Disfungsi Seksual Pada Wanita, Apa Itu?

Siapapun dapat mengalami disfungsi seksual, termasuk wanita, namun apakah Anda tahu tentang disfungsi seksual pada wanita?

Disfungsi Seksual Pada Wanita, Apa Itu?

KONSEP disfungsi seksual pada wanita bervariasi dan mungkin menjadi sebuah kontroversi terutama yang disebabkan karena aspek biologis. Asosiasi Psikologi Amerika (APA) mengklasifikasikan disfungsi seksual pada wanita masuk ke dalam gangguan kejiwaan:

  • Hilangnya hasrat atau gairah seksual
  • Rasa tidak nyaman saat melakukan hubungan seksual
  • Berkurangnya aliran darah menuju vagina
  • Trauma yang berhubungan dengan kegiatan seksual
  • Ketidakmampuan mencapai orgasme

Secara historis, para psikiatris dan terapis seks telah mendiagnosis dan mengobati kelainan ini dalam banyak kasus. Namun sayangnya catatan mengenai kasus disfungsi seksual pada wanita sangat terbatas.

Pakar urologi dan ginekologi saat ini mengobati para wanita yang mengalami masalah seksual yang diakibatkan dari kondisi medis yang menyebabkan menurunnya aliran darah ke area panggul dan vagina juga karena adanya kerusakan saraf.

Saat ini para urologis, ilmuwan perilaku dan psikolog tengah mencari alasan medis, budaya, psikologis, dan alasan lain yang berkaitan dengan disfungsi seksual pada wanita atau mungkin lebih tepatnya adalah rasa ketidakpuasan seksual pada wanita yang menekankan pada pendidikan dan komunikasi antar pasangan.

Baca juga : 7 Faktor Psikis Penyebab Sulit Orgasme pada Wanita

Survei yang dilakukan pada wanita menunjukkan bahwa terapi lebih baik difokuskan pada aspek kebutuhan fisiologis supaya wanita dapat merasakan seks yang menyenangkan dari pada aspek medis saja.

Menurut pendapat ini menunjukkan bahwa rasa tidak puas wanita pada seks menunjukkan adanya masalah keintiman pada pasangan atau pasangan telah gagal membentuk komunikasi yang baik.

Model yang berguna untuk mengeskplorasi gangguan respon seksual pada wanita mempertimbangkan banyak hal seperti masalah budaya, inovasi, psikis, medis dan fisiologis.

Pada beberapa wanita, disfungsi atau ketidakpuasan seksual didefinisikan sebagai hilangnya ketertarikan pada seks (libido rendah) dan ketidakmampuan untuk terangsang juga mengalami orgasme wanita saat melakukan hubungan seksual.

Sebagian hal ini disebabkan oleh pasangan yang tidak mengetahui perihal anatomi wanita sehingga tidak mampu menemukan cara untuk membuat wanita terangsang dan hanya mengandalkan obat kuat saja.

Baca juga : Apakah Wanita Juga Butuh Viagra?

Pada sebagian kasus, disfungsi seksual pada wanita disebabkan karena adanya masalah fisiologis yang mengganggu masalah sensitivitas. Pada saat ini, konsep mengenai disfungsi seksual pada wanita atau ketidakpuasan tetap tidak dapat didefinisikan dengan baik.

Insiden dan prevalensi difsungsi ereksi pada wanita

Tidak adanya data empiris yang dapat diandalkan ditambah dengan definisi disfungsi seksual pada wanita yang tidak dapat didefinisikan dengan tepat ini menyebabkan ketidakjelasan mengenai prevalensi disfungsi seksual pada wanita.

Sementara pada sebuah penelitian menunjukkan adanya prevalensi antara masalah disfungsi seksual pada wanita kaukasia dan wanita yang berpendapatan rendah, namun penelitian ini mendapatkan banyak penolakan karena tidak cukupnya pengujian yang dilakukan.

Survei yang dilakukan oleh asosiasi tenaga medis amerika pada tahun 1999 mengindikasi bahwa disfungsi seksual setidaknya memengaruhi sekitar 43% wanita di Amerika Serikat.

Usia mungkin bukan menjadi faktor yang signifikan karena wanita berusia di bawah 20 tahun dan di atas 50 tahun memang memiliki isu pada orgasme wanita, masalah gairah seksual, dan ketidakpuasan.

Bagaimana pun fakta menunjukkan bahwa masalah disfungsi seksual lebih banyak dialami oleh wanita yang sudah menopause ketika tingkat hormon menurun dan terdapat masalah di area vaskuler. Penggunaan obat kuat pada usia ini dapat diambil jika diperlukan.

Siklus respon seksual wanita

Definisi klinis mengenai siklus respon seksual pada wanita terdapat empat tahap gairah seksual, yang ditandai oleh perubahan psikologis dan fisiologis.

Tahap pertama adalah kegembiraan yang dapat dipicu oleh stimulasi psikologis atau fisik dan ini ditandai dengan adanya perubahan emosional, meningkatnya detak jantung, napas tidak teratur, pembengkakan vagina dan keluarnya pelumas dari vagina karena adanya peningkatan aliran darah.

Kegembiraan yang semakin memuncak disebut dengan plato, ini juga merupakan tahap kedua. Pembengkakan vagina, meningkatnya detak jantung, dan ketegangan otot, dapat berlanjut selama stimulasi rangsangan berlanjut.

Payudara membesar, puting susu menegang dan rahim turun. Tahap ketiga adalah orgasme, yang melibatkan pengetatan otot vagina, anal dan abdomen, hilangnya kontrol yang tidak disengaja, dan kenikmatan yang intens.

Tahap terakhir adalah resolusi yang melibatkan menurunnya aliran darah ke vagina, mengendurnya payudara dan puting, penurunan detak jantung, pernapasan, dan tekanan darah. Siklus respon seksual pada wanita mungkin akan sulit dialami oleh mereka yang mengalami masalah disfungsi seksual.

Beberapa wanita mungkin mengalaminya namun dengan tahap yang tidak seharusnya dari tahap pertama langsung ke tahap ketiga atau keempat atau bahkan tidak mencapai tahap terakhir.

Baca juga : Ini Bedanya Gairah Seksualitas Wanita dengan Pria

Kembali ke blog

Tulis komentar

Ingat, komentar perlu disetujui sebelum dipublikasikan.

Produk Rekomendasi

Tutup

Artikel terkait