Apa itu Clioquinol?
Clioquinol dikenal karena kemampuannya sebagai antibiotik dan antijamur yang berguna untuk mengatasi infeksi kulit. Substansi ini mencegah perkembangan mikroorganisme penyebab infeksi dengan cara menyerang dan menghentikan pertumbuhannya. Optimalisasi efek clioquinol sering kali dicapai melalui penggunaannya bersamaan dengan kortikosteroid seperti hydrocortisone.
Dosis Clioquinol
Dalam pengobatan kondisi kulit yang disebabkan oleh bakteri maupun jamur, clioquinol digunakan dengan cara mengaplikasikan krim secara merata pada bagian yang terinfeksi, sebanyak 2 hingga 4 kali setiap hari sesuai rekomendasi medis. Untuk penyembuhan kutu air ataupun kurap, durasi terapeutiknya adalah selama satu bulan penuh, sedangkan untuk gatal selangkangan dianjurkan terapi selama dua minggu.
Aturan Pakai Clioquinol dengan Benar
Untuk mengoptimalkan hasil terapi menggunakan clioquinol, berikut beberapa langkah penggunaannya:
- Pastikan area kulit yang akan diterapi telah dibersihkan dan dilap hingga kering sebelum penggunaan.
- Aplikasikan krim dengan lapisan tipis dan merata, tanpa ditutup oleh perban atau kain, kecuali atas saran dokter.
- Hindari kontak dengan mata, hidung, atau mulut, dan bilas dengan air apabila terjadi kontaminasi.
- Jangan gunakan lebih dari satu minggu tanpa konsultasi dokter jika kondisi tak kunjung membaik.
- Perhatikan untuk tidak menodai pakaian atau sekitar karena clioquinol dapat meninggalkan warna kuning.
- Konsisten dalam penggunaan krim di waktu yang sama setiap hari untuk hasil maksimal.
Efek Samping Clioquinol
Krim clioquinol dapat menimbulkan beberapa efek samping, yang meskipun jarang, dapat mencakup:
- Rasa gatal
- Kemerahan kulit
- Pembengkakan
- Sensasi terbakar pada daerah yang dirawat
Bila efek samping tidak mereda atau malah memburuk, segera hubungi tenaga medis. Serta, segera cari pertolongan jika Anda mengalami reaksi alergi terhadap obat ini.
Peringatan dan Perhatian saat Pakai Clioquinol
Beberapa peringatan dalam penggunaan clioquinol antara lain:
- Laporkan alergi yang Anda miliki pada dokter, khususnya jika alergi berhubungan dengan clioquinol.
- Jauhi penggunaan pada kulit yang memiliki luka besar atau yang sedang luka.
- Diskusikan dengan dokter jika ada riwayat atau kondisi penyakit ginjal dan hati.
- Anak dibawah usia 2 tahun tidak diizinkan menggunakan obat ini.
- Pastikan tidak ada interaksi dengan pengobatan lain, terutama jika terdapat perawatan pada area yang sama.
- Informasikan status kehamilan, menyusui, atau rencana kehamilan pada dokter.
- Waspada terhadap reaksi alergi obat dan cari bantuan medis jika terjadi.
Efek Clioquinol untuk Ibu Hamil dan Menyusui
Pada ibu hamil, clioquinol termasuk dalam Kategori C dimana penggunaannya hanya disarankan jika benefit yang diharapkan melebihi risiko terhadap janin. Obat hendaknya tidak digunakan secara berkepanjangan untuk menghindari resiko penyerapan ke dalam tubuh. Sementara itu, bagi ibu menyusui, sangat penting untuk berdiskusi dengan dokter sebelum menggunakan clioquinol, dan penggunaan pada area payudara harus dihindari karena bisa terserap ke dalam ASI.
Interaksi Clioquinol dengan Obat Lain
Meskipun relatif jarang, clioquinol yang diaplikasikan pada kulit masih memiliki kemungkinan berinteraksi dengan obat-obatan atau bahan aktif lainnya. Oleh sebab itu, gunakan clioquinol dengan hati-hati dan hindari pemakaian bersama produk perawatan kulit lain atau obat topikal tanpa persetujuan dokter terlebih dahulu.