Penyakit menular seksual merupakan momok yang menyeramkan baik bagi pria dan wanita, terutama mereka yang tanpa sadar memiliki pasangan kurang setia.Â
TAHUN 2016 jumlah kasus penyebaran penyakit menular seksual kembali naik seperti yang dirilis oleh Centers of Disease Control and Prevention (CDC) atau Lembaga Kesehatan Amerika Serikat.
Dari tahun 2015 sampai ke 2016, kasus pasien yang didiagnosa chlamidya meningkat hingga 5 persen, sifilis mengalami kenaikan hingga 18 persen, dan gonore naik di angka 19 persen.
Namun, jumlah sesungguhnya dari kasus pernyakit tersebut bisa saja lebih banyak karena mayoritas penderita yang mengalami tidak menyadarinya.
Penyakit yang menular dari berhubungan seksual tanpa alat kontrasepsi kebanyakan tidak menimbulkan gejala, sehingga sulit untuk didiagnosa. Untungnya, penyakit-penyakit tersebut dapat disembuhkan.
Mengapa penderita penyakit menular dari hubungan seks tanpa kontrasepsi kondom ini dapat naik menyebar secara signifikan? Mudah saja kita menyalahkan kultur berhubungan seksual secara bebas atau adanya aplikasi kencan daring seperti Tinder.
Baca juga: Amankah Memakai Kondom Pria & Kondom Wanita Secara Bersamaan?
Penyebab dari penyakit tersebut sepertinya lebih condong ke norma, dan orang bisa membicarakannya dengan bebas sekarang ini.
Namun tidak ada bukti yang kuat mengatakan bahwa penyebaran penyakit seks ini berhubungan dengan aplikasi daring.
Ian Holloway, Ph.D seorang asisten profesor dari Departemen Sosial UCLA yang telah melakukan penelitian mengenai hal ini mengatakan bahwa "Mudah bagi lembaga-lembaga kesehatan untuk menyalahkan perkembangan teknologi aplikasi kencan daring sebagai pemicu naiknya infeksi menular seksual tetapi seungguhnya kita tidak memiliki data yang cukup untuk mendukung anggapan tersebut."
Ditambah lagi, menurut studi tahun 2015 yang diterbitkan di Journal of Sexual Medicine, jumlah penderita PMS yang berasal dari hubungan yang berkomitmen sama besar dengan mereka yang menjalin hubungan tanpa komitmen.
Baca juga: Mitos dan Fakta Seputar Kondom
Malahan, pasangan yang menjalani hubungan tanpa komitmen mungkin akan lebih pintar dalam mencegahnya dengan cara menggunakan kondom dan melakukan tes kesehatan organ seksual.
Fakta juga mengatakan bahwa tidak menggunakan kondom sebagai pengaman merupakan salah satu penyebab kasus penyebaran penyakit menular tinggi.Â
Sebuah laporan dari CDC menyatakan bahwa hanya 1 dari 3 pria yang menggunakan kondom selama hubungan seks terakhir mereka setahun belakangan. Dan baru-baru ini, sebuah survey menemukan bahwa 1 dari 4 pria tidak menggunakan kondom ketika melakukan one-night stand.
Alasan lainnya adalah banyaknya generasi muda yang tidak menyadari pentingnya memproteksi diri dengan kondom, yang mungkin dikarenakan kurangnya perhatian pada edukasi seks untuk kaum muda.
Nyatanya, menggunakan kondom secara benar dan konsisten dapat menjadi tembok penghalang masuknya PMS.
Artinya, walaupun tengah menggunakan kontrasepsi lainnya (seperti pil KB, IUD, koyo, dll), kondom tetap dibutuhkan untuk tetap aman dari PMS sampai benar-benar menemukan pasangan hidup.
Lebih baik lagi jika pasangan menjalani serangkaian tes kesehatan untuk membuktikan bahwa keduanya terbebas dari penyakit menular. Meskipun terlihat sederhana, namun cara ini merupakan cara terbaik untuk memerangi PMS dan mencegahnya semakin merajalela.
Baca juga: Cara Tes Kualitas Kondom