Apa itu Cortisone?
Cortisone adalah anggota dari kelas obat kortikosteroid yang berfungsi menghambat pelepasan zat penyebab inflamasi dalam tubuh. Obat ini juga efektif dalam menekan respon imun tubuh dan kerap digunakan sebagai terapi imunosupresan.
Dosis Cortisone
Dua bentuk presentasi cortisone yang tersedia yaitu tablet dan suntikan, dengan administrasi suntikan di bawah pengawasan medis. Dokter akan menentukan dosis cortisone sesuai kondisi dan umur pasien:
-
Kondisi: Inflamasi dan alergi
- Dewasa: Biasanya diberikan 25-300 mg setiap hari.
-
Kondisi: Kekurangan Adrenokortikal
- Dewasa: 12.5-37.5 mg setiap hari.
- Anak-anak: 5-25 mg setiap hari, dibagi dalam beberapa dosis.
Aturan Pakai Cortisone
Pantau rekomendasi kegunaan cortisone sesuai rujukan medis dan pastikan untuk membaca label pada kemasan. Cortisone suntikan akan langsung diberikan oleh profesional kesehatan, sedangkan tablet diminum dengan air setelah makan. Jaga jadwal pemberian obat dan apabila ada dosis yang terlewat, segera minum jika waktunya tidak terlalu dekat dengan dosis berikutnya. Jika terlupa dengan frekuensi tinggi, diskusikan dengan dokter anda.
Efek Samping Cortisone
Beberapa efek samping dari penggunaan jangka panjang cortisone antara lain:
- Insomnia
- Peningkatan nafsu makan
- Pertumbuhan rambut yang tidak normal
- Nyeri pada sendi
- Fluktuasi mood
- Jerawat, kulit kering, atau penipisan kulit
- Mudah memar
- Luka lambat sembuh
- Mudah berkeringat
- Sakit kepala
- Mual, muntah, atau kembung
Konsultasikan segera dengan dokter anda jika terdapat efek samping yang mengganggu atau memburuk.
Peringatan dan Perhatian saat Pakai Cortisone
Ada beberapa perhatian sebelum menggunakan cortisone:
- Pastikan tidak ada alergi terhadap cortisone atau kortikosteroid lain.
- Tidak disarankan untuk pasien dengan infeksi jamur atau bakteri.
- Hindari minuman beralkohol selama pengobatan.
- Informasikan kepada dokter mengenai kondisi medis saat ini atau yang pernah dialami.
- Diskusikan dengan dokter jika sedang hamil, menyusui, atau berencana kehamilan.
- Beritahukan obat, suplemen, atau herbal yang sedang dikonsumsi.
- Segera cari pertolongan medis jika terjadi reaksi alergi atau efek samping yang berat.
Efek Cortisone untuk Ibu Hamil dan Menyusui
Menurut kategori A, penggunaan cortisone selama kehamilan tidak menunjukkan risiko tinggi pada janin. Namun, cortisone dapat masuk ke dalam ASI dan tidak disarankan untuk dikonsumsi selama periode menyusui. Saran medis sangat diperlukan untuk menimbang manfaat dan resiko.
Interaksi Cortisone dengan Obat Lain
Cortisone dapat interaksi dengan beberapa jenis obat sebagai berikut:
- Vaksin hidup mungkin akan kurang efektif
- Efektivitas cortisone bisa berkurang karena barbiturat, phenytoin, rifampicin, atau ephedrine
- Antihypertensi atau obat antidiabetes menjadi tidak efektif
- Risiko hipokalemia meningkat bila dipadukan dengan thiazide, furosemide, carbenoxolone, atau amphotericin B
- Efektivitas antikoagulan bisa meningkat atau menurun
- Kadar salisilat dalam darah bisa meningkat
- Kadar cortisone dapat berkurang bila dipakai bersama estrogen
- Toksisitas methotrexate bisa naik
Integrasikan daftar obat yang sedang dikonsumsi dalam konsultasi dengan dokter untuk menghindari interaksi yang tak diinginkan.