Apa itu Calcitonin?
Calcitonin adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid, yang memiliki peran penting dalam mengurangi resorpsi tulang dan menghindari pelepasan kalsium dari ginjal menuju aliran darah. Dengan ini, calcitonin sebagai obat digunakan untuk memperbaiki kondisi tulang dan mengurangi kadar kalsium dalam darah. Bentuk tersedia dari obat ini termasuk semprotan hidung yang spesifik digunakan untuk pengobatan osteoporosis pada wanita yang telah menopause lebih dari lima tahun.
Dosis Calcitonin
Dokter akan menentukan dosis calcitonin yang sesuai berdasarkan kondisi medis pasien, berat badan, dan reaksi tubuh terhadap obat. Calcitonin diberikan dengan injeksi subkutan atau intramuskular, tergantung pada kondisi yang diobati dan preferensi medis. Untuk penyakit Paget dosisnya bisa mulai dari 50 unit tiga kali per minggu hingga 100 unit setiap hari. Dalam mengatasi osteoporosis pascamenopause, dosis umumnya adalah 100 unit per hari. Sementara itu, untuk pencegahan kehilangan massa tulang akibat keterbatasan mobilitas, dosisnya 100 unit sekali sehari atau 50 unit dua kali sehari dalam jangka waktu 2–4 minggu. Dan, sebagai terapi tambahan untuk hiperkalsemia, dosis bervariasi mulai dari 4 unit/kgBB setiap 12 jam hingga maksimum 48 unit/kgBB per hari.
Aturan Pakai Calcitonin dengan Benar
Calcitonin dalam bentuk injeksi harus diberikan oleh tenaga kesehatan profesional. Sebelum perawatan dimulai, tes kulit biasanya diperlukan untuk mengkonfirmasi tidak ada alergi terhadap obat ini. Apabila calcitonin diresepkan untuk digunakan sendiri, sangat penting untuk memastikan pemahaman tentang prosedur penggunaannya yang benar dari dokter. Pastikan untuk memeriksa kualitas obat sebelum injeksi, dan selalu gunakan jarum baru untuk setiap aplikasi. Lakukan injeksi pada area yang bersih dan hindari menggunakan lokasi yang sama secara berulang. Pemantauan dokter secara berkelanjutan, termasuk tes darah dan urin, serta asupan suplemen kalsium dan vitamin D, mungkin diperlukan selama masa perawatan.
Efek Samping Calcitonin
Efek samping dari penggunaan calcitonin mungkin meliputi:
- Mual
- Sakit perut
- Diare
- Muntah
- Sensasi hangat pada wajah, leher, atau dada
- Bengkak atau kemerahan pada area injeksi
- Alami rasa asin di mulut
- Frekuensi urinasi meningkat
- Hilangnya nafsu makan Konsultasi ke dokter jika efek samping ini menetap atau memburuk. Segera cari perawatan medis jika mengalami efek samping serius seperti nyeri mata, pembengkakan kaki, kejang, gejala hipokalsemia, atau mendadak merasa pusing seperti mau pingsan.
Peringatan dan Perhatian saat Pakai Calcitonin
Sebelum memulai penggunaan calcitonin, beritahukan dokter mengenai riwayat alergi yang mungkin Anda miliki. Perhatian khusus harus diberikan bagi mereka yang memiliki riwayat gagal jantung, penyakit ginjal, hipokalsemia, atau kekurangan vitamin D. Ibu hamil atau menyusui harus berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan obat ini. Hindari mengemudi atau melakukan tugas-tugas yang membutuhkan kewaspadaan jika mengalami efek samping seperti kelelahan, pusing, atau gangguan penglihatan setelah penggunaan obat. Selalu informasikan dokter tentang obat lain yang sedang dikonsumsi untuk menghindari interaksi yang tidak diinginkan.
Efek Calcitonin untuk Ibu Hamil dan Menyusui
Pada kategori C menurut studi pada hewan, calcitonin bisa menimbulkan efek samping pada janin, namun belum ada bukti dari studi terkontrol pada wanita hamil. Penggunaan obat ini harus mempertimbangkan manfaat melebihi risiko yang ada. Penting juga untuk diketahui bahwa belum ada konfirmasi apakah calcitonin dapat diserap ke dalam ASI. Oleh karena itu, ibu menyusui disarankan tidak mengonsumsi obat ini tanpa seizin dokter.
Interaksi Calcitonin dengan Obat Lain
Calcitonin dapat berinteraksi dengan beberapa jenis obat tertentu, yang dapat mempengaruhi efektivitas dan risiko efek samping:
- Obat yang dapat meningkatkan risiko hipokalsemia, seperti amlodipine atau verapamil
- Obat yang dapat menurunkan efektivitas obat-obatan seperti digoxin dan lithium