Seks yang terlihat kasar dan agresif atau BDSM belakangan semakin populer seiring dengan kemunculannya dalam film Fifty Shades. Namun, apakah BDSM merupakan sesuatu yang menyimpang atau hanya sekedar preferensi seks biasa?
BDSM mungkin bukan lagi hal asing untuk Anda dengar. Buku terkenal yang menunjukkan lifestyle dalam melakukan hubungan intim ini adalah seri Fifty Shades of Grey karya E.L James. Namun apa itu BDSM sebenarnya, dan benarkah BDSM sebuah penyimpangan seksual?
BDSM sendiri adalah singkatan dari ‘bondage and discipline’, ‘dominance and submission’, serta ‘sadism and masochism’. Dalam praktek BDSM, salah satu pasangan akan berperan sebagai yang dominan, dan submisif.
Pasangan yang dominan biasanya akan ‘mendisplinkan’ pasangan submisifnya dengan hukuman seperti pukulan dan cambukan. Mungkin terdengar menakutkan bagi Anda yang lebih suka vanilla sex (seks konvensional).Â
Namun bagi beberapa orang, terutama yang memiliki lifestyle BDSM, memberikan rasa sakit (sadism) atau menerimanya (masochism) malah memberi rangsangan seksual tersendiri.
Di sisi lain, tidak hanya dikenal dengan melakukan seks yang berbahaya, BDSM juga terkenal dengan alat bantu seks yang beragam dan mungkin terdengar seram. Dari yang cukup biasa seperti tali dan borgol, sampai cambuk, rantai, dan kalung hewan.
Sekilas, praktek BDSM memang terlihat berbahaya. Namun ternyata, banyak persiapan dan persetujuan yang harus dilakukan kedua belah pihak sebelum melakukan hubungan seks.
Sebelum melakukan hubungan intim, pasangan yang akan melakukan BDSM pun juga akan saling membuat perjanjian tentang apa yang disukai dan tidak disukai. Keduanya juga bisa membuat batasan tertentu tentang perilaku apa yang boleh dilakukan, dan seberapa jauh itu boleh dilakukan.Â
Menurut orang-orang dalam komunitas BDSM, ternyata banyak hal yang harus dipertimbangkan sebelum melakukan hubungan intim, tidak semudah yang ditunjukkan oleh film dan cerita yang dikenal banyak orang.
Baca juga: 7 Jenis Preferensi Seksual yang Harus Anda Tahu
Sebagai bentuk pengamanan juga, pasangan yang biasa melakukan BDSM akan mempunyai safeword atau ‘kata pengaman’. Safeword sendiri merupakan kata apapun yang akan diucapkan oleh pihak submisif untuk memperingatkan pihak dominan jika rasa sakit sudah tidak lagi merangsang atau menjurus berbahaya.
Alat bantu seks BDSM, cara berhubungan seks, atau mungkin hal penting seperti safeword mungkin sudah pernah Anda ketahui. Namun, ternyata unsur BDSM yang sering banyak dilupakan adalah aftercare atau merawat pasangan setelah melakukan seks dengan cara BDSM tersebut.
Maka dari itu, tahap aftercare sangatlah penting. Dalam tahap ini, pasangan dapat saling menceritakan apa yang ia nikmati selama melakukan hubungan seks, atau mengungkapkan apa yang dirasa tidak memberi kenikmatan seksual.Â
Melakukan BDSM akan memberi efek intens atau emosional pada perasaan seseorang. Tidak heran, karena pihak submisif memiliki peran untuk mematuhi perintah dan menerima perlakukan dari pihak dominan.
Orang yang menjadi pihak submisif biasanya lebih emosional. Karena itu memberi kasih sayang serta perhatian dalam tahap ini akan memberi efek baik bagi Anda berdua.
Eve Strip Me Lace Stocking, Rp 45.200,- ; Beli di sini
Selain meningkatkan rasa percaya terhadap satu sama lain, bentuk perhatian juga dapat membuat hubungan lebih dekat dan intim. Seorang submisif dapat memercayai pasangannya untuk tidak benar-benar menyakitinya dan hanya memberi kenikmatan seksual.
Sedangkan seorang dominan akan merasa lebih dekat dengan pasangannya karena telah diberikan rasa kepercayaan, dan merasa dapat merawat pasangannya dengan baik.
Orang orang dalam komunitas BDSM juga menyayangkan tentang penggambaran BDSM di media. BDSM sering dikira sebagai cara satu pihak menunjukkan agresi dan kekerasan tanpa memikirkan pasangannya, padahal hal ini sama sekali tidak benar.
Persepsi bahwa orang yang menyukai BDSM memiliki masalah mental atau melakukan tindakan penyimpangan seksual juga sering tidak benar dengan kenyataannya.
BDSM bagi para penikmatnya merupakan salah satu cara dalam kehidupan seksual untuk ia dan pasangannya meningkatkan rasa percaya dan keintiman dalam hubungan. Â