Apa itu Atropin?
Atropin adalah sebuah obat antikolinergik yang berfungsi menghalangi aksi beberapa zat kimia tubuh, termasuk asetilkolin dan choline ester. Obat ini efektif dalam meningkatkan laju jantung, menyantai otot usus, dan mengurangi sekresi dari lendir, baik pada sistem pencernaan maupun pada saluran pernapasan.
Dosis Atropin
Dosis atropin disesuaikan dengan bentuk sediaan, kondisi medis, dan umur pasien. Untuk kondisi seperti divertikulitis, IBS, atau dispepsia, dosis untuk orang dewasa yang umum adalah 0,6-1,2 mg sekali sehari, diminum malam hari sebelum tidur. Sedangkan dalam bentuk suntikan untuk bradikardia, dosis yang lazim adalah 0.5 mg setiap 3-5 menit hingga jumlah maksimal 3 mg. Pada keracunan insektisida jenis organofosfat, anak-anak diberikan dengan dosis 0,05-0,1 mg/kgBB setiap 5-10 menit sampai racun berhenti beraksi. Atropin dalam bentuk suntikan juga digunakan sebelum anestesi operasi, untuk menjaga ketenangan pasien dan kelancaran prosedur.
Aturan Pakai Atropin
Atropin suntik hendaknya diberikan oleh tenaga kesehatan profesional melalui intravena atau otot selama pengawasan dokter. Pastikan mematuhi anjurannya dan melaporkan efek samping selama perawatan. Untuk atropin tablet, ikuti saran dokter dan instruksi pada kemasan. Atropin tablet boleh dikonsumsi sebelum atau sesudah makan dan disarankan sebelum tidur. Jaga konsistensi waktu pemakaian obat setiap hari dan jika lupa dosis, minumlah secepatnya—kecuali jika sudah mendekati waktu dosis berikutnya. Simpan atropin pada suhu ruangan terlindung dari sinar dan jauhi dari jangkauan anak-anak.
Efek Samping Atropin
Penggunaan atropin mungkin menimbulkan efek samping umum, di antaranya:
- Keringnya mulut
- Sembelit
- Rasa kantuk
- Hipertemia
- Sakit kepala
- Pusing
- Penglihatan yang kabur atau sensitifitas terhadap cahaya
Adapun dampak yang lebih serius, seperti kelelahan abnormal, aritmia jantung, kebingungan, mual, muntah, masalah penglihatan, kesulitan buang air kecil, panas dan keringnya kulit, tremor, serta vertigo memerlukan perhatian medis yang segera.
Peringatan dan Perhatian saat Pakai Atropin
Berbagai pertimbangan harus diperhatikan sebelum menggunakan atropin:
- Penderita alergi terhadap atropin tidak boleh menggunakannya.
- Hindari atropin jika memiliki glaukoma sudut tertutup, ileus paralitik, pembesaran prostat, stenosis pilorus, atau myasthenia gravis.
- Beritahu dokter tentang riwayat gangguan seperti diare, esofagitis refluks, dan lain-lain.
- Diskusi dengan dokter terkait penggunaan obat lain yang dapat interaksi dengan atropin.
- Waspadai aktivitas yang membutuhkan konsentrasi penuh setelah konsumsi atropin.
- Bentengi diri dari cuaca yang panas saat menggunakan atropin
- Berkonsultasilah dengan dokter terkait efek alergi atau sisi negatif langsung setelah menggunakan atropin.
Efek Atropin untuk Ibu Hamil dan Menyusui
Kategori C untuk atropin saat kehamilan, yang artinya hewan percobaan menunjukan efek buruk pada janin, namun data pada wanita hamil masih kurang. Ibu hamil dianjurkan menggunakan atropin bila manfaatnya outweighs risiko. Untuk ibu menyusui, atropin dianggap cukup aman dan tidak berdampak negatif yang serius pada ibu dan bayi.
Interaksi Atropin dengan Obat Lain
Atropin dapat berinteraksi dengan obat lain, menyebabkan:
- Penurunan penyerapan ketoconazole
- Reaksi samping pencernaan meningkat saat digabung dengan antiaritimia dan obat-obatan lain
- Risiko sembelit parah bila bersamaan dengan opioid
- Penurunan efektivitas neostigmine atau pilocarpine
- Penurunan kinerja obat antiglaukoma
- Peningkatan efek samping obat myasthenia gravis atau suplemen kalium
Untuk meminimalisasi risiko interaksi, konsultasikan dengan dokter sebelum menerapkan atropin bersandingan dengan obat-obatan lain.