Hati-hati, Anda Mungkin Tertular Penyakit Seksual Tanpa Anda Sadari!

Saat ini, Anda mungkin sedang berbangga diri karena yakin tidak mungkin memiliki ciri ciri penyakit menular seksual. Tapi, bagaimana jika penyakit itu ada dalam tubuh Anda tanpa menimbulkan pertanda apapun?

MESKIPUN Anda tidak mengalami gatal dan luka di bagian organ vital, bau tidak sedap juga tidak terdeteksi serta tidak merasakan sakit saat buang air kecil, bukan berarti Anda tidak perlu memeriksakan diri ke dokter.

Anda mungkin saja mengidap penyakit seksual tanpa mengalami ciri ciri penyakit menular seksual.

Terkadang, gejala dari penyakit seksual sangat ringan dan dapat dianggap sebagai gejala penyakit lainnya, bahkan terkadang penyakit seksual tidak menunjukkan gejala apapun. Lalu, apa yang harus dilakukan?

Berkonsultasi Dengan Dokter Anda

Infeksi dapat terjadi di manapun seperti di kulit, mulut atau saluran pencernaan dan seringkali itu tidak terdeteksi. Begitu pula dengan infeksi di alat kelamin, mungkin saja infeksi sudah terjadi namun tidak terasa.

Satu-satunya cara untuk mengetahuinya adalah dengan memeriksakan diri dan berkonsultasi dengan dokter atau perawat mengenai kesehatan seksual Anda.

Wanita biasanya akan berkonsultasi mengenai ciri ciri penyakit menular seksual dengan dokter kandungan, namun sebenarnya baik pria maupun wanita dapat membicarakan hal ini dengan dokter umum.

Mengapa Anda harus tahu?

Penyakit menular seksual (PMS) cukup sering terjadi. Selain itu, umumnya lebih dari setengah jumlah orang dewasa akan memilikinya dalam hidup mereka.

Jika Anda tidak melakukan pemeriksaan, ada kemungkinan Anda akan menularkannya kepada orang lain. Meskipun Anda tidak memiliki gejala, PMS tetap berbahaya bagi kesehatan Anda dan pasangan Anda.

Beberapa PMS seperti klamidia dan gonore dapat menyebabkan infertilitas atau kemandulan.

Hal ini terutama berlaku untuk wanita. Penyakit tersebut dapat menyebabkan penyakit radang panggul (PID), infeksi rahim, dan organ reproduksi lainnya. PID dapat meningkatkan risiko wanita untuk hamil ektopik atau hamil di luar rahim.

Jenis PMS lainnya seperti sipilis dan HIV bahkan bersifat mematikan. Jika tidak diobati, sipilis dapat merusak otak, sistem saraf dan jantung. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui ciri-ciri penyakit sipilis.

Beberapa jenis HPV tertentu dapat menyebabkan kanker serviks pada wanita, kanker penis pada pria dan kanker anus pda pria dan wanita.

Kapan Harus Melakukan Pemeriksaan?

Menurut para ahli, seberapa sering Anda harus melakukan pemeriksaan akan tergantung pada beberapa hal, yaitu:

  • Usia
  • Jenis kelamin (wanita akan diperiksa lebih sering daripada pria karena risiko infertilitas yang lebih tinggi)
  • Ketika Anda memiliki lebih dari satu pasangan dalam hubungan seksual atau ketika Anda memiliki pasangan seks baru.
  • Jika Anda sedang hamil
  • Jika Anda adalah seorang pria yang melakukan hubungan seks dengan pria
  • Jika Anda melakukan hubungan seks yang tidak aman (tidak menggunakan kondom atau yang memaparkan Anda dengan darah, air mani atau cairan vagina pasangan)
  • Jika Anda berbagi persediaan obat suntikan

Jika Anda belum pernah melakukan pemeriksaan namun telah aktif secara seksual, maka Anda sebenarnya bisa saja sudah terpapar PMS bertahun-tahun yang lalu dan Anda mungkin telah memaparkannya pada orang lain.

Prosedur pemeriksaan juga mungkin akan berkala pada 1 hingga 3 bulan tergantung dengan kondisi Anda.

Pemeriksaan Penyakit Menular Seksual

Jenis PMS yang berbeda memerlukan prosedur pemeriksaan yang berbeda pula. Pastikan Anda benar-benar memberitahu apa saja aktivitas seksual yang telah Anda lakukan.

Ingatlah untuk selalu jujur kepada dokter Anda, karena itu akan menjadi pertimbangan dokter untuk mengambil langkah selanjutnya.

Anda mungkin perlu memberikan sampel darah atau urin, atau sampel cairan dari daerah genital atau mulut Anda. Cara mengatasi penyakit menular seksual akan lebih mudah ketika pemeriksaan yang diperlukan telah dilakukan.

Dokter biasanya akan memeriksa semua area tubuh yang berpotensi terpapar dampak penyakit.

Misalnya, jika Anda melakukan anal seks, maka dokter akan memeriksa bagian rektum. Jika Anda melakukan oral seks, maka bagian tenggorokan akan diperiksa.

Jangan berasumsi bahwa satu tes yang ada jalani berlaku untuk semua penyakit menular seksual. Anda harus bilang kepada tenaga medis Anda tes penyakit apa yang ingin Anda jalani.

Sumber:

Could I Have an STD and Not Know It?. https://www.webmd.com/sexual-conditions/features/could-you-have-std-not-know#1. Dilansir dari 14 Oktober 2019.

Kembali ke blog

Tulis komentar

Ingat, komentar perlu disetujui sebelum dipublikasikan.

Produk Rekomendasi

Tutup

Artikel terkait