Apa itu Aspirin?
Aspirin, atau asam asetilsalisilat, adalah obat dari kelompok AINS yang efektif untuk pengelolaan rasa sakit, demam, inflamasi, serta dipakai dalam terapi pencegahan untuk mencelakakan aglutinasi trombosit. Dengan menghambat produksi prostaglandin, aspirin berperan mengendalikan respons inflamasi, demam, serta nyeri dalam tubuh. Terlebih lagi, dalam dosis rendah, aspirin memiliki efek antiplatelet yang membantu mencegah pembekuan darah, sehingga meningkatkan perlindungan dari episod stroke atau penyakit kardiovaskular yang berkaitan dengan trombosis.
Dosis Aspirin
Dosis aspirin ditentukan berdasarkan usia, kondisi kesehatan, dan tujuan terapi. Aspirin tersedia dalam bentuk tablet dan penting bagi penggunanya untuk mengikuti petunjuk dosis yang direkomendasikan.
- Untuk demam dan nyeri: Dosis awal adalah 300—900 mg setiap 4—6 jam dengan batas atas penggunaan 4000 mg dalam sehari.
- Untuk pencegahan stroke dan komplikasi kardiovaskular: 75—150 mg per hari menurut anjuran dokter.
- Untuk penyakit reumatik: Dosis bisa mencapai 3000—4000 mg tiap hari, dibagi menjadi beberapa kali konsumsi.
Aturan Pakai Aspirin
Konsumsi aspirin hendaknya mengikuti resep dokter atau instruksi kemasan. Aspirin dikonsumsi setelah makan dan ditelan bersama air putih. Hindari mengunyah atau memecah tablet, kecuali dianjurkan, dan larutkan tablet dispersible dalam air sebelum diminum. Pastikan juga untuk tidak berbaring setelah mengambil aspirin selama 10 menit. Jika dosis tertinggal, minum secepat mungkin kecuali waktunya sudah dekat dengan dosis selanjutnya. Berhenti menggunakan aspirin dan konsultasi dengan dokter jika ada efek samping yang serius atau jika kondisi tidak membaik.
Efek Samping Aspirin
Menggunakan aspirin bisa menimbulkan sejumlah efek samping, seperti:
- Rasa tidak nyaman seperti sakit kepala ringan
- Rasa mengantuk
- Nyeri di perut
- Heartburn
Hubungi dokter jika efek samping berlangsung atau semakin parah. Cari pertolongan medis segera apabila efek samping serius terjadi, seperti mual berlebihan, mimisan, gangguan pendengaran, penurunan output urin, kelelahan ekstrem, urine yang berwarna gelap, tanda-tanda penyakit kuning, atau sakit perut hebat.
Peringatan dan Perhatian saat Pakai Aspirin
Aspirin dapat menimbulkan komplikasi pada kondisi-kondisi berikut, sehingga perlu diperhatikan:
- Riwayat alergi terhadap aspirin atau obat lain
- Perdarahan pada saluran pencernaan atau penyakit seperti gout
- Penyakit ginjal, hati, asma, atau gangguan perdarahan
- Penggunaan obat lain yang bisa bereaksi dengan aspirin
- Kehamilan dan masa laktasi
Instruksikan dokter tentang situasi-situasi kesehatan dan obat-obatan yang sedang digunakan untuk menghindari potensi interaksi yang tidak diinginkan.
Efek Aspirin untuk Ibu Hamil dan Menyusui
Penggunaan aspirin selama kehamilan dapat bervariasi berdasarkan trimester. Pada trimester 1 dan 2, obat ini masuk dalam kategori C, yang berarti hanya boleh digunakan jika manfaat melebihi risiko. Pada trimester 3 dan menjelang persalinan, aspirin masuk dalam kategori D, yang menunjukkan risiko yang jelas, namun bisa dipertimbangkan jika manfaatnya lebih besar. Sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan aspirin saat hamil atau menyusui karena bisa terserap ke dalam ASI.
Interaksi Aspirin dengan Obat Lain
Aspirin dapat berinteraksi dengan berbagai macam obat dan meningkatkan risiko efek samping, seperti:
- Obat kortikosteroid, OAINS lain, dan antidepresan SSRI yang meningkatkan risiko perdarahan
- Methotrexate yang dapat membahayakan darah
- Obat pengencer darah seperti heparin, warfarin, atau clopidogrel
- Acetazolamide yang mempengaruhi asidosis dan kerusakan saraf
- Obat antidiabetes yang menyebabkan hipoglikemia
- Phenytoin, lithium, digoxin, atau asam valproat yang mempengaruhi penyerapan dan efek
- Probenecid, obat diuretik, ACE Inhibitor, dan penghambat beta yang mengurangi efektivitas aspirin
- Obat antasida yang menurunkan efektivitas aspirin
- Ciclosporin atau tacrolimus yang meningkatkan potensi kerusakan ginjal
- Vaksin varicella, sulfonamida, dan vancomycin yang meningkatkan efek samping
Selalu berikan dokter daftar obat yang Anda gunakan untuk mencegah interaksi yang berbahaya.