Antiansietas

    Antiansietas berfungsi untuk mengatasi dan mencegah simptom gangguan kegelisahan. Kelompok obat ini terutama digunakan dalam terapi jangka pendek dan harus dikonsumsi berdasarkan resep dokter saja.

    Golongan obat: Antiansietas Merek dagang di Indonesia: Xiety, Cipralex, Depram, Elxion, dan merek lainnya tergantung jenis spesifik.

    Apa itu Antiansietas?

    Antiansietas merupakan obat yang bekerja dengan mempengaruhi sistem saraf pusat untuk menormalkan neurotransmiter di otak yang mengatur emosi dan mood. Efektivitasnya didapati dalam menenangkan, menginduksi rasa mengantuk, serta memperbaiki mood dan emosi pada mereka yang mengalami gangguan ketakutan. Selain itu, antiansietas juga digunakan dalam mengatasi berbagai kondisi termasuk gangguan panik, fobia sosial, depresi, kejang, insomnia, ketergantungan pada alkohol, PTSD, dan sebagai sedatif sebelum tindakan bedah. Pemakaian obat ini harus di bawah pengawasan medis karena risiko adiksi.

    Jenis, Merek Dagang, serta Dosis Antiansietas

    Antiansietas mencakup beberapa jenis obat dengan kegunaan, bentuk, merek dagang, dan dosis spesifik berdasarkan kondisi pasien maupun usia. Antiansietas terbagi dalam beberapa kelompok:

    • Buspirone, berfungsi mengatasi gangguan kegelisahan, memengaruhi kadar serotonin dan dopamin di otak.
    • Berbagai Antidepresan berperan metingkatkan neurotransmiter otak, contohnya Bupropion, Escitalopram, Duloxetine, dan lainnya.
    • Antikonvulsan seperti Pregabalin juga berpengaruh dalam menstabilkan mood.
    • Barbiturat digunakan untuk masalah insomnia, mengendurkan otot, menurunkan detak jantung serta tekanan darah.
    • Benzodiazepine efektif untuk gangguan kegelisahan berat, masalah tidur, dan relaksasi otot, misalnya Alprazolam, Clobazam, dan Diazepam.

    Dosis bergantung pada obat spesifik dan kondisi pasien, untuk itu kunjungi laman yang tertera pada setiap jenis obat untuk informasi lebih lanjut.

    Peringatan Sebelum Menggunakan Antiansietas

    Ada beberapa faktor yang perlu diingat sebelum menggunakan obat antiansietas:

    • Informasikan kepada dokter tentang alergi obat yang Anda miliki.
    • Diskusikan penggunaan pil KB, obat-obat tertentu, suplemen, atau produk herbal yang Anda konsumsi saat ini.
    • Sampaikan kepada dokter kondisi reproduktif Anda, baik hamil, berkeinginan hamil, atau menyusui.
    • Jangan mengubah dosis antiansietas tanpa konsultasi dokter.
    • Hindari alkohol saat pengobatan.
    • Laporkan riwayat atau masalah ketergantungan alkohol atau NAPZA.
    • Kewaspadaan tinggi dibutuhkan saat mengemudi atau melakukan tugas yang membutuhkan konsentrasi penuh.
    • Beberkan riwayat medis Anda yang relevan, termasuk cedera kepala, hipoglikemia, penyakit jantung, atau kondisi-kondisi serius lainnya.
    • Jangan berikan kepada anak di bawah 18 tahun.

    Efek Samping dan Bahaya Antiansietas

    Ada beragam efek samping yang mungkin terjadi dari pemakaian antiansietas, di antaranya:

    • Rasa mengantuk yang berlebihan
    • Kebingungan atau disorientasi
    • Nyeri kepala
    • Mual
    • Nyeri perut
    • Gangguan pencernaan seperti diare atau konstipasi
    • Keringat mulut
    • Kenaikan tekanan darah
    • Dad

    a berdebar dan irama jantung tidak teratur

    • Hipotensi saat berdiri
    • Penambahan beban berat badan

    Apabila gejala-gejala tersebut tidak membaik atau malah memburuk, segera konsultasikan ke dokter. Reaksi alergi dan efek samping serius seperti pusing, kehilangan koordinasi, gangguan memori, rasa sakit pada otot atau sendi, penglihatan kabur, mulut berlebihan, masalah seksual, kesulitan bernafas, perubahan suara, kejang, penyakit kuning, kesulitan berbicara, atau keinginan bunuh diri membutuhkan perhatian medis segera.

    Perhatian Khusus untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    Untuk ibu hamil dan menyusui, perlu konsultasi dengan dokter terkait penggunaan antiansietas karena dapat memengaruhi kondisi janin atau bayi.

    Interaksi Antiansietas dengan Obat Lain

    Interaksi obat dapat mempengaruhi efektivitas dan keselamatan penggunaan antiansietas. Berikut ini adalah beberapa interaksi yang mungkin terjadi:

    • Pil kontrasepsi
    • Obat pereda nyeri seperti paracetamol atau ibuprofen
    • Obat flu dan alergi
    • Suplemen vitamin dan herbal tertentu

    Konsultasi dengan dokter sangat penting untuk menghindari interaksi obat yang dapat memicu efek samping berbahaya.

    Mau konsultasi seputar obat dan kesehatan?

    Tanya Apoteker
    Catatan
    FAVO Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
    Kembali ke blog

    Produk Rekomendasi

    Tutup

    Ditinjau secara medis oleh apt. Diana Fatria, S. Farm

    Artikel terkait