Ketika tubuh wanita mulai pulih, berhubungan seksual setelah melahirkan dapat dilakukan. Namun, bagaimana bila Anda tidak ingin memiliki keturunan dulu untuk sementara waktu? Untuk mencegah hal yang kurang diinginkan, Anda bisa menggunakan kontrasepsi.
KETIKA tubuh mulai subur kembali saat beberapa minggu setelah melahirkan, rasanya cukup masuk akal bila Anda dan pasangan mulai memikirkan kontrasepsi yang aman untuk menjaga jeda kelahiran.
Berikut ini merupakan pilihan kontrasepsi yang bisa Anda dan pasangan pilih agar bisa berhubungan intim dengan aman:
Kondom Pria
Kontrasepsi kondom untuk pria merupakan pilihan pertama yang dapat Anda gunakan, dan kontrasepsi ini juga dipandang menjadi pilihan yang paling mudah dan cepat.
Kontrasepsi jenis ini juga cocok ketika pasangan menyusui, tidak ingin kontrasepsi sistem hormon, dan tidak ingin memasukan benda apa pun ke dalam tubuh.
Namun pemakaian kontrasepsi sistem ini harus diperhatikan jika Anda mengalami alergi terhadap lateks dan tidak ingin terganggu ketika foreplay sebelum berhubungan seksual setelah melahirkan.
Dapatkan Billy Boy Kondom Extra Thin dengan harga sekitar Rp 90.000; Beli di sini.
Kondom Wanita
Kontrasepsi kondom untuk wanita merupakan kondom yang dimasukan ke dalam vagina dan di sekitar labia bagian luar.
Kontrasepsi jenis ini cocok bila Anda sedang menyusui, tidak keberatan untuk memasukan benda ke dalam tubuh, dan menginginkan sebuah proteksi terhadap penyakit menular seksual.
Namun bila Anda merupakan tipe orang yang tidak suka memasukan benda asing ke dalam tubuh dan tidak ingin terganggu ketika foreplay karena harus memakai kondom maka kontrasepsi ini tidak cocok.
Dapatkan Kondom Wanita Sutra dengan harga sekitar Rp 20.000;Â Beli di sini.
Diaphragms and caps
Diaphragms caps merupakan alat kontrasepsi silikon berbentuk kubah yang dimasukan ke dalam vagina tiap kali Anda berhubungan seksual.
Kontrasepsi jenis ini tidak cocok digunakan bila Anda memiliki alergi terhadap lateks atau silikon, dan juga memiliki otot vagina yang lemah. Kontrasepsi ini memiliki tingkat keberhasilan antara 92-96%.
Pil KB
Pil KB merupakan alat kontrasepsi yang mengandung hormon oestrogen dan progestogen, Anda harus meminum pil ini selama 21 hari dan 7 hari tanpa meminum pil ini setiap 28 hari sekali.
Kontrasepsi jenis ini cocok bila Anda menginginkan kebebasan dalam berhubungan seksual dan tidak keberatan terhadap injeksi hormon melalui pil.
Namun, apabila Anda sedang menyusui, tidak ingin meminum pil setiap hari, tidak menginginkan perubahan terhadap mestruasi, dan memiliki masalah jantung, lebih baik tidak memilih kontrasepsi jenis ini. Pil KB memiliki tingkat keberhasilan sampai 99%.
Baca juga:Â Pilih Kontrasepsi Yang Sesuai untuk Program Keluarga Berencana Anda
Pil Progestogen
Kontrasepsi jenis ini berbentuk pil kecil yang hanya mengandung hormon progestogen. Kontrasepsi jenis ini cocok jika Anda sedang menyusui, memiliki siklus menstruasi yang tidak tentu, dan menginginkan berhubungan seksual tanpa harus memakai apa pun.
Namun bila Anda memiliki sejarah penyakit kanker payudara, hati, atau Rahim, kista atau pernah mengalami kehamilan di luar rahim, sebaiknya Anda tidak memilih kontrasepsi jenis ini.
Bila diminum dengan benar, kontrasepsi ini memiliki tingkat keberhasilan hingga 99%.
Kontrasepsi Implan
Berbentuk menyerupai sebuah cawan plastik yang kecil, fleksibel, tipis dan mengandung progestogen untuk dilepaskan ke dalam tubuh. Kontrasepsi jenis ini dapat bertahan selama 3 tahun, dengan tingkat keberhasilan 99%.
Namun bila Anda memiliki riwayat kanker payudara dalam waktu 5 tahun belakangan, penyakit jantung, stroke, dan thrombosis maka kontrasepsi jenis ini tidak cocok untuk Anda.
Contraceptive Patch
Patch atau plester yang berisi oestrogen dan progestogen dilepaskan ke dalam aliran darah melalui kulit. Sama seperti pil KB, Anda harus lepas dari kontrasepsi ini selama 7 hari setiap 28 hari sekali.
Kontrasepsi ini merupakan pilihan yang baik jika Anda memiliki siklus mestruasi yang tidak tentu, sakit ketika menstruasi.
Namun, tidak dianjurkan digunakan jika Anda sedang menyusui, memiliki riwayat kanker, memiliki berat badan berlebih, memiliki diabetes selama lebih dari 20 tahun, dan memiliki migrain.
Baca juga:Â Bahaya Mitos Tentang Kontrasepsi Terhadap Wanita
Cincin Vagina
Cincin vagina atau vaginal ring merupakan cincin plastik fleksibel yang dimasukan ke dalam vagina dalam jangka waktu tertentu, cincin ini melepaskan hormon oestrogen dan progestogen.
Cincin vagina bisa bertahan selama 21 hari, dan Anda harus bebas dari kontrasepsi ini selama seminggu setiap 28 hari sekali.
Kontrasepsi jenis ini tidak dianjurkan jika Anda sedang menyusui, memiliki masalah jantung, memiliki riwayat kanker dan migraine, memiliki penyakit hati, memiliki diabetes selama lebih dari 20 tahun, sedang mengkonsumsi obat tertentu (diskusikan kepada dokter Anda), mengalami pendarahan yang tidak normal, dan otot vagina yang lemah.
Dapatkan Okamoto Kondom Platinum dengan harga sekitar Rp 43.400;Â Beli di sini.
Suntik KB
Ada dua tipe kontrasepsi injeksi yaitu yang bertahan selama 12 minggu, dan 8 minggu. Injeksi ini menciptakan pelepasan progestogen yang perlahan ke dalam otot Anda.
Kontrasepsi ini tidak baik digunakan jika Anda menginginkan hamil lagi di tahun berikutnya, memilki riwayat kesehatan tertentu, dan memiliki risiko terkena osteoporosis.
Intrauterine System (IUS)
Kontrasepsi jenis ini merupakan benda berbentuk T, terbuat dari plastik yang dimasukan ke dalam uterus. Benda ini akan melepaskan progestogen dengan dosis yang stabil selama 5 tahun.
Bila Anda tengah menyusui, memiliki mestruasi yang berat, dan menginginkan kontrasepsi jangka waktu lama maka jenis ini cocok untuk Anda.
Namun pastikan bahwa Anda terbebas dari penyakit yang berhubungan dengan rahim, tidak memiliki riwayat stroke, dan pendarahan pada vagina.
Intrauterine Device (IUD) atau coil
Kontrasepsi jenis ini bisa bertahan mulai dari 3 tahun sampai 10 tahun, tergantung tipe mana yang Anda pilih. IUD diletakan di dalam uterus untuk mencegah sperma mencapai sel telur.
Meski aman digunakan ketika Anda sedang menyusui, namun tetap harus berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan kontrasepsi tipe ini.
Baca juga:Â Kapan Waktu yang Tepat Untuk Berhubungan Seksual Setelah Melahirkan?
Sterilisasi pada Perempuan
Kontrasepsi jenis sterilisasi melibatkan sebuah prosedur operasi mulai dari memotong, menutup, dan memblokir tuba falopi. Prosedur ini akan mencegah sperma bertemu dengan sel telur.
Namun sebelum melakukan prosedur ini pastikan jika Anda tidak ingin memiliki anak lagi karena prosedur ini bersifat permanen.
Vasektomi
Sterilisasi pria atau yang disebut dengan vasektomi merupakan sebuah prosedur menutup aliran yang membawa sperma dari testis dan mencegah sperma terejekulasi.
Sama seperti strerilisasi terhadap perempuan, sterilisasi pada pria juga merupakan kontrasepsi permanen, jadi pastikan Anda benar-benar seratus persen tidak menginginkan anak lagi.
Â