Benserazide

    Benserazide merupakan suatu agen terapeutik yang diindikasikan untuk pengelolaan kondisi Parkinson. Agen farmasi ini efektif dalam meningkatan laju penyerapan levodopa, yang membantu meredakan simptom seperti tremor, kekakuan otot, dan kesulitan dalam bergerak. Penggunaan benserazide harus berlandaskan resep dan petunjuk yang diberikan oleh dokter.

    Golongan obat: Antiparkinson Merek dagang: Levazide, Levoben, Levopar, Madopar, Vosera

    Apa itu Benserazide?

    Benserazide merupakan salah satu obat yang dikhususkan untuk terapi Parkinson. Penyakit Parkinson terjadi karena kerusakan pada neuron otak yang berujung pada defisiensi dopamin, zat yang mengatur pergerakan. Levodopa adalah terapi utama bagi Parkinson, berfungsi sebagai prekursor dopamin di otak. Ketika levodopa diubah menjadi dopamin di luar otak, hal ini mereduksi efektivitasnya dan memicu efek samping gastrointestinal seperti mual dan muntah. Benserazide bekerja membatasi konversi levodopa di luar otak, sehingga peningkatan kadar dopamin di otak lebih optimal dan pengaruh efek samping berkurang.

    Dosis Benserazide

    Dosis benserazide yang umum dianjurkan adalah seperempat dari dosis levodopa yang sedang dikonsumsi pasien. Benserazide umumnya tersedia dalam kombinasi dengan levodopa. Dosis kombinasi ini bervariasi antara 12,5 mg hingga 50 mg, tergantung keputusan dokter yang menyesuaikan dengan kondisi dan respons pasien pada pengobatan.

    Aturan Pakai Benserazide

    Adalah penting untuk mengikuti anjurah dokter serta mengacu pada informasi yang terdapat pada kemasan obat saat mengonsumsi benserazide. Dianjurkan untuk mengonsumsi obat ini dengan perut kosong, yakni setengah jam sebelum makan atau satu jam setelahnya. Tablet harus ditelan dengan air putih. Apabila memakai tablet dispersible, larutkan dengan 25-50 ml air dan konsumsi dalam waktu maksimal 30 menit setelah penyairan. Konsultasi secara rutin dengan dokter sangat penting untuk memonitor efek terapi dan mencegah resiko efek samping berlebih. Minumlah obat ini terus-menerus sesuai anjuran dokter bahkan bila kondisi telah membaik, dan hindari berhenti tanpa persetujuan dokter karena dapat memperparah gejala.

    Efek Samping Benserazide

    Konsumsi benserazide dapat menyebabkan beberapa efek samping, seperti:

    • Mengantuk
    • Pusing
    • Narkolepsi
    • Tekanan darah rendah
    • Mual
    • Muntah
    • Anoreksia
    • Insomnia
    • Urin atau saliva yang lebih gelap Apabila simptom-simptom tersebut berlanjut atau memburuk, segeralah konsultasikan dengan dokter. Jika anda mengalami reaksi alergi atau efek samping yang parah, segera dapatkan pertolongan medis.

    Peringatan dan Perhatian saat Pakai Benserazide

    Sebelum memulai penggunaan benserazide, beberapa hal berikut ini harus diperhatikan:

    • Informasikan kepada dokter mengenai kemungkinan alergi terhadap obat ini dan hindari penggunaan bila memiliki riwayat alergi.
    • Tidak direkomendasikan bagi individu di bawah usia 25 tahun.
    • Diskusikan dengan dokter mengenai kondisi kesehatan saat ini seperti glaukoma, kanker, gangguan pernapasan, kardiovaskular, renal, hepatic, epilepsi, diabetes, osteomalacia, ulkus peptikum, atau masalah psikis.
    • Tidak langsung mengemudi atau beraktivitas yang memerlukan konsentrasi setelah mengonsumsi obat ini karena dapat menyebabkan kantuk atau pusing.
    • Berikan informasi ke dokter jika sedang hamil, menyusui, atau berencana untuk hamil, serta gunakan alat kontrasepsi efektif.
    • Sampaikan daftar obat-obatan yang sedang digunakan untuk mencegah interaksi obat berbahaya, termasuk suplemen dan produk herbal.
    • Beritahu jika hendak menjalani tindakan medis atau operasi sambil menggunakan obat ini.
    • Mencari bantuan medis segera apabila terjadi reaksi alergi atau efek samping serius.

    Efek Benserazide untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    Benserazide termasuk dalam Kategori C untuk penggunaan saat kehamilan, yang artinya belum teruji secara definitif pada ibu hamil terkait risiko terhadap janin. Oleh karena itu, obat ini tidak dianjurkan bagi ibu hamil atau yang berpotensi hamil, dan harus dihindari tanpa izin dokter. Belum diketahui apakah benserazide dapat terabsorpsi ke dalam ASI, maka ibu menyusui dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan obat ini.

    Interaksi Benserazide dengan Obat Lain

    Benserazide dapat menimbulkan interaksi dengan obat-obatan lain seperti:

    • Obat MAOI yang dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi ketika digunakan bersamaan
    • Obat antipsikotik yang dapat menurunkan efektivitas dalam mereduksi gejala Parkinson
    • Obat bius umum yang berpotensi menyebabkan gangguan irama jantung atau tekanan darah yang fluktuatif Pentingnya pemberitahuan kepada dokter mengenai konsumsi obat lain merupakan langkah precautif untuk menghindari interaksi obat yang dapat berakibat serius.

    Mau konsultasi seputar obat dan kesehatan?

    Tanya Apoteker
    Catatan
    FAVO Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
    Kembali ke blog

    Produk Rekomendasi

    Tutup

    Ditinjau secara medis oleh apt. Diana Fatria, S. Farm

    Artikel terkait