Apa itu Cortidex?
Cortidex mengandung dexamethasone dalam tiap tablet dan ampul cairan suntiknya. Dexamethasone termasuk dalam kelas kortikosteroid yang efektif dalam mencegah peradangan dengan cara menekan produksi zat-zat yang menyebabkan inflamasi. Tindakan ini membantu meredakan gejala seperti rasa sakit dan pembengkakan. Selain itu, dexamethasone juga bertindak sebagai imunosupresan, berguna bagi penderita penyakit autoimun dan sesuai untuk terapi kanker darah.
Dosis Cortidex
Perlakuan dengan Cortidex memerlukan pemberian dosis yang disesuaikan dengan bentuk obat, usia, serta kondisi klinis pasien. Berikut adalah panduan dosis umum untuk tablet Cortidex:
- Dewasa dan remaja lebih dari 12 tahun: 0,5-9 mg dalam beberapa dosis terbagi.
- Anak usia 6-12 tahun: 0,25-2 mg, dikonsumsi dua kali sehari.
- Anak usia 1-5 tahun: 0,25-1 mg, dikonsumsi dua kali sehari.
- Bayi di bawah 1 tahun: 0,1-0,25 mg, dikonsumsi dua kali sehari.
Cortidex injeksi diterapkan untuk kasus mendesak, seperti reaksi alergi akut, dan dosisnya akan ditetapkan oleh dokter.
Aturan Pakai Cortidex
Administrasi Cortidex injeksi dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional. Sedangkan untuk tablet, konsumsilah menyertai makanan atau susu guna menghindari gangguan pada lambung, dengan menelan tablet secara keseluruhan. Usahakan konsumsi obat pada jam yang sama setiap hari dan jangan menghentikan penggunaan tanpa pengarahan dokter untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan. Pada anak, perlu monitor perkembangan untuk menilai potensi gangguan pertumbuhan akibat penggunaan jangka panjang.
Efek Samping Cortidex
Cortidex mungkin menimbulkan beberapa efek samping, antara lain:
- Sakit perut
- Panas di dada atau heartburn
- Sakit kepala
- Insomnia
- Peningkatan nafsu makan
Cortidex suntik juga bisa menyebabkan reaksi lokal di tempat injeksi. Bila terjadi reaksi alergi atau efek samping serius, segera hubungi dokter.
Peringatan dan Perhatian saat Pakai Cortidex
Dalam penggunaan Cortidex, berbagai peringatan dan perhatian harus diperhatikan termasuk:
- Riwayat alergi terhadap dexamethasone atau kortikosteroid lain.
- Hindari alkohol untuk mencegah risiko pendarahan atau tukak lambung.
- Infeksi aktif atau riwayat infeksi tertentu.
- Penyakit yang memengaruhi hati, ginjal, lambung, tiroid, usus, atau sistem saraf.
- Riwayat penyakit jantung atau tekanan darah tinggi.
- Penggunaan bersamaan dengan obat atau vaksin lain.
Selalu sampaikan informasi kondisi kesehatan dan obat yang sedang dikonsumsi kepada dokter sebelum memulai pengobatan dengan Cortidex.
Efek Cortidex untuk Ibu Hamil dan Menyusui
Bagi ibu hamil, Cortidex termasuk dalam kategori C, dimana belum ada studi terkontrol pada manusia meskipun penelitian pada hewan menunjukkan potensi efek negatif. Penggunaan hanya disarankan bila manfaatnya lebih besar dibandingkan risikonya. Selama menyusui, kondisi transfer dexamethasone ke dalam ASI belum diketahui, sehingga diperlukan konsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat ini.
Interaksi Cortidex dengan Obat Lain
Cortidex berpotensi berinteraksi dengan beberapa obat lain, seperti:
- Penggunaan bersama antikonvulsan dan barbiturat dapat menurunkan efektivitas dexamethasone.
- Risiko efek samping meningkat bila digunakan dengan erythromycin, ketoconazole, atau ritonavir.
- Kortikosteroid atau diuretik tertentu dan amphotericin B dapat meningkatkan risiko hipokalemia.
- Obat pengencer darah seperti warfarin dapat meningkatkan risiko perdarahan.
- Vaksin hidup mungkin tidak seefektif ketika digunakan bersama Cortidex.
Penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menggabungkan penggunaan Cortidex dengan obat lain untuk menghindari potensi interaksi yang membahayakan.