Diberikan 25 mg/m2, sekali seminggu dikombinasikan dengan obat lain, dengan batas dosis maksimal 300 mg/m2. Untuk anak di bawah dua tahun, dosisnya adalah 1 mg/kg dengan batas maksimal 10 mg/kg.
Aturan pakai daunorubicin
Penggunaan daunorubicin dikhususkan untuk penanganan medis di rumah sakit oleh dokter atau perawat yang kompeten. Obat ini tersedia dalam bentuk larutan atau serbuk, yang akan dicampurkan sebelum disuntikkan ke pembuluh darah pasien. Frekuensi dan lama pengobatan akan ditentukan berdasarkan respons pasien serta jenis leukemia yang dihadapi. Penting bagi pasien untuk mengikuti jadwal kemoterapi yang telah disusun dan menginformasikan dokter segera jika ada sesi yang terlewatkan.
Efek samping daunorubicin
Daunorubicin dapat menyebabkan beberapa efek samping seperti:
- mual
- muntah
- diare
- sembelit
- penurunan nafsu makan
- kehilangan rambut
Adapun perubahan warna urin menjadi merah, yang bukan merupakan indikasi perdarahan, dan potensi rambut rontok yang biasanya bersifat sementara, dengan pertumbuhan normal pulih pasca pengobatan. Efek samping yang terjadi bervariasi pada setiap individu, dan bila mengalami kekhawatiran, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.
Peringatan dan perhatian saat pakai daunorubicin
Daunorubicin berpotensi menimbulkan masalah kardiovaskular yang serius, yang bisa muncul selama atau setelah pengobatan. Sejumlah pemeriksaan jantung sebelum dan selama pengobatan akan dilakukan untuk memastikan keamanan bagi pasien. Sebelum pengobatan dimulai, pasien harus memberitahu dokter apabila:
- telah mendapatkan dosis maksimum daunorubicin atau obat serupa
- baru-baru ini menderita cacar air atau supresi sumsum tulang
- sedang menghadapi infeksi yang parah
- memiliki riwayat penyakit hati, ginjal, atau jantung
- sedang mengonsumsi obat, suplemen, maupun produk herbal
Daunorubicin tidak dianjurkan bagi ibu hamil atau menyusui dan mereka yang alergi terhadap obat ini.
Efek daunorubicin untuk ibu hamil dan menyusui
Daunorubicin diketahui dapat melintasi plasenta, menimbulkan risiko bagi janin, dan tidak disarankan bagi ibu hamil. FDA menyarankan agar wanita yang merencanakan kehamilan menunda program kehamilan sampai selesainya pengobatan. Sedangkan untuk ibu yang menyusui, penggunaan daunorubicin harus dihindari.
Interaksi daunorubicin dengan obat lain
Penggunaan daunorubicin dapat berinteraksi dengan obat lain, yang dapat mempengaruhi efikasi medisasi atau meningkatkan risiko efek samping. Daunorubicin dapat berinteraksi dengan obat-obatan seperti:
- obat penyakit jantung (misalnya digoxin, dipyridamole, dan quinidine)
- obat untuk epilepsi (contohnya fenitoin)
- obat HIV dan hepatitis
- kemoterapi lain seperti tamoxifen dan viblastine
- berbagai vaksin, termasuk untuk flu, hepatitis, dan cacar
Penting bagi pasien untuk berdiskusi dengan dokter atau apoteker mengenai potensi interaksi sebelum mengonsumsi obat lain.