Apa itu Betaxolol?
Betaxolol adalah obat tetes mata yang secara khusus digunakan untuk menurunkan tekanan mata yang terjadi sebagai akibat dari hipertensi okular atau glaukoma. Penggunaan betaxolol diindikasikan bagi orang dewasa dan kerjanya adalah dengan meminimalisir produksi aqueous humor, cairan yang mengisi ruang di bagian anterior mata, yang kemudian membantu mengurangi tekanan di dalam mata tersebut. Selain itu, betaxolol dapat digunakan sendirian atau dikombinasikan dengan obat lain dengan tujuan yang sama.
Dosis Betaxolol
Dianjurkan untuk menggunakan betaxolol sesuai dengan instruksi dokter. Umumnya, dosis untuk mengelola tekanan intraokular karena hipertensi okular atau glaukoma adalah satu tetes di mata yang terkena, diterapkan dua kali sehari. Durasi pemakaian obat akan ditentukan berdasarkan usia dan kondisi pasien oleh dokter yang merawat.
Aturan Pakai Betaxolol
Dalam menggunakan betaxolol, ada beberapa hal yang perlu diikuti. Pengguna diharapkan untuk mengacu pada arahan dokter dan petunjuk pada kemasan. Pastikan untuk mencuci tangan sebelum aplikasi, dan hindari mengkontaminasi tetes mata dengan menyentuh ujung botol ke mata. Obat ini bisa menyebabkan gejala seperti pusing atau penglihatan kabur sementara, oleh karena itu hindari mengemudi atau aktivitas yang memerlukan konsentrasi setelah penggunaan. Jangan berhenti menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi dengan dokter.
Efek Samping Betaxolol
Penggunaan betaxolol bisa menimbulkan beberapa efek samping, di antaranya adalah:
- Mata terasa gatal atau berair
- Visi yang kabur
- Sensasi ada yang mengganjal di mata
- Sakit kepala atau pusing
- Kesulitan tidur Jika efek samping ini berlanjut atau memburuk, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter. Sementara itu, perlu segera mendapatkan bantuan medis jika terjadi reaksi alergi atau efek samping yang serius seperti nyeri mata, pembengkakan mata, detak jantung yang lambat atau tidak teratur, kelemahan otot, atau jari yang dingin dan berubah warna.
Peringatan dan Perhatian saat Pakai Betaxolol
Sebelum memulai terapi dengan betaxolol, perlu memperhatikan beberapa hal berikut:
- Informasikan kepada dokter mengenai alergi terhadap obat ini.
- Jangan gunakan betaxolol jika memiliki riwayat asma, PPOK, sindrom Raynaud, gagal jantung, bradikardia, atau gangguan irama jantung lainnya.
- Diskusikan dengan dokter jika memiliki penyakit tiroid, ginjal, liver, diabetes, atau myasthenia gravis.
- Jika Anda sedang hamil, menyusui, merencanakan hamil, atau menggunakan produk kesehatan lainnya, konsultasikan dengan dokter Anda.
- Segera hubungi dokter jika mengalami infeksi mata atau reaksi alergi saat pengobatan.
- Informasikan kepada dokter mengenai penggunaan betaxolol jelang operasi dengan bius total.
Efek Betaxolol untuk Ibu Hamil dan Menyusui
Betaxolol masuk ke dalam Kategori C bagi ibu hamil, yang berarti efek samping terhadap janin sudah terbukti pada studi hewan namun studi pada manusia masih belum ada. Betaxolol sebaiknya hanya digunakan sesuai kebutuhan medis yang signifikan selama kehamilan. Untuk ibu menyusui, belum ada konfirmasi apakah betaxolol dapat masuk ke dalam ASI, jadi penggunaannya harus mendapat persetujuan dari dokter.
Interaksi Betaxolol dengan Obat Lain
Beberapa interaksi obat yang mungkin terjadi dengan penggunaan betaxolol meliputi:
- Risiko bradikardia meningkat jika digunakan bersama digoxin.
- Efektivitas epinephrine dalam mengatasi syok anafilaktik menurun.
- Risiko hipotensi meningkat dengan penggunaan muscle relaxant.
- Efek samping bertambah jika digunakan bersama antiaritmia, penghambat beta lain, atau pilocarpine tetes mata. Betaxolol dapat menyebabkan gejala hipoglikemia tersembunyi pada pasien diabetes yang menggunakan obat antidiabetes. Oleh karena itu, penggunaan bersamaan memerlukan pemantauan gula darah yang teliti.