Apa itu Callusol?
Callusol dikembangkan dengan kandungan asam salisilat sebanyak 0,2 gram, asam laktat 0,05 gram, dan juga polidocanol 0,02 gram. Gabungan dari bahan aktif ini bertindak efektif untuk mempercepat proses pengelupasan pada daerah kulit yang keras karena kutil, mata ikan, atau kapalan, serta mempercepat pergantian sel.
Dosis Callusol
Penerapan Callusol diformulasikan khusus untuk mengatasai kutil, mata ikan, atau kapalan dengan cara mengaplikasikan secara langsung pada kulit yang terkena 1 hingga 2 kali setiap harinya. Proses ini harus terus dilakukan hingga keadaan kulit membaik dan masalah tersebut teratasi.
Aturan Pakai Callusol
Sesuai dengan instruksi pakai, Callusol diterapkan hanya pada kulit yang bermasalah. Sebelum pemakaian, informasi lebih lengkap bisa didapatkan melalui paket penjualan atau melalui konsultasi bersama dokter spesialis kulit. Cara penggunaannya adalah dengan mengoleskan Callusol pada daerah yang ingin diobati, meratakannya, dan menunggu hingga mengering selama 5 menit.
Selanjutnya, tutup daerah tersebut dengan kain kasa atau plester, kemudian bersihkan dengan air hangat setelah beberapa jam. Lakukan pelepasan kulit yang telah melunak dengan hati-hati. Untuk hasil yang optimal, gunakan secara rutin setiap hari, tetapi perhatikan untuk tidak menambah jumlah obat yang digunakan demi menghindari efek samping.
Efek Samping Callusol
Meskipun tidak sering terjadi, efek samping yang dapat disebabkan oleh Callusol antara lain iritasi kulit yang terlihat dari gejala kemerahan, rasa panas, dan pengelupasan pada area sekitar pengobatan. Jika efek samping tersebut berkelanjutan atau semakin buruk, segera periksakan ke dokter. Segera mencari pertolongan medis jika timbul reaksi alergi atau efek samping yang lebih serius, misalnya:
- Kemerahan yang menyebar di sekitar area terobati
- Tanda-tanda infeksi seperti nanah yang berwarna hijau atau keputih-putihan
- Pembentukan luka cekung pada area yang diobati
Peringatan dan Perhatian saat Pakai Callusol
Dalam menggunakan Callusol, ada beberapa peringatan yang perlu diperhatikan:
- Hindari penggunaan jika ada alergi terhadap kandungan Callusol
- Jangan aplikasikan pada wajah, mukosa, luka yang terbuka, kutil di area genital, tahi lalat, atau kutil yang berbulu
- Diskusikan dengan dokter jika memiliki kondisi seperti penyakit ginjal, liver, diabetes, atau penyakit arteri perifer
- Jauhkan dari mata dan hidung, serta jangan gunakan di area payudara khususnya bagi ibu menyusui
- Berdiskusi dengan dokter sebelum menggunakannya, terutama bagi yang sedang hamil atau menyusui
- Diskusikan dengan dokter jika hendak menggunakan dengan obat lain untuk menghindari interaksi
- Segera hubungi dokter jika ada reaksi alergi yang muncul
Efek Callusol untuk Ibu Hamil dan Menyusui
Berdasarkan kategori C, studi pada hewan menunjukkan efek samping asam salisilat di dalam Callusol terhadap janin, namun studi terkontrol pada ibu hamil belum tersedia. Oleh karena itu, hanya boleh digunakan saat manfaat yang diharapkan lebih besar dari risiko terhadap janin. Belum ada informasi apakah Callusol dapat terserap ke dalam ASI, sehingga ibu menyusui disarankan untuk tidak menggunakan Callusol tanpa persetujuan dari dokter.
Interaksi Callusol dengan Obat Lain
Asam salisilat yang terdapat dalam Callusol bisa berinteraksi dengan beragam obat oles lain. Beberapa interaksi yang mungkin terjadi antara lain:
- Meningkatnya penyerapan obat oles lain yang digunakan pada tempat yang sama
- Potensi iritasi dan pengeringan kulit tambahan apabila digunakan bersama dengan obat jerawat seperti adapalene atau tretinoin topikal
- Pengurangan efektivitas calcipotriol dalam pengobatan psoriasis
Selalu informasikan kepada dokter mengenai penggunaan obat lain untuk mencegah interaksi yang berpotensi menimbulkan efek samping buruk.