Apa itu Amonium Klorida?
Amonium Klorida, dikenal pula sebagai ammonium chloride, diindikasikan untuk terapi pasien yang mengalami kekurangan klorida dalam tubuh, yang umumnya disertai oleh muntah berlebih, masalah adrenal, atau gangguan fungsi ginjal. Selain itu, zat ini berperan dalam mengatasi kondisi metabolik di mana keseimbangan asam-basa darah bergeser menjadi terlalu basa akibat kehilangan asam secara signifikan. Pengadministrasiannya melalui suntikan harus dibarengi dengan pengenceran dalam isotonik natrium klorida.
Dosis Amonium Klorida
Penggunaan Amonium Klorida harus selalu sesuai anjuran profesional kesehatan. Bentuk injeksi dari Ammonium Chloride, USP, diadministrasikan secara intravena dan memerlukan dilusi sebelum penggunaan. Konsentrasi larutan tidak boleh melebihi 1% hingga 2%. Untuk dosis dewasa, pemberian melalui infus tidak disarankan melebihi 5 mL per menit, dengan total volume sekitar 1000 mL dalam waktu tiga jam. Khusus untuk pemakaian pada anak-anak, dosisnya belum ditentukan dan membutuhkan konsultasi dokter.
Aturan Pakai Amonium Klorida
Amonium Klorida bekerja meningkatkan konsentrasi ion hidrogen, yang pada gilirannya menstabilkan pH dalam tubuh. Penggunaan harus mengikuti anjuran medis agar efek terapeutiknya optimal. Obat ini cepat diserap oleh sistem pencernaan dan kemudian dimetabolisme oleh hati sebelum akhirnya diekskresikan melalui urine. Penyimpanan obat ini harus pada suhu kamar, terlindung dari sinar matahari langsung dan udara lembab, serta dijauhkan dari jangkauan anak-anak dan hewan.
Efek Samping Amonium Klorida
Beberapa efek samping yang mungkin timbul akibat penggunaan Amonium Klorida antara lain:
- Asidosis metabolik
- Abnormalitas pada EEG
- Rasa mengantuk
- Gejala keracunan ammonia
- Hipokalemia
- Hiperkloremia
- Rasa sakit dan iritasi di lokasi injeksi
- Kejang
- Demam
- Sakit kepala
Pemantauan pasien sangat penting untuk segera mengidentifikasi tanda-tanda efek samping ini.
Peringatan dan Perhatian saat Pakai Amonium Klorida
Berbagai kondisi kesehatan dan alergi perlu diperhatikan sebelum menggunakan Amonium Klorida, seperti:
- Riwayat alergi terhadap obat ini atau zat lain
- Sedang mengonsumsi obat lain, vitamin, atau suplemen
- Kondisi kehamilan atau menyusui
- Penyakit ginjal atau jantung
- Kadar CO2 tinggi
Perlu juga waspada pada interaksi obat, terutama dengan obat lain seperti vitamin, multivitamin, dan calcium.
Efek Amonium Klorida untuk Ibu Hamil dan Menyusui
Penelitian tentang keamanan Amonium Klorida pada ibu hamil atau menyusui belum mencukupi. Oleh karena itu, perlu konsultasi dengan dokter untuk menilai manfaat dan risiko penggunaannya. Obat ini masuk dalam kategori C oleh FDA, yang berarti efek samping pada ibu hamil dan menyusui belum diketahui sepenuhnya. Sebaiknya penggunaan obat ini dihindari oleh ibu hamil kecuali diperlukan dan setelah berkonsultasi dengan dokter.
Interaksi Amonium Klorida dengan Obat Lain
Beberapa jenis obat yang diketahui dapat berinteraksi dengan Amonium Klorida meliputi:
- Bar vitamin basis
- Bisolvon Dry
- Calcium 600 D
- Chlorpheniramine (Allergy)
- Easprin (aspirin)
- Lithium
Selain itu, ada 126 obat lain yang berpotensi berinteraksi dengan Amonium Klorida. Penting untuk menyimpan daftar obat yang sedang digunakan dan berkonsultasi dengan dokter atau apoteker untuk menghindari interaksi yang tidak diinginkan.