Apa itu Actemra?
Actemra memuat komponen aktif tocilizumab. Zat ini memiliki peran dalam menekan produksi interleukin 6 (IL-6) yang merupakan zat pemicu respons inflamasi dalam tubuh. Ketika IL-6 hadir secara berlebihan, dapat menyebabkan peradangan akut yang mengarah pada kerusakan jaringan serta berbagai gejala penyakit autoimun.
Dosis Actemra
Dokter akan menetapkan dosis Actemra berdasarkan keadaan klinis pasien. Actemra tersedia dalam bentuk suntikan yang bisa diberikan oleh dokter atau petugas medis, baik melalui injeksi intravena (ke dalam pembuluh darah) atau subkutan (di bawah kulit). Berikut ini adalah dosis Actemra yang umum digunakan:
- Rheumatoid arthritis: IV dewasa 4 mg/kgBB setiap 4 minggu, dapat ditingkat menjadi maksimal 8 mg/kgBB. SC dewasa dengan berat badan <100 kg 162 mg setiap 2 minggu, dan dewasa dengan berat badan >=100 kg 162 mg setiap minggu.
- Giant cell arteritis: IV dewasa 6 mg/kgBB setiap 4 minggu, atau SC dewasa 162 mg setiap minggu.
- Systemic juvenile idiopathic arthritis: IV anak-anak <30 kg 12 mg/kgBB setiap 2 minggu, atau anak-anak >=30 kg 8 mg/kgBB. SC anak-anak <30 kg 162 mg setiap 2 minggu, dan anak-anak >=30 kg 162 mg setiap minggu.
- Polyarticular juvenile idiopathic arthritis: IV anak-anak <30 kg 10 mg/kgBB setiap 4 minggu, atau anak-anak >=30 kg 8 mg/kgBB. SC anak-anak <30 kg 162 mg setiap 3 minggu, dan anak-anak >=30 kg 162 mg setiap 2 minggu.
Aturan Pakai Actemra
Suntikan Actemra umumnya dilakukan oleh dokter atau tim medis yang terampil. Penggunaan obat ini melibatkan prosedur suntik baik intravena ataupun subkutan sesuai rekomendasi dokter. Dalam beberapa kasus, administrasi suntikan subkutan boleh dilakukan oleh pasien atau anggota keluarga setelah mendapatkan petunjuk yang sesuai dari dokter. Untuk mencapai keefektifan terapi, pasien disarankan untuk mematuhi jadwal pemberian yang telah direncanakan serta melakukan tes kesehatan secara berkala selama perawatan dengan Actemra.
Efek Samping Actemra
Actemra bisa menyebabkan beberapa efek samping termasuk:
- Rasa sakit, kemerahan, rasa gatal atau pembengkakan di area bekas suntik
- Pusing kepala
- Hidung tersumbat
- Nyeri tenggorokan
- Peningkatan enzim hati
Efek samping yang lebih serius yang memerlukan perhatian medis segera meliputi:
- Nyeri perut yang intens, perut terasa keras, diare yang bertahan, atau konstipasi yang serius
- Perdarahan abnormal, seperti mimisan atau gusi berdarah, urin berdarah, atau buang air besar dengan feces hitam pekat
- Tanda-tanda infeksi seperti demam, menggigil, batuk, atau nyeri saat menelan
- Gejala penyakit kuning, urine gelap, atau hilangnya nafsu makan
Peringatan dan Perhatian saat Pakai Actemra
Saat menggunakan Actemra, penting untuk memperhatikan beberapa hal berikut ini:
- Jangan mengonsumsi Actemra jika memiliki alergi terhadap tocilizumab
- Infokan kepada dokter jika pasien memiliki riwayat atau mengidap diabetes, gangguan saraf motorik, penyakit hati, tukak lambung, kanker, divertikulitis, atau leukopenia
- Pasien dengan sistem imun lemah sebaiknya konsultasi dengan dokter
- Segera beri tahu dokter jika terdapat gejala infeksi selama penggunaan Actemra
- Hindari kontak dengan orang yang memiliki infeksi menular atau baru saja mendapatkan vaksin hidup
- Sampaikan informasi penggunaan Actemra jika akan menjalani operasi
- Informasikan penggunaan obat lain kepada dokter untuk menghindari interaksi obat
- Diskusikan tentang kehamilan dan penggunaan kontraseptif hormonal dengan dokter
Efek Actemra untuk Ibu Hamil dan Menyusui
Actemra masuk ke dalam kategori C selama kehamilan, yang berarti belum ada cukup bukti untuk menentukan keamanannya pada manusia meskipun penelitian pada hewan menunjukkan potensi risiko. Belum pasti apakah Actemra dapat masuk ke ASI, sehingga disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan obat ini bagi ibu hamil atau menyusui. Penggunaan hanya disarankan bila manfaat lebih besar dari risikonya.
Interaksi Actemra dengan Obat Lain
Actemra bisa mengalami interaksi obat dengan:
- Peningkatan risiko infeksi jika dibarengi dengan adalimumab, certolizumab, atau kortikosteroid
- Risiko gangguan hati lebih tinggi jika digunakan bersama methotrexate
- Penurunan efektivitas obat-obatan penurun kolesterol seperti atorvastatin, lovastatin, atau simvastatin
- Penurunan khasiat omeprazole sebagai pengobatan asam lambung
- Pengurangan efektivitas metode kontrasepsi hormonal
- Risiko infeksi lebih tinggi jika dikombinasikan dengan vaksin hidup
Pastikan dokter mengetahui semua obat yang sedang digunakan untuk menghindari kemungkinan interaksi yang tidak diinginkan.