Seksualitas adalah istilah yang seringkali dikaitkan dengan mitos dan kesalahpahaman. Tidak ada teori yang terbukti secara ilmiah dalam urusan seks, terutama ketika membicarakan masalah kepuasan dan preferensi. Tidak ada aturan tertentu karena fisik dan mental dari setiap pasangan tentu berbeda-beda.
SEKS yang ideal untuk Anda dan pasangan belum tentu sama dengan pasangan yang lain, bahkan mungkin preferensi Anda akan terdengar terlalu vulgar dan tidak menarik bagi orang lain. Dari sinilah kemudian muncul mitos-mitos tertentu mengenai seks, di antaranya sebagai berikut:
Berfantasi saat berhubungan seks merupakan kebiasaan buruk
Seks pada manusia bukan hanya tindakan yang terkait dengan tubuh, tetapi juga dengan otak. Apabila dalam berhubungan seks Anda dapat terangsang dan terpuaskan hanya dengan memikirkan pasangan, berarti Anda sangat beruntung.
Akan tetapi berfantasi tentang supermodel untuk menjaga ereksi dan suasana hati ketika berhubungan seks bukanlah pertanda Anda tidak setia kepada pasangan.
Fantasi terbukti memiliki efek positif pada hubungan seksual karena dapat membantu mengeksplorasi kesukaan Anda dan pasangan.
Metode senggama terputus dapat mencegah kehamilan
Banyak orang yang melakukan metode senggama terputus atau metode menarik penis dari vagina sebelum ejakulasi ketika berhubungan seks. Mereka percaya dengan mitos yang mengatakan bahwa cara ini akan membantu mencegah kehamilan.
Sperma tidak hanya dihasilkan saat ejakulasi, melainkan juga pada cairan yang keluar saat berhubungan seks atau yang lebih dikenal dengan istilah pre-cum. Cairan ini mengandung sperma dalam jumlah yang diperlukan untuk masuk ke dinding rahim dan membuahi sel telur.
Kesalahpahaman ini membuat sebagian besar orang mengalami kehamilan yang tidak diinginkan. Ingat, metode senggama terputus bukan merupakan metode pencegahan kehamilan yang aman.
 Baca juga: Masalah Pasutri di Ranjang? Ini Cara Mengatasinya!
Ukuran menentukan kepuasan
Apakah ukuran penting bagi Anda? Sebagian besar orang akan menjawab "ya" pada pertanyaan tersebut. Banyak orang yang berpendapat bahwa ukuran memberikan kontribusi besar bagi kepuasan seksual.
Namun pada kenyataannya ilmu pengetahuan membuktikan bahwa tidak ada penis yang terlalu kecil atau terlalu besar untuk vagina. Stimulasi yang tepat serta aspek emosional adalah kunci dari orgasme yang sempurna.
Dapatkan Zhang Power dengan harga sekitar Rp 130.000; Beli di sini.
Seks yang sempurna selalu berakhir dengan orgasme
Sebuah hubungan seksual tanpa orgasme tidak dianggap sebagai seks yang baik oleh banyak pasangan. Namun ini hanyalah merupakan mitos seksual lainnya karena seks yang sempurna tidak harus selalu berakhir dengan orgasme.
Orgasme adalah puncak kenikmatan biologis, bukan emosional. Kebahagiaan dalam hubungan seks jauh lebih penting dan orang tetap dapat menikmati hubungan seks meskipun tanpa orgasme.
 Baca juga: 15 Kebiasaan Ini Membuat Seksualitas Pasutri Tetap Bergairah