Penyakit seksual memang bisa menular melalui hubungan intim. Lalu, bagaimana jika melalui mulut, seperti seks oral? Bisakah menularkan penyakit?
BEBERAPA penyakit seksual memang lebih berisiko menular melalui mulut dibanding cara penularan yang lain, sehingga penting untuk mengetahui penyakit apa yang harus diperhatikan, bagaimana penularannya, dan apakah bisa diobati atau tidak.
Berikut adalah beberapa penyakit seksual menular lewat mulut yang disebabkan oleh bakteri dan cara menghindari penyakit menular seksual.
Herpes oral
Menurut American Sexual Health Association, banyak penderita yang tertular penyakit ini karena mendapatkan ciuman dari anggota keluarga atau teman yang terinfeksi HSV-1 (Herpes Simplex Virus-1), bahkan tidak menutup kemungkinan penderitanya adalah anak-anak.
Infeksi dapat ditularkan melalui kontak langsung antara kulit yang terluka di area infeksi. Herpes genital biasanya disebabkan oleh HSV-2 dan dapat disebabkan oleh HSV-1. Herpes genital memengaruhi area vagina, renal, dan dubur. Herpes oral dapat ditularkan ke jaringan genital, bahkan ketika pembawa tidak memiliki gejala.
Herpes menyebabkan mulut melepuh dengan variasi warna dan tampilan, timbul rasa nyeri, berbintik, nanah, dan sebagainya. Untungnya, herpes oral biasanya sembuh dalam 7 hingga 10 hari. Beberapa pasien juga mengalami demam atau gejala lainnya.
Gonore
Mempengaruhi jaringan mulut dan tenggorokan, gonore oral ditularkan melalui kontak dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi. Ejakulasi tidak perlu terjadi agar bisa diteruskan; kontak kulit saja sudah cukup untuk memindahkan bakteri penyakit menular seksual.
Gejala penyakit seksual menular dari mulut gonore termasuk sensasi terbakar dan rasa sakit di mulut dan tenggorokan pasien, disertai dengan kelenjar bengkak dan bintik-bintik putih pada jaringan. Dokter akan memeriksa kondisi tenggorokan untuk menguji penyakit ini. Jika sudah terdiagnosa, dokter akan memberikan antibiotik.
Sifilis
Infeksi bakteri ini ditularkan melalui kontak seksual dengan area yang terinfeksi yang memiliki satu atau lebih lesi (luka keropeng). Luka biasanya ada di sekitar area genital, dubur, bibir atau mulut, dan didapat saat orang sehat terpapar kontak langsung dengan virus si penderita.
Pasien sering mengalami luka kulit yang keras, tidak gatal, di jaringan mulut atau area genital. Penderita sifilis pada tahap selanjutnya dapat mengalami pertumbuhan non-kanker atau ruam di mulut, mirip dengan yang terjadi pada telapak tangan, telapak kaki, dan vagina.
Virus Epstein Barr (EBV)
Peneliti medis telah menemukan virus seperti EBV dapat ditularkan melalui mulut. Penyakit ini ditularkan melalui kontak dengan cairan tubuh dari orang yang terinfeksi. Penularan melalui air liur atau berciuman adalah cara terinfeksi yang paling umum. Sebaiknya, hindari berciuman dengan siapa pun yang terpapar EBV untuk menghindari infeksi.
Gejala oral EBV adalah mononukleosis atau perkembangan leukoplakia berbulu di mulut, yang nampak mirip dengan oral thrush (kandidiasis). Penyakit ini menghasilkan bercak putih pada membran mulut yang sakit saat disentuh dan sulit dihilangkan.
Sitomegalovirus (CMV)
CMV adalah penyakit lain yang menginfeksi setengah dari orang dewasa yang berusia lebih dari 40 tahun. Selain penularan melalui aktivitas seksual, CMV juga sering ditularkan melalui kontak dengan cairan tubuh termasuk air seni, air liur, air mata, dan air susu ibu. Penyakit ini juga dapat ditularkan dari bayi ke pengasuh dewasa.
Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah memiliki risiko tertinggi untuk CMV, dan daat menyebabkan bisul di selaput lendir jaringan mulut. Untuk mengurangi paparan CMV, para ahli kesehatan merekomendasikan untuk mencuci tangan secara teratur, terutama setelah mengganti popok anak-anak.
Hepatitis
Ada tiga bentuk penyakit ini: hepatitis A, B, dan C. Vaksinasi dapat melindungi pasien terhadap A dan B, tetapi tidak tersedia untuk C. Hepatitis A dan C dapat ditularkan melalui seks oral atau mulut, walaupun faktor risikonya rendah.
Orang dewasa dengan hepatitis bisa menjadi kandidat untuk kanker mulut, yang menyebabkan luka dan lesi yang tidak menyakitkan di mulut, tenggorokan yang merah, bengkak, dan sakit, serta kesulitan menelan.
Perawatan Mulut
Penyakit seksual menular dari mulut memerlukan pemeriksaan dari seorang profesional yang akan merujuk Anda ke dokter untuk perawatan terbaik. Bila perlu berkumur-kumurlah dengan obat kumur khusus yang dianjurkan oleh para ahli gigi untuk mencegah sariawan, dan membersihkan gigi tiruan serta mencegah iritasi mulut.
Dalam kebanyakan kasus, mempertahankan kebiasaan baik menjaga kebersihan gigi dan mulut dapat menjadi salah satu cara menghindari penyakit menular seksual dari mulut.
Sumber:
STDs Of The Mouth: Types, Transmission, Treatment & Related Conditions. https://www.colgate.com/en-us/oral-health/conditions/hiv-aids-and-stds/stds-and-related-conditions Dilansir dari 4 Juni 2019.