Konsep keperawanan masih menjadi topik yang menarik hingga saat ini. Selain menarik karena pro dan kontra mengenai konsep ini, ternyata ada mitos tentang keperawanan yang tidak boleh Anda percaya lagi, lho...
MASIH banyak orang di Indonesia yang gemas menerka-nerka keperawanan seseorang. Terlebih lagi, masalah keperawanan masih saja menjadi masalah besar saat akan menikah.
Atas landasan itulah, maka banyak orang yang menebak keperawanan seseorang dengan hanya memerhatikan ciri-ciri atau tampilan fisiknya saja.
Banyak orang yang masih salah mengartikan keperawanan. Paham yang sering beredar saat ini adalah wanita yang masih perawan akan mengeluarkan darah ketika berhubungan intim pertama kali.
Padahal, untuk menentukan wanita tersebut perawan atau tidak, tidak cukup dibuktikan hanya dengan adanya darah yang mengalir saat berhubungan intim.
Berikut ini adalah kesalahpahaman mengenai konsep keperawanan atau lebih tepatnya mitos tentang keperawanan.
1. Perawan Itu Selaput Daranya Masih Utuh
Mitos ini menyebabkan asumsi bahwa wanita yang selaput daranya tidak utuh berarti sudah tidak perawan.
Ini adalah asumi yang salah, karena keperawanan wanita tidak bergantung pada tingkat kerapatan selaput dara. Lalu, apakah Anda tahu selaput dara itu letaknya dimana?
Selaput dara terletak pada liang organ seksual wanita, dan kebanyakan memiliki kondisi yang utuh, namun tidak semua wanita yang tidak memiliki selaput dara berarti sudah melakukan hubungan seksual.
Ada banyak hal yang yang bisa menjadi penyebab selaput dara tidak utuh, seperti olahraga berkuda, senam, bersepeda, dan sebagainya. Ada pula wanita yang memang terlahir tanpa selaput dara.
Kesimpulannya, ada atau tidaknya selaput dara wanita tidak mengindikasikan keperawanan.
2. Perawan Akan Mengeluarkan Darah ketika Pertama Kali Berhubungan Seksual
Tidak semua wanita akan mengeluarkan darah ketika pertama kali melakukan hubungan seksual, khususnya, bila selaput dara sang wanita elastis. Selain itu, selaput sara wanita yang robek tidak selalu mengeluarkan darah.
Kesimpulannya, tidak semua perawan akan mengeluarkan darah saat berhubungan seksual pertama kali, karena kondisi selaput dara yang masing-masing wanita berbeda.
3. Kehilangan Keperawanan Pasti Sakit
Bagi wanita yang baru pertama kali berhubungan seksual, ada kemungkinan merasakan sakit ketika penetrasi. Tetapi, rasa sakit tersebut hanya sementara dan akan terasa lebih baik di sesi berhubungan seksual yang berikutnya.
Tapi, ada kalanya wanita dengan selaput dara yang elastis tidak merasakan sakit saat berhubungan seksual.
Selain itu, rasa sakit juga bisa dikurangi atau dihindari dengan menggunakan pelumas untuk kemudahan saat berhubungan seksual.
4. Keperawanan Dapat Dikembalikan dengan Operasi Selaput Dara
Banyak wanita yang ingin mengembalikan selaput daranya agar kembali seperti perawan. Dengan demikian, serangkaian cara perawatan organ intim dilakukan agar hubungan seksual terasa seperti malam pertama lagi.
Tindakan ini sah-sah saja dilakukan, asalkan dipandu oleh ahli ginekolog yang terpercaya. Tapi, harus Anda ketahui, selaput dara asli akan berbeda dengan selaput dara buatan dari hasil operasi yang dilakukan.
Selain itu, dengan kembalinya keutuhan selaput dara, bukan berarti Anda kembali perawan, karena bagaimanapun Anda sudah penrah melakukan hubungan seksual.
Selain empat mitos di atas, masih banyak mitos-mitos yang beredar di masyakat. Biasanya, setiap daerah memiliki mitos-mitos tersendiri yang digunakan untuk menghakimi status keperawanan seseorang.
Perkara wanita masih perawan atau tidak perawan tidak akan bisa dilihat dari bentuk fisiknya atau dilihat secara kasat mata saja.
Sumber:
8 Popular Myths About Virginity We Need To Stop Believing In Right Now. https://www.scoopwhoop.com/Virginity-Myths/. Dilansir dari 4 Desember 2019.