Studi menunjukkan bahwa apabila seseorang mengetahui cara memakai kondom dengan benar, kegunaan kondom bisa didapat dengan maksimal. Fungsi kondom menawarkan perlindungan yang kuat HIV dan penyakit menular seksual lainnya.
STUDI laboratorium menunjukkan bahwa kondom yang diuji secara klinis benar-benar mampu menahan mikro-organisme sekecil virus.
Asosiasi Kesehatan Seksual dan HIV di Inggris mengatakan bahwa efektivitas kegunaan kondom bisa meningkat sebesar 95% apabila dipakai dengan benar dan konsisten.
Namun, sebenarnya seberapa efektif kondom dalam mencegah HIV? Simak ulasannya berikut ini.
Tergantung Berbagai Faktor
Para peneliti masih kesulitan dalam memberikan jawaban yang pasti. Alasannya antara lain adalah efektivitas kegunaan kondom dapat bergantung pada frekuensi seks, status HIV pasangan seksual, serta seberapa akurat peserta penelitian melaporkan penggunaan kondom saat beraktivitas seks.
Beberapa orang mungkin bisa jujur tentang masalah ini. Tetapi, ada juga yang menutup-nutupi. Hal ini tentu saja bisa mempengaruhi hasil.
Sebagai contoh, ada peserta survey yang hanya sesekali memakai kondom, tetapi memberi tahu peneliti bahwa mereka selalu konsisten memakai kondom saat berhubungan seks. Hasil yang didapat dari laporan ini tentu saja tidak akurat.
Manfaat Kondom untuk Melindungi HIV Pada Pasangan Gay
Lalu, pertanyaan lain muncul, apakah kondom bisa melindungi pasangan gay dari HIV?
Pada 2015, Dr. Dawn Smith dan tiga peneliti lain dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengamati seks anal antara pria dengan menganalisis hasil dua studi yang dilakukan di Amerika Serikat.
Dua studi tersebut antara lain adalah VAX 004 (sebuah studi terhadap 4492 pria antara 1998 dan 1999) dan EXPLORE (sebuah penelitian terhadap 3233 pria antara 1999 dan 2001).
Kedua penelitian melibatkan laki-laki yang tidak mengidap HIV yang melaporkan pernah berhubungan seks dengan setidaknya satu pasangan yang mengidap HIV.
Hasil analisis menemukan bahwa di antara mereka yang dilaporkan secara konsisten menggunakan kondom ketika berhubungan intim (yaitu 100% dari waktu), kondom 70% efektif mencegah infeksi HIV.
Namun, bagi mereka yang melaporkan hanya "kadang-kadang" menggunakan kondom, penelitian menunjukkan bahwa hanya 8% efektif mencegah infeksi HIV.
Pada 2018, Dr Wayne Johnson dan rekannya yang juga dari CDC, menerbitkan analisis baru dengan berbagai temuan.
Para peneliti melakukan meta-analisis baru dari empat studi: dua studi yang disebutkan sebelumnya, serta JUMP-START dan studi kesiapan vaksin HIVNET, masing-masing dilakukan pada pertengahan 1990-an.
Data dimasukkan pada total 3.262 peserta (kriteria inklusi dan eksklusi yang berbeda digunakan dari analisis sebelumnya). Seperti makalah sebelumnya, studi ini mengandalkan pelaporan penggunaan kondom secara mandiri.
Johnson menemukan bahwa angka 70% yang digariskan dalam studi Smith pada tahun 2015 mungkin sebenarnya terlalu meremehkan efektivitas kondom.
Dia memperkirakan bahwa jika digunakan secara konsisten, kondom dapat mencegah 92% infeksi HIV dalam hubungan seks anal di antara pasangan gay
Kesalahan Menggunakan Kondom
Kesalahan mengginakan kondom akan sangat mengurangi keefektivan kondom. Kesalahan cara pakai kondom termasuk selip, kerusakan, penggunaan tidak tepat, terjadi hingga 40% pada hubungan seksual.
Pada 2012, Dr. Stephanie Sanders dari Kinsey Institute dan rekan mempublikasikan analisis 50 studi tentang penggunaan kondom di 14 negara.
Analisis ini mengungkapkan bahwa antara 17-51% dari orang yang ditanya mengatakan mereka telah memakai kondom di tengah jalan melalui hubungan seksual.
Secara keseluruhan, sekitar 1,5-25% dari pengalaman seksual yang diteliti, terdapat kesalahan dalam cara pakai kondom.
Hal ini telah menghilangkan manfaat kondom sebagai perlindungan terhadap HIV, karena pertukaran cairan alat kelamin sudah terjadi selama berhubungan seks, tidak hanya saat ejakulasi.
Kesalahan cara pakai kondom yang umum lainnya antara lain termasuk:
- Terlalu cepat melepas: Antara 14-45% orang dalam studi telah melepas kondom sebelum hubungan seksual selesai. Studi lain menemukan bahwa pelepasan kondom terjadi dalam 1-27% hubungan seksual.
- Membuka gulungan kondom sebelum memakainya: Antara 2-25% orang melaporkan sepenuhnya membuka kondom sebelum memakainya.
- Tidak menyisakan ruang di ujung kondom: Gagal meninggalkan ruang untuk sperma dilaporkan oleh sekitar 24-46% responden.
- Memakai kondom dibolak-balik: Antara 4-30% orang melaporkan memakai kondom di sisi dalam dan luarnya dengan cara membolak-balikannya, berpotensi menularkan pasangannya dengan cairan alat vital yang sudah menempel pada kondom.
Menghindari kesalahan cara pakai kondom seperti itu penting untuk mencegah kondom dari kerusakan dan mengoptimalkan fungsi kondom, serta memastikan Anda terlindungi dari penularan HIV.
Pada penderita HIV atau orang yang hidup dengan HIV, pengobatan HIV akan jauh lebih efektif jika kondom dapat dipakai dengan benar.
Risiko penularan HIV bisa ditekan dan mendapatkan manfaat tambahan dalam pencegahan infeksi menular seksual maupun kehamilan yang tidak diinginkan.
Sumber:
Do Condoms Work?. http://www.aidsmap.com/about-hiv/do-condoms-work. Dilansir dari 25 September 2019.
15 komentar
ElNRePioF
KhjCGYmu
goaEpJfIV
tXBlUCDPNGJTZbao
TrvhIuEPU