Apa itu obat calcium lactate?
Calcium lactate merupakan sebuah suplemen yang digunakan untuk mengelola dan mencegah hipokalsemia, suatu keadaan dimana terjadi kekurangan kadar kalsium dalam darah. Obat ini sering disebut sebagai kalk dan berguna untuk penderita yang tidak mendapatkan asupan kalsium yang cukup dari diet mereka. Kalsium laktat berperan dalam pengobatan berbagai kondisi seperti osteoporosis, rakitis, hipoparatiroidisme, dan gangguan otot tertentu seperti latent tetany. Penggunaan suplemen ini juga direkomendasikan pada wanita hamil, menyusui, atau yang sedang dalam masa menopause serta pada orang yang mengonsumsi obat-obatan tertentu seperti phenytoin, phenobarbital, atau prednisone.
Dosis calcium lactate
Suplemen kalsium laktat disajikan dalam bentuk tablet dan memiliki dosis yang bervariasi tergantung pada kondisi yang ditangani. Menurut informasi dari Drugs.com, berikut merupakan gambaran dosis umum berdasarkan kondisi tertentu:
Hipokalsemia (kekurangan kalsium)
- Dewasa: 325-650 mg, dua hingga tiga kali sehari, dikonsumsi sebelum makan. Terapi ini bisa mencakup suplemen vitamin D.
- Bayi dan Anak-anak: Diberikan 400-500 mg/kg/hari, dengan dosis terbagi setiap empat hingga enam jam, disesuaikan dengan kondisi klinis dan kadar serum kalsium.
Kondisi Lain
Untuk kondisi seperti rakitis, osteoporosis, dan hipoparatiroidisme, dosis untuk dewasa umumnya sama dengan pengobatan hipokalsemia.
Penting!
Dosis yang tepat harus ditentukan bersama dokter untuk tiap individu, agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan kondisi pasien.
Aturan Pakai Calcium Lactate
Penggunaan kalsium laktat harus mengikuti anjuran dokter atau petunjuk pada kemasan obat. Umumnya, suplemen ini diminum sebelum makan yang disertai dengan segelas air, konsumsi secara teratur pada waktu yang sama setiap hari untuk hasil yang optimal. Dokter anda mungkin meresepkan suplemen vitamin D untuk meningkatkan serapan kalsium. Jika terlewat satu dosis, minum secepat yang Anda ingat atau abaikan jika sudah mendekati waktu dosis berikutnya. Teruskan mengonsumsi sesuai petunjuk dokter meskipun kondisi sudah membaik, dan jangan berhenti mendadak tanpa berkonsultasi dengan dokter.
Efek Samping Calcium Lactate
Calcium lactate dapat menimbulkan efek samping ringan seperti perut sakit, kembung, dan sembelit. Namun, ada risiko efek samping serius bila dikonsumsi berlebihan, contohnya:
- Mual dan muntah
- Sembelit parah
- Kebingungan
- Kelelahan tak wajar
- Kehilangan nafsu makan
- Dahaga berlebih
- Penurunan berat badan
Sebaiknya segera hubungi dokter jika timbul gejala reaksi alergi seperti gatal, kesulitan bernapas, atau pembengkakan di wajah dan leher. Konsultasikan dengan dokter terkait efek samping yang Anda alami.
Peringatan dan Perhatian saat Pakai Calcium Lactate
Beberapa kondisi memerlukan kehati-hatian dalam penggunaan kalsium laktat, seperti:
- Riwayat alergi terhadap bahan obat
- Gangguan pada jantung, penyakit ginjal, atau batu ginjal
- Kondisi dengan kadar kalsium darah yang tinggi atau masalah kelenjar paratiroid
- Menggunakan obat-obatan lain, termasuk vitamin dan suplemen
Konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan suplemen ini, terutama jika Anda memiliki kondisi tertentu atau sedang hamil dan menyusui. Simpan obat di tempat yang sejuk dan jauhkan dari jangkauan anak dan hewan peliharaan.
Efek Calcium Lactate untuk Ibu Hamil dan Menyusui
Kalsium laktat dipertimbangkan untuk diambil oleh ibu hamil dan menyusui setelah konsultasi dengan dokter, mengingat belum ada penelitian komprehensif yang mengevaluasi risikonya. FDA mengklasifikasikan obat ini dalam kategori C terkait kehamilan, yang menandakan adanya potensi risiko berdasarkan penelitian pada hewan. Selalu diskusikan dengan dokter sebelum mengonsumsi obat selama masa-masa ini.
Interaksi Calcium Lactate dengan Obat Lain
Interaksi antara kalsium laktat dan obat lain dapat memiliki efek yang signifikan, termasuk tapi tidak terbatas pada:
- Meningkatnya risiko hiperkalsemia dengan penggunaan bersama diuretik thiazide
- Peningkatan penyerapan obat saat digunakan dengan vitamin D
- Pengurangan penyerapan obat bersama kortikosteroid
Interaksi dapat pula menurunkan efektivitas obat atau meningkatkan risiko keracunan, seperti dengan digoxin, antibiotik jenis fluoroquinolone, fluoride, bisphosphonate, dan tetracycline. Selalu berikan informasi obat dan suplemen yang Anda gunakan kepada dokter untuk menghindari interaksi yang tidak diinginkan.