Apa itu Canakinumab?
Canakinumab adalah obat yang digunakan sebagai terapi dalam kondisi medis tertentu yang melibatkan peradangan bertingkat tinggi, bekerja dengan menghalangi aksi interleukin-1 beta yang merupakan salah satu protein peradangan di dalam tubuh. Hal ini bertujuan untuk meredakan gejala yang berkaitan dengan peradangan seperti demam, rasa nyeri pada otot, ruam kulit, mata merah, dan kelelahan. Selain itu, canakinumab juga dapat dipakai dalam pengobatan systemic juvenile idiopathic arthritis atau yang dikenal dengan Still's disease.
Dosis Canakinumab
Canakinumab diberikan melalui injeksi subkutan oleh tenaga medis profesional. Dosisnya diatur berdasarkan kondisi spesifik yang diderita oleh pasien, serta berat badan mereka. Berikut rincian dosis canakinumab untuk beragam kondisi yang diobati:
-
CAPS (Cryopyrin-Associated Periodic Syndromes):
- Bagi dewasa dan anak-anak dengan berat di atas 40 kg: 150 mg setiap 8 minggu.
- Untuk dewasa dan anak-anak berat badan antara 15 kg hingga 40 kg: 2 mg/kg berat badan setiap 8 minggu.
-
TRAPS (Tumor Necrosis Factor Receptor-Associated Periodic Syndrome), HIDS (Hyperimmunoglobulin D Syndrome) atau MKD (Mevalonate Kinase Deficiency):
- Dewasa dengan berat badan di bawah 40 kg: 2 mg/kg berat badan setiap 4 minggu.
- Dewasa dengan berat badan di atas 40 kg: 150 mg setiap 4 minggu.
- Anak dengan berat 7,5-40 kg: 2 mg/kg berat badan setiap 4 minggu.
- Anak dengan berat di atas 40 kg: 150 mg setiap 4 minggu.
-
FMF (Familial Mediterranean Fever):
- Berlaku dosis serupa dengan HIDS atau MKD, dengan penggunaan bersamaan colchicine.
-
AOSD (Adult-Onset Still's Disease) atau SJIA (Systemic Juvenile Idiopathic Arthritis):
- Dewasa: 4 mg/kg berat badan setiap 4 minggu, dengan maksimum 300 mg.
Aturan Pakai Canakinumab
Canakinumab hanya boleh diberikan oleh tenaga kesehatan dalam pengawasan dokter. Penting bagi pasien untuk mengikuti petunjuk dan dosis yang dianjurkan oleh dokter mereka. Kontrol kesehatan rutin dan pemeriksaan darah lengkap harus dilaksanakan sesuai jadwal yang disarankan dokter untuk memantau efek samping dan respon tubuh terhadap pengobatan.
Efek Samping Canakinumab
Menggunakan canakinumab mungkin menimbulkan beberapa reaksi samping, antara lain:
- Gatal atau kemerahan pada area injeksi
- Rasa hangat atau pembengkakan di lokasi suntikan
- Pusing dan sakit kepala
- Mual dan muntah
- Diare
- Peningkatan berat badan
Jika efek samping tidak mereda, konsultasikan dengan dokter. Adanya reaksi alergi yang serius seperti ruam gatal, pembengkakan di mata atau bibir, atau kesulitan bernapas harus segera ditangani oleh profesional kesehatan.
Peringatan dan Perhatian saat Pakai Canakinumab
Terdapat sejumlah pertimbangan yang harus diperhatikan sebelum menggunakan canakinumab, termasuk:
- Informasikan kepada dokter mengenai riwayat alergi
- Diskusikan riwayat penyakit seperti TBC, leukopenia, infeksi kronis, HIV/AIDS, hepatitis B, hepatitis C, atau kanker
- Jangan mengemudi atau mengoperasikan alat berat selama pengobatan
- Konsultasi dengan dokter bila sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan
- Sebaiknya hindari vaksinasi dengan vaksin hidup saat dalam pengobatan
Kerusakan hati atau ginjal, serta pola konsumsi alkohol, adalah faktor-faktor lain yang harus diberitahukan kepada dokter.
Efek Canakinumab untuk Ibu Hamil dan Menyusui
Penggunaan canakinumab bagi ibu hamil belum tergolong dalam kategori aman atau berbahaya, sehingga diperlukan konsultasi dengan dokter untuk memastikan keselamatan penggunaannya. Belum diketahui apakah canakinumab dapat diserap ke dalam ASI, oleh karenanya ibu menyusui harus berhati-hati dan berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan obat ini.
Interaksi Canakinumab dengan Obat Lain
Canakinumab dapat mempengaruhi efektivitas obat lain, termasuk vaksin, ketika digunakan secara bersamaan. Beberapa interaksi yang mungkin terjadi di antaranya:
- Efek penurunan pada vaksin hidup, contohnya vaksin BCG
- Peningkatan risiko infeksi serius ketika dikombinasikan dengan obat penghambat faktor nekrosis tumor seperti certolizumab atau adalimumab