nHanya dengan melalui sentuhan lembut dari pasangan kita saja, rasanya sudah bisa membuat getaran yang berbeda ke sekujur badan. Dan apabila sentuhan tersebut dilakukan secara berulang, maka efeknya akan membuat ritme tubuh berbeda dan nafas pun menjadi seolah tak teratur. Hal tersebut tentu akan terasa secara tak disadari sebelum akhirnya berakhir pada orgasme.
PARA peneliti di Northwestern University menyimpulkan bahwa orgasme dapat terasa nikmat karena adanya hasil stimulasi hubungan seksual yang dikirimkan dari otak dan mendadak menutup seluruh bagian kesadaran tubuh kita untuk fokus pada sensasi seksual yang dirasakan.Â
Â
Baca Juga: Ladies, Ini Caranya Menemukan G-Spot Anda!Â
Â
"Seks adalah sumber kenikmatan yang menghubungkan antara sensasi dan emosi. Dan hal itulah yang mengubah tingkat kesadaran seseorang" Ungkap Adam Safron, seorang penulis studi, ahli saraf, dan kandidat Doktor di Fakultas Psikologi Program Brain Behavior Cognition di Weinberg College of Arts and Sciences at Northwestern.
Selama melakukan seks, otak kita bertindak layaknya pusat kenikmatan. Berbagai saraf yang terhubung dengan organ intim dan otak, mereka saling berkomunikasi satu sama lain, untuk mengirimkan sinyal sensasi yang dialami saat hubungan intim dilakukan.
Sinyal kenikmatan seksual mengalir deras pada otak dengan gelombang yang dinamakan neurochemical atau unsur kimia yang mengirimkan pesan-pesan berupa emosi, perasaan dan cinta. Tingkat kenikmatan yang kita rasakan tersebut terhubung dengan unsur kimia, yang selanjutnya dapat digunakan untuk mengukur intensitas orgasme yang kita alami. Dan area otak yang merasakan dampak dari stimulasi hubungan seksual tersebut beberapa diantaranya adalah amygdala, pangkal accumbens, ventral tegmental area (VTA), otak kecil bagian belakang dan kelenjar bawah otak.
Dalam sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Socioaffective Neuroscience & Psychology, yang dituliskan oleh Safron dan rekannya Victoria Klimaj, terlihat bahwa ritme aktivitas hubungan seksual sangat mempengaruhi ritme otak, terutama sistem saraf kita. Dan hal inilah yang mengawali penyamaan aktivitas saraf yang dikenal dengan istilah neural entrainment.
Akhirnya, jika stimulasi tersebut berlanjut cukup lama, maka penyamaan aktivitas tersebut dapat disebarkan melalui otak, sehingga kita menjadi lebih fokus pada sensasi tersebut. Jika stimulasi seksual sudah masuk ke otak, maka fokus tersebut akan melanjutkan kerjanya pada tingkat kesadaran seseorang.
"Para peneliti sangat terkejut melihat keterkaitan antara klimaks seksual dan aktivitas yang berhubungan dengan musik dan dansa. Pada ketiga aktivitas tersebut ritme yang dihasilkan saraf sangatlah tinggi, sehingga menghasilkan ledakan sensasi yang luar biasa, sesaat setelah adanya stimulasi yang dilakukan.
Safron percaya bahwa kekonsistenan reaksi sistem saraf dapat memicu evolusi otak, karena melalui rangsangan seksual secara alami otak mengatakan untuk terus berhubungan intim dengan pasangan Anda, karena hanya stimulasi seks tertentu dia dapat memenuhi hasrat seksual Anda, sehingga keterikatan batin antara Anda dan pasangan Anda pun akan semakin terjalin dengan baik.
"Sebelum penelitian ini dilakukan, sebenarnya kita sudah mengetahui kondisi otak saat mengalami orgasme, dan kita juga sudah mengetahui lebih banyak lagi seputar pengaruh hormon dan faktor saraf yang berkaitan dengan orgasme, tapi sayangnya kita belum mengetahui kenapa seks dan orgasme sangat menyempurnakan semuanya," Ujar Safron.
So, bagaimana? Sudahkah Anda merasakan seks dan orgasme yang sempurna? Jika belum, segera ciptakan momen tersebut dengan pasangan Anda, agar hubungan Anda dan pasangan Anda semakin terjalin dengan baik dari hari ke hari.Â
Baca Juga: 6 Manfaat Orgasme Wanita Bagi Kesehatan!Â
Â