Mengapa Ereksi yang Terlalu Lama Itu Berbahaya?

Ereksi yang tahan lama merupakan keinginan banyak pria karena dapat menciptakan seks yang luar biasa dan membahagiakan pasangan. Namun ternyata, ereksi terlalu lama dapat membawa efek samping, bahkan membahayakan. Mengapa demikian? Simak penjelasan ini agar para pria terhindar dari bahaya ereksi yang terlalu lama.

Ereksi yang tahan lama merupakan keinginan banyak pria karena dapat menciptakan seks yang luar biasa dan membahagiakan pasangan. Namun ternyata, ereksi terlalu lama dapat membawa efek samping, bahkan membahayakan. Mengapa demikian? Simak penjelasan ini agar para pria terhindar dari bahaya ereksi yang terlalu lama. TIDAK heran jika sebagian pria menggunakan obat kuat dan obat tahan lama agar dapat mempertahankan ereksi yang lebih lama dan terhindar dari disfungsi ereksi atau impotensi. Pada dasarnya, ereksi merupakan suatu proses biologis di mana jaringan seperti spons yang berada di penis, mengumpulkan darah dan menahannya dalam waktu tertentu. Proses biologis ini yang membuat batang penis mengeras. Obat tahan lama seperti Viagra memperlebar jaringan darah pada level yang tinggi secara tidak alami agar penis dapat menahan darah dalam jumlah yang lebih banyak. Setelah berhubungan seksual, darah yang terperangkap dan tidak dapat keluar dalam jangka waktu yang terlalu lama akibat dari obat kuat, hal ini menyebabkan sebuah kondisi yang dinamakan priapismusus. Priapismusus adalah suatu kondisi yang tergolong darurat medis bagi pria yang mengalami ereksi lebih atau terlalu lama. Baca juga: Kondisi ini bisa saja berbahaya karena ketika ereksi berlangsung dalam waktu yang terlalu lama, penis bisa saja tidak mendapat pasokan oksigen yang memadai. Bila hal itu terjadi, dalam dua jam saja, penis dapat mengalami cedera dan dalam waktu empat jam, penis akan mengalami kerusakan jaringan. Oleh karena itu, memperhatikan durasi ereksi Anda merupakan hal yang penting untuk menghindari cedera atau bahkan kerusakan jaringan pada penis agar nantinya tidak berakhir pada kondisi yang lebih parah. Meski pun begitu, kasus priapismus pada pria di usia muda yang mengonsumsi obat kuat untuk menghindari disfungsi ereksi atau impotensi, terbilang sedikit. Kasus ini justru lebih banyak terjadi pada pria berusia lebih tua yang menggunakan obat kuat paling ampuh untuk membuat ereksi yang lebih keras dan lama. Obat jenis ini biasanya diinjeksikan langsung ke penis dan dapat menyebabkan impotensi. Pria yang mengonsumsi obat antidepresan dan memiliki kondisi genetik tertentu, seperti mengidap anemia sel sabit, memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami priapismus. Sangat disarankan untuk mengonsultasikan diri ke dokter sebelum menginjeksikan obat-obatan tertentu untuk menghindari efek samping yang membahayakan kondisi tubuh Anda. Baca juga:  Jika Anda masih mengalami ereksi selama sekitar satu sampai dua jam setelah berhubungan seks, Anda tidak perlu panik. Hal ini bisa saja sesuatu yang normal untuk dialami pria dan nantinya penis akan kembali normal secara alami pula.  Bila Anda terlanjur khawatir, lakukan tips menurunkan ereksi ini untuk mengatasinya. Caranya adalah mengompres penis dengan es batu selama sekitar 10 sampai 15 menit. Jika ereksi belum kunjung berkurang maka Anda harus mengambil tindakan yang sedikit lebih jauh, yaitu dengan melarikan diri ke UGD rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis. Dalam kasus UGD, dokter mungkin saja akan mengambil tindakan untuk mengurangi ereksi dengan cara menyedot darah di batang penis dengan jarum suntik, menggunakan obat-obatan, atau bahkan lewat jalur operasi. Ada baiknya Anda memilah-milah obat kuat yang akan Anda konsumsi agar aman dan tidak membawa efek samping yang tidak diinginkan nantinya. Pastikan pula obat kuat tersebut sudah terdaftar di BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) agar terjamin keamanannya.  Dapatkan Bralette Raquel Lingerie Abby Bra dengan harga sekitar Rp 314.000; Beli di sini.

TIDAK heran jika sebagian pria menggunakan obat kuat dan obat tahan lama agar dapat mempertahankan ereksi yang lebih lama dan terhindar dari disfungsi ereksi atau impotensi.

Pada dasarnya, ereksi merupakan suatu proses biologis di mana jaringan seperti spons yang berada di penis, mengumpulkan darah dan menahannya dalam waktu tertentu. Proses biologis ini yang membuat batang penis mengeras.

Obat tahan lama seperti Viagra memperlebar jaringan darah pada level yang tinggi secara tidak alami agar penis dapat menahan darah dalam jumlah yang lebih banyak.

Setelah berhubungan seksual, darah yang terperangkap dan tidak dapat keluar dalam jangka waktu yang terlalu lama akibat dari obat kuat, hal ini menyebabkan sebuah kondisi yang dinamakan priapismusus.

Priapismusus adalah suatu kondisi yang tergolong darurat medis bagi pria yang mengalami ereksi lebih atau terlalu lama.

Baca juga: 6 Kesalahan yang Umum Dilakukan Saat Meminum Obat Kuat Pria

Kondisi ini bisa saja berbahaya karena ketika ereksi berlangsung dalam waktu yang terlalu lama, penis bisa saja tidak mendapat pasokan oksigen yang memadai.

Bila hal itu terjadi, dalam dua jam saja, penis dapat mengalami cedera dan dalam waktu empat jam, penis akan mengalami kerusakan jaringan.

Oleh karena itu, memperhatikan durasi ereksi Anda merupakan hal yang penting untuk menghindari cedera atau bahkan kerusakan jaringan pada penis agar nantinya tidak berakhir pada kondisi yang lebih parah.

Meski pun begitu, kasus priapismus pada pria di usia muda yang mengonsumsi obat kuat untuk menghindari disfungsi ereksi atau impotensi, terbilang sedikit.

Kasus ini justru lebih banyak terjadi pada pria berusia lebih tua yang menggunakan obat kuat paling ampuh untuk membuat ereksi yang lebih keras dan lama. Obat jenis ini biasanya diinjeksikan langsung ke penis dan dapat menyebabkan impotensi.

Pria yang mengonsumsi obat antidepresan dan memiliki kondisi genetik tertentu, seperti mengidap anemia sel sabit, memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami priapismus.

Sangat disarankan untuk mengonsultasikan diri ke dokter sebelum menginjeksikan obat-obatan tertentu untuk menghindari efek samping yang membahayakan kondisi tubuh Anda.

Baca juga: Obat Kuat Pria Juga Ada Efek Sampingnya

Jika Anda masih mengalami ereksi selama sekitar satu sampai dua jam setelah berhubungan seks, Anda tidak perlu panik.

Hal ini bisa saja sesuatu yang normal untuk dialami pria dan nantinya penis akan kembali normal secara alami pula.

Bila Anda terlanjur khawatir, lakukan cara menurunkan ereksi ini untuk mengatasinya. Caranya adalah mengompres penis dengan es batu selama sekitar 10 sampai 15 menit.

Jika ereksi belum kunjung berkurang maka Anda harus mengambil tindakan yang sedikit lebih jauh, yaitu dengan melarikan diri ke UGD rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis.

Dalam kasus UGD, dokter mungkin saja akan mengambil tindakan untuk mengurangi ereksi dengan cara menyedot darah di batang penis dengan jarum suntik, menggunakan obat-obatan, atau bahkan lewat jalur operasi.

Ada baiknya Anda memilah-milah obat kuat yang akan Anda konsumsi agar aman dan tidak membawa efek samping yang tidak diinginkan nantinya.

Pastikan pula obat kuat tersebut sudah terdaftar di BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) agar terjamin keamanannya.

Mengapa Ereksi yang Terlalu Lama Itu Berbahaya?

Dapatkan Dr. Boyke Wish ProLQ Kapsul dengan harga sekitar Rp 170.000; Beli di sini.

Kembali ke blog

Tulis komentar

Ingat, komentar perlu disetujui sebelum dipublikasikan.

Produk Rekomendasi

Tutup

Artikel terkait