Pada era modern saat ini masih saja banyak mitos yang beredar di masyarakat – termasuk dalam hal mencegah kehamilan. Menerapkan keluarga berencana dengan menggunakan alat kontrasepsi yang cocok untuk Anda akan lebih efektif dibandingkan mempercayai mitos yang beredar.
SEBAGIAN besar orang biasanya akan mendapatkan informasi mengenai kehamilan dan KB bukan dari dokter, melainkan dari teman atau orang lain yang sepantaran dengan Anda. Anda mungkin mendapatkan informasi yang bermanfaat dari mereka – namun ada juga informasi salah yang beredar di luar sana. Dan rumor yang beredar ini tidak bisa dihentikan dengan mudah – beberapa rumor dan mitos bahkan sudah ada selama beberapa generasi! Berikut ini adalah beberapa rumor dan mitos yang beredar di masyarakat mengenai kehamilan dan KB dimana sebenarnya itu hanya kebohongan semata.
Mitos 1: wanita tidak bisa hamil jika dirinya tidak mengalami orgasme
Kehamilan terjadi ketika sperma dari laki-laki membuahi telur dari wanita. Ini akan selalu terjadi meskipun wanita mengalami orgasme atau tidak.
Mitos 2: pria tidak dapat membuat wanita hamil jika dirinya tidak mengalami orgasme
Tidak mungkin seorang pria akan dapat membuat wanita hamil jika dia tidak mengalami orgasme atau ejakulasi – atau jika dia menarik keluar sebelum ia mencapai orgasme – tapi semua itu tidak ada yang pasti dan selalu mungkin. Pria seringkali mengeluarkan semen (air mani) sebelum mereka mengalami ejakulasi. Terkadang istilah ini disebut dengan pre-cum. Air mani ini tetap mengandung sperma dan tentu saja dapat membuat wanita hamil.
Baca juga: Senggama Terputus untuk Mencegah Kehamilan? Ini Mitos & Faktanya
Mitos 3: wanita tidak bisa hamil ketika dia melakukan seks pertama kali
Wanita yang sedang dalam masa subur dapat langsung hamil meskipun dia melakukan seks untuk pertama kalinya, terlepas dari usia dan sejarah seks yang dimiliki oleh wanita itu sendiri.
Mitos 4: wanita tidak bisa hamil jika dia membersihkan vagina setelah seks
Membersihkan atau membilas vagina setelah melakukan hubungan seks sangat tidak ada hubungannya pada mencegah kehamilan. Setelah berhubungan seks, sperma akan masuk ke dalam leher rahim dimana letaknya tidak bisa dijangkau saat anda membilas atau membersihkan vagina.
Mitos 5: kehamilan tidak dapat terjadi ketika melakukan dengan posisi berdiri atau woman on top
Posisi saat melakukan seks tidak memiliki perbedaan yang berarti untuk mendapatkan kehamilan. Ketika pria memberikan sperma ke dalam vagina wanita, maka secara alami sperma akan masuk ke dalam leher rahim dan kemudian ke rahim – dan apakah dengan posisi wanita di atas, berbaring atau berdiri di atas kepala, itu benar-benar tidak akan membuat banyak perbedaan.
Mitos 6: kehamilan tidak dapat terjadi jika pasangan melakukan hubungan seks pada hari saat wanita sedang “aman”
Selama setiap wanita memiliki siklus menstruasi yang berbeda, maka adalah hal yang sulit untuk memprediksi kapan hari “aman” ini terjadi. sperma dapat bertahan selama beberapa hari di dalam rahim wanita, jadi Anda dan pasangan yang melakukan hubungan di hari “aman” wanita, dan tetap akan beresiko hamil.
Mitos 7: Pil KB akan lebih efektif jika Anda sedini mungkin mengonsumsinya
Hal ini akan tergantung kapan Anda mulai minum pil KB, mungkin saja itu akan memakan waktu selama satu siklus menstruasi penuh sebelum Anda dapat mengandalkan pil KB untuk mencegah kehamilan. Anda harus menemukan metode kontrasepsi lainnya untuk bisa mengontrol kehamilan.
Mitos 8: pil KB hanya bisa dikonsumsi dalam waktu terbatas
Pada wanita normal dan sehat, penggunaan kontrasepsi pil KB bisa digunakan selama dirinya masuk masa pubertas hingga masuk masa menopause, dan keefektifan pil KB ini tidak akan berkurang seiring dengan berjalannya usia.
Mitos 9: pil KB membuat Anda gemuk
Penelitian menunjukkan bahwa alat kontrasepsi oral seperti Pil KB tidak akan menyebabkan kenaikan berat badan yang signifikan. Jadi Anda tenang saja saat merencanakan keluarga berencana dan jangan takut gemuk.
Baca juga: Pil KB Sebabkan Vagina Gatal?
Mitos 10: pil KB dapat menyebabkan kanker
Secara umum, pil KB justru bisa menurunkan resiko kanker. Kontrasepsi pil KB memang mampu menyebabkan resiko kanker payudara pada wanita di bawah usia 35 tahun, namun resikonya sangatlah kecil. Namun ada hal yang lebih penting, yaitu pil KB dapat menurunkan resiko penyakit kanker usus dan kanker rahim lebih dari 50 persen, manfaatnya bahkan akan tetap Anda dapatkan saat Anda tidak mengonsumsinya lagi.
Mitos 11: peralatan kontrasepsi intrauterine dapat menyebabkan kemandulan
Jika wanita memiliki Penyakit Menular Seksual (PMS), peralatan kontrasepsi intrauterine dapat membantu mengatasinya dengan cara dimasukan ke dalam rahim dan tuba falupi, dimana hal itu bisa menyebabkan kemandulan. Namun itu hanya akan terjadi jika wanita memiliki PMS. Selama wanita tidak mengalami PMS maka peralatan tersebut tidak akan beresiko menyebabkan kemandulan. Pada pasangan yang tidak memiliki PMS dan mereka adalah pasangan monogamy (alias mereka tidak melakukan hubungan seks dengan orang lain), penggunaan peralatan tersebut akan sangat efektif sebagai alat kontrasepsi.
Mitos 12: penggunaan kontrasepsi mencegah terjadinya penyakit menular seksual (PMS)
Satu-satunya alat kontrasepsi yang menawarkan hal tersebut adalah kondom. Meskipun ada alat lainnya seperti diafragma, tidak bisa menjamin bakteri keluar dari vagina, dan pil KB serta peralatan kontrasepsi intrauterine tidak bisa melindungi Anda dari PMS.
Mitos 13: menggunakan plastic wrap atau kantong plastik lainnya sama baiknya dalam keadaan darurat
Istilah “membungkus” dapat dideskripsikan sebagai kondom – namun itu bukan berarti Anda bisa membungkus dengan menggunakan apapun. Ini bukan seperti ketika Anda memiliki makanan sisa dan Anda bisa membungkusnya dengan plastic wrap, alumunium foil dan lainnya. kondom adalah satu-satunya benda yang dapat membungkus penis untuk membantu mencegah kehamilan atau menularnya PMS.
Mitos 14: menggunakan dua kondom lebih baik dari pada satu kondom
Menggunakan kantong plastik double hanya efektif saat Anda berbelanja di toko kelontong, bukan di tempat tidur. Menggunakan dua kondom bahkan dapat membuat kondom lepas karena tidak pas di penis. Menggunakan satu kondom akan selalu lebih baik dari pada dua.