Apa itu Clemastine?
Clemastine adalah sebuah antihistamin yang dipakai untuk meredakan gejala alergi yang meliputi mata berair, gatal-gatal pada mata, hidung, tenggorokan, kulit, batuk, pilek, dan bersin. Cara kerja clemastine adalah dengan memblokir atau membatasi aksi dari histamin di dalam tubuh manusia. Namun, perlu dicatat bahwa clemastine tidak bisa dipergunakan sebagai pengobatan untuk reaksi alergi yang amat berat seperti anafilaksis.
Dosis Clemastine
Penggunaan clemastine harus mengikuti petunjuk dokter atau anjuran pada kemasan. Dosis yang dianjurkan bergantung pada usia dan kondisi kesehatan. Untuk dewasa, lazimnya dikonsumsi 1,34 mg dua kali sehari dan dapat ditingkatkan hingga maksimal 2,68 mg tiga kali sehari. Anak-anak di bawah enam tahun dihitung 0,335-0,67 mg dibagi dalam beberapa dosis dengan dosis tertinggi 1,34 mg per hari, sementara anak-anak berusia 6-12 tahun dianjurkan 0,67-1,34 mg dua kali sehari. Remaja di atas 12 tahun dan orang dewasa dimulai dengan 1,34 mg dua kali sehari dengan penambahan dosis sesuai keperluan. Formulasi obat ini tersedia dalam tablet 1,34 mg dan 2,68 mg.
Aturan Pakai Clemastine
Minumlah clemastine sesuai dengan petunjuk yang ada di label atau sesuai resep dokter. Dapat diminum lewat mulut dengan atau tanpa makanan. Jika mengalami sakit perut, obat dapat diminum bersamaan dengan makanan atau susu. Pastikan untuk menggunakan takar yang tepat bila mengonsumsi dalam bentuk cair. Hendaknya tidak meningkatkan dosis sebelum berkonsultasi dengan dokter dan minum secara teratur untuk hasil yang optimal. Bila kondisi tidak membaik atau bahkan memburuk, segera cari bantuan medis.
Efek Samping Clemastine
Clemastine dapat menyebabkan efek samping seperti:
- Rasa mengantuk
- Pusing
- Sakit kepala
- Sembelit
- Nyeri perut
- Visi yang buram
- Mulut, hidung, atau tenggorokan yang terasa kering
Selain itu, clemastine juga bisa membuat lendir di paru-paru menjadi kering dan mengental, dan ini bisa mengakibatkan kesulitan bernapas.
Peringatan dan Perhatian saat Memakai Clemastine
Berbagai kondisi kesehatan dapat mempengaruhi penggunaan clemastine. Sebelum menggunakan obat ini, informasikan kepada dokter tentang:
- Kehamilan, rencana hamil, atau menyusui
- Penggunaan obat lain, termasuk obat resep atau non-resep, obat herbal, dan suplemen diet
- Alergi pada obat, makanan, atau zat lain
- Kondisi kesehatan seperti mengalami asma, PPOK, bronkitis kronis, emfisema, sesak napas, atau sleep apnea
- Penyakit lainnya seperti masalah pada lambung, diabetes, bisul, glaukoma, penyakit jantung, hipertensi, dan sebagainya.
Efek Clemastine untuk Ibu Hamil dan Menyusui
Belum ada data yang cukup mengenai penggunaan clemastine pada wanita hamil dan menyusui. Perlu ada pertimbangan dari dokter antara potensi manfaat dan risiko sebelum menggunakannya. Clemastine berada dalam kategori risiko C oleh FDA, yang berarti efek samping pada kehamilan belum diketahui sepenuhnya. Oleh karena itu, selalu konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan obat ini.
Interaksi Clemastine dengan Obat Lain
Interaksi obat bisa berlangsung antara clemastine dengan obat-obatan lain, yang perlu diperhatikan adalah:
- Sodium oxybate, yang dapat meningkatkan lamanya tidur dan menganggu pernafasan
- MAO inhibitors seperti phenelzine, yang dapat mengakibatkan reaksi serius hingga fatal
Selain itu, clemastine bisa berinteraksi dengan makanan, alkohol, atau tembakau. Pastikan untuk mendiskusikan penggunaan obat ini bersamaan dengan makanan atau minuman dengan dokter Anda. Kondisi kesehatan lain juga bisa mempengaruhi penggunaan clemastine, jadi selalu beritahu dokter mengenai kondisi kesehatan yang Anda miliki.