Stop Percaya 7 Mitos Tentang Tampon Ini!

Penggunaan tampon pada wanita Indonesia masih jarang ditemui. Pasalnya, banyak mitos yang beredar seputar penggunaan tampon, mulai dari Toxic Shock Syndrome hingga 'mencuri' keperawanan. Apakah ini benar?

 

 

MENSTRUASI adalah tanda bahwa seorang wanita mampu berovulasi. Saat pertama kali menghadapi hal ini, kita sebagai wanita pasti akan langsung disodorkan pembalut.

Yap, pembalut adalah penyerap darah menstruasi paling populer di Indonesia. Padahal, selain pembalut, masih ada beberapa hal yang bisa digunakan untuk menyerap darah menstruasi kita. Tampon adalah salah satunya.

Namun, penggunaan tampon pada wanita di Indonesia bisa dikatakan masih sangat jarang ditemui. Masih banyak ketakutan maupun mitos seputar penggunaan tampon pada wanita yang membuatnya sulit menjadi opsi kala datang bulan.

Salah satu mitos yang paling sering terdengar soal tampon adalah bisa menghilangkan keperawanan perempuan, atau hanya dipakai oleh perempuan yang sudah tidak perawan.

Tampon Menyebabkan Toxic Shock Syndrome

Dilansir dari Hellogiggles.com, tampon sering menjadi kambing hitam toxic shock syndrome atau keracunan akibat bakteri. Padahal tidak selalu, loh.

Selama Anda menggunakan tampon dengan bahan yang aman dan rutin menggantinya setiap 8 jam sekali, Anda tidak akan mengalami TSS. Baik menggunakan pembalut maupun tampon, menjaga kebersihan adalah kuncinya.

Tampon 'Mencuri' Keperawanan

Hal pertama yang harus Anda pikirkan adalah bagaimana sebenarnya Anda mendefinisi konsep keperawanan; apakah dengan kegiatan penetrasi dalam seks? Atau rusaknya selaput dara?

Jika keperawanan adalah konsep yang berkaitan dengan kegiatan penetrasi dalam seks, tampon tidak bisa dianggap 'mencuri' keperawanan Anda karena penetrasu tentu membutuhkan pasangan, sementara tampon tentu bukan pasangan Anda.

Jadi, selama Anda belum pernah melakukan penetrasi, Anda masih perawan. Selain itu, menganggap bahwa keperawanan adalah konsep yang berkaitan dengan keutuhan selaput dara sebetulnya juga membingungkan.

Mungkin banyak yang bertanya-tanya, wanita perawan apakah harus berdarah ketika melakukan penetrasi seks untuk pertama kali? Pasalnya, tidak semua perempuan terlahir dengan selaput dara. Maka dari itu, tidak semua wanita perawan akan berdarah ketika melakukan penetrasi seks untuk pertama kali.

Memang, beberapa wanita mengalami kerusakan selaput dara karena aktivitas selain penetrasi seks, termasuk menggunakan tampon. Namun, bukan berarti Anda kehilangan keperawanan pada sepotong tampon begitu saja.

Lagipula, bagaimana tampon menentukan keperawanan jika nyatanya tidak semua wanita terlahir dengan selaput dara? Jadi, apakah tampon menentukan wanita perawan atau tidak? Hell, nah.

Baca juga: 5 Miskonsepsi Tentang Selaput Dara

Tampon Bisa Masuk ke Dalam Tubuh dan Hilang

Tampon dimasukkan ke dalam saluran vagina yang akan berujung di serviks, dan inilah akhir bagi perjalanan tampon. Tampon tak akan bisa masuk ke serviks. Ia akan berhenti di kanal vagina karena saluran masuk ke serviks terlalu kecil untuk dimasuki tampon.

Memang, tampon bisa 'nyangkut' di dalam Miss V, namun tidak akan masuk ke dalam tubuh. Untuk mengeluarkannya pun sebetulnya mudah. Dengan posisi yang sesuai, Anda hanya perlu dengan rileks menarik tampon keluar.

Baca juga: Tampon "Nyangkut" dalam Miss V? Ini yang Harus Anda Lakukan!

Tampon Perlu Diganti Setiap Buang Air Kecil

Aha, nope! Penggunaan tampon pada wanita tidak seribet itu, kok. Vagina, kandung kemih, dan saluran kencing memiliki jalur masing-masing yang tidak saling terubung. Jadi, meski buang air kecil, lokasi tampon tidak akan terganggu.

Tampon Tidak Bisa Digunakan Semalaman

Dulu, tampon memang tidak dianjurkan untuk dipakai semalaman. Pasalnya, dulu tenaga medis ataupun produsen tampon belum menemukan bahan terbaik bagi alat satu ini. Karena itu, efeknya jadi mengkhawatirkan jika dipakai semalaman.

Namun saat ini produksi tampon sudah membaik. Maka dari itu, tidak usah khawatir menggunakan tampon semalaman, asalkan waktu maksimal Anda tidur adalah 8 jam. Tampon tetap tidak baik jika digunakan dalam waktu 12 jam tanpa diganti.

Tampon Tidak Boleh Digunakan Saat Pertama Kali Menstruasi

Hal ini sebenarnya terkait dengan kebiasaan saja. Saat pertama kali menstruasi, Anda pasti belum terbiasa menggunakan tampon atau pembalut pada umumnya. Jadi, masih butuh penyesuaian sebelum akhirnya mantap menggunakan tampon. Namun, dari segi kesehatan sih boleh-boleh saja.

Anda Merusak Lingkungan Jika Menggunakan Tampon

Ya, di luar sana memang banyak produk daur ulang untuk menampung darah menstruasi. Namun, hal ini tidak lantas menjadikan Anda orang jahat hanya karena menggunakan tampon.

Bagaimanapun, butuh pembiasaan untuk beralih ke hal baru. Mungkin saat ini, Anda masih nyaman dengan tampon. Tak apa. Ada saatnya Anda akan tertarik menggunakan produk daur ulang. Pakai saja yang membuat Anda nyaman. Yang terpenting, jangan jadi stres hanya karena omongan orang lain.

Baca juga: Tampon, Pembalut, atau Menstrual Cup? Mana yang Sesuai untuk Anda?

 

Kembali ke blog

40 komentar

http://slkjfdf.net/ – Qijuufi Iyhicuxic qhw.szzt.favo.id.nno.po http://slkjfdf.net/

ajocasa

http://slkjfdf.net/ – Uvekati Iwoelu jrj.wuzf.favo.id.bpr.fq http://slkjfdf.net/

alolovuk

http://slkjfdf.net/ – Ozvuquje Ogikijawi tla.mvmk.favo.id.svh.ih http://slkjfdf.net/

agodoyecarsu

http://slkjfdf.net/ – Azodhel Ujoutos xay.bzbq.favo.id.ulq.gw http://slkjfdf.net/

uqoqiviwro

http://slkjfdf.net/ – Okofeq Akabap xxp.kxim.favo.id.ipy.dx http://slkjfdf.net/

efesufuki

Tulis komentar

Ingat, komentar perlu disetujui sebelum dipublikasikan.

Produk Rekomendasi

Tutup

Artikel terkait